Jumat, Februari 26, 2010

Al Khansa --> "Ibu Para Suhada"

Baitijannati. Namanya adalah Tamadhar binti Amru bin al-Haris bin asy-Syarid, seorang wanita penyair yang tersohor. Karena kemampuannya sebagai penyair, dikatakan, “Telah dikumpulkan para penyair dan ternyata tidak didapatkan seorang wanita yang lebih ahli tentang syair daripada Khansa”.

Khansa’ mendatangi Rasulullah saw bersama kaumnya dari Bani Salim, kemudian mengumumkan ke-Islamannya dan menganut aqidah Islam. Dialah wanita yang amat baik keislamannya sehingga menjadi lambang yang cemerlang dalam keberanian, kebesaran jiwa dan merupakan perlambang kemuliaan bagi sosok wanita muslimah.
Khansa’ juga memiliki kedudukan dan prestasi jihad yang mengagumkan dalam berpartisipasi bagi Islam dan membela kebenaran. Khansa’ turut menyertai peperangan-peperangan bersama kaum muslimin dan menyertai pasukan mereka yang memperoleh kemenangan.

Ketika Mutsanna bin Haritsah asy-Syaibani berangkat ke Qadisiyah di masa Amirul Mukminin Umar bin Khaththab ra, Khansa’ berangkat bersama keempat putranya untuk menyertai pasukan tersebut.

Di medan peperangan, di saat malam ketika para pasukan sedang siap berperang satu sama lain, Khansa’ mengumpulkan keempat putranya untuk memberikan petuah dan bimbingan kepada mereka dan mengobarkan semangat kepada mereka untuk berperang dan agar mereka tidak lari dari peperangan serta agar mereka mengharapkan syahid di jalan Allah SWT. Dengarkanlah wasiat al-Khansa’ yang mulia tersebut:

“Wahai anak-anakku, sesungguhnya kalian telah masuk Islam dengan ketaatan, kalian telah berhijrah dengan sukarela dan Demi Allah, tiada iIlah selain Dia. Sesungguhnya kalian adalah putra-putra dari seorang wanita yang tidak pernah berkhianat kepada ayah kalian, kalian juga tidak pernah memerlukan paman kalian, tidak pernah merusak kehormatan kalian dan tidak pula berubah nasab kalian. Kalian mengetahui apa yang telah Allah janjikan bagi kaum muslimin berupa pahala yang agung bagi yang memerangi orang-orang kafir, dan ketahuilah bahwa negeri yang kekal lebih baik dari negeri yang fana (binasa). Allah Azza wa Jalla befirman, “Wahai orang-orang yang berfirman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (Ali Imran: 20). Maka, ketika datang waktu esok, jika Allah menghendaki kalian masih selamat, persiapkanlah diri kalian untuk memerangi musuh dengan penuh semangat dan mohonlah kepada Allah untuk kemenangan kaum muslimin. Jika kalian melihat perang telah berkecamuk, ketika api telah berkobar, maka terjunlah kalian di medan laga, bersabarlah kalian menghadapi panasnya perjuangan, niscaya kalian akan berjaya dengan ghanimah (rampasan perang) dan kemuliaan atau syahid di negeri yang kekal.

Keempat putra Khansa mendengarkan wejangan tersebut dengan penuh seksama. Mereka keluar dari kamar ibu mereka dengan tekad membara untuk menunaikan amanah jihad, perjuangan. Ketika datang waktu pagi, mereka segera bergabung bersama pasukan dan bertolak untuk menghadapi musuh. Syair mereka lantunkan.

Anak yang tertua bersenandung:

Wahai saudaraku, sesungguhnya ibunda sang penasehat
Telah berwasiat kepada kita kemarin malam
Dengan penjelasan yang tenang dan gamblang
Maka bersegeralah menuju medan tempur yang penuh bahaya
Yang kalian hadapi hanyalah
kawanan anjing yang sedang menggonggong
Sedang mereka yakin bahwa dirinya akan binasa oleh kalian
Adapun kalian telah dinanti oleh kehidupan yang lebih baik
Ataukah syahid untuk mendapatkan ghanimah yang menguntungkan

Kemudian dia maju untuk berperang hingga terbunuh.

Lalu yang kedua bersenandung:

Sesungguhnya ibunda yang tegas dan lugas
Yang memiliki wawasan yang luas dan pikiran yang lurus
Suatu nasihat darinya sebagai tanda berbuat baik terhadap anak
Maka bersegeralah terjun di medan perang dengan jantan
Hingga mendapatkan kemenangan penyejuk hati
Ataukah syahid sebagai kemuliaan abadi
Di Jannah Firdaus dan hidup penuh bahagia

Kemudian dia maju dan berperang hingga menemui syahid.

Lalu giliran putra al-Khansa’ yang ketiga bersenandung:

Demi Allah, aku tak akan mendurhakai ibuku walau satu huruf pun
Beliau telah perintahkan aku untuk berperang
Sebuah nasihat, perlakuan baik, tulus dan penuh kasih sayang
Maka, bersegeralah terjun ke medan perang yang dahsyat
Hingga kalian dapatkan keluarga Kisra (kaisar) dalam kekalahan
Jika tidak, maka mereka akan membobol perlindungan kalian
Kami melihat bahwa kemalasan kalian adalah suatu kelemahan
Adapun yang terbunuh di antara kalian adalah kemenangan dan pendekatan diri kepada-Nya

Kemudian, dia maju dan bertempur hingga mendapatkan syahid.

Lalu giliran putra al-Khansa’ yang terakhir bersenandung:

Bukanlah aku putra al-Khansa, bukan pula milik al-akhram
Bukan pula Amru yang memiliki keagungan
Jika aku tidak bergabung dengan pasukan yang memerangi Persia
Maju dalam kancah yang menakutkan
Hingga berjaya di dunia dan mendapat ghanimah
Ataukah mati di jalan yang paling mulia

Kemudian, dia maju untuk bertempur hingga terbunuh.

Ketika berita syahidnya empat bersaudara itu sampai kepada ibunya yang mukminah dan sabar. Al Khansa, Sang Bunda, tidak menjadi goncang ataupun meratap, bahkan dia mengatakan suatu perkataan yang masyhur yang dicatat oleh sejarah dan akan senantiasa diulang-ulang oleh sejarah sampai waktu yang dikehendaki Allah. Ucap Al Khansa:

“Segala puji bagi Allah yang memuliakan diriku dengan syahidnya mereka, dan aku berharap kepada Rabb-ku agar Dia mengumpulkan diriku dengan mereka dalam rahmat-Nya”.

Umar bin Khaththab mengetahui betul tentang keutamaan al-Khansa’ dan putra-putranya sehingga beliau senantiasa memberikan bantuan yang merupakan jatah keempat anaknya kepada beliau hingga beliau wafat.

Kemudian, wafatlah al-Khansa’ di Badiyah pada awal kekhalifahan Utsman bin Affan ra pada tahun 24 Hijriyah.



0 komentar:

Posting Komentar