Oleh : Team Dar Al-Qosim
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi dan Rasul terakhir Muhammad SAW.
Sesungguhnya perhatian islam terhadap wanita muslimah akan menemukan dalam hukum Islam perhatian sangat besar agar mereka dapat menjaga kesuciannya, serta supaya menjadi wanita yang mulia dan memiliki kedudukan yang tinggi. Dan syarat-syarat yang diwajibkan pada pakaian dan perhiasannya tidak lain adalah untuk mencegah kerusakan yang timbul akibat tabarruj (berhias diri). Inipun bukan untuk mengekang kebebasannya akan tetapi sebagai pelindung baginya agar tidak tergelincir pada lumpur kehinaan atau menjadi sorotan mata.
Keutamaan Hijab
0Hijab itu adalah merupakan ketaatan kepada Allah dan Rasul.
Allah SWT telah mewajibkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya berdasarkan firman Allah SWT:
وَمَا كَانَ لمُؤْمِنٍ وَلاَ مُؤْمِنَةٍ إذاَ قَضَى اللهُ وَرَسُولُهُ أمْرًا أنْ يَكُونَ لهُمُ الخِيَرَةُ مِنْ أمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُبِينًا
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan yang mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Q.S. Al-Ahzab: 36)
Allah SWT juga memerintahkan kaum wanita untuk menggunakan hijab sebagaimana firman Allah SWT:
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (Q.S An-Nur: 31)
Allah SWT berfirman:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلاَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الجَاهِلِيَّةِ الأُولَى
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah.” (Q.S. Al-Ahzab: 33)
Allah SWT berfirman:
وَإذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ
“Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Q.S. Al-Ahzab: 53)
Allah SWT berfirman:
يَا أيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ المُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاَبِيبِهِنَّ
“Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)
Rasulullah SAW bersabda: “Wanita itu aurat” maksudnya adalah bahwa wanita harus menutupi tubuhnya.
1Hijab itu ‘iffah
Allah SWT menjadikan kewajiban menggunakan hijab sebagai tanda ‘Iffah (menahan diri dari maksiat).
Allah SWT berfirman:
ياَ أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ المُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أدْنَى أنْ يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ
“Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)
Itu karena mereka menutupi tubuh mereka untuk menghindari dan menahan diri dari perbuatan buruk (dosa), “karena itu mereka tidak diganggu”. Maka orang-orang fasik tidak akan mengganggu mereka. Dan pada firman Allah “karena itu mereka tidak diganggu” sebagai isyarat bahwa mengetahui keindahan tubuh wanita adalah suatu bentuk gangguan berupa fitnah dan kejahatan bagi mereka.
2Hijab itu kesucian
Allah SWT berfirman:
وَإذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ
“Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Q.S. Al-Ahzab: 53)
Allah SWT menyifati hijab sebagai simbol kesucian bagi hati orang-orang mu’min, laki-laki maupun perempuan. Karena mata bila tidak melihat maka hatipun tidak berhasrat. Pada saat seperti ini, maka hati yang tidak melihat akan lebih suci. Ketiadaan fitnah pada saat itu lebih nampak, karena hijab itu menghancurkan keinginan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya, Allah SWT berfirman:
فَلاَ تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ
“Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.” (Q.S. Al-Ahzab: 32)
3Hijab itu pelindung
Rasulullah SAW bersabda:
((إنَّ اللهَ حَيِيٌّ سَتِيرٌ يُحِبُّ الحَيَاءَ وَالسِّتْرَ))
“Sesungguhnya Allah itu Malu dan Melindungi serta Menyukai rasa malu dan perlindungan”
Sabda beliau yang lain:
(( أيَّمَا اِمْرَأَةٍ نَزَعَتْ ثِيَابَهَا في غَيْرِ بَيْتِهَا خَرَقَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَنْهَا سِتْرَهُ))
“Siapa saja di antara wanita yang melepaskan pakaiannya di selain rumahnya, maka Allah Azza wa Jalla telah mengoyak perlindungan rumah itu dari padanya.”
Jadi balasannya setimpal dengan perbuatannya.
4Hijab itu taqwa
Allah SWT berfirman:
ياَ بَنِي آدَمَ قَدْ أنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْءَاتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ
“Hai anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik.” (Q.S. Al-A’raaf: 26)
5Hijab itu iman
Allah SWT tidak berfirman kecuali kepada wanita-wanita beriman: “Dan katakanlah kepada wanita yang beriman.” (Q.S. An-Nur: 31). Allah SWT juga berfirman: “Dan istri-istri orang beriman.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)
Dan ketika wanita-wanita dari Bani Tamim menemui Ummul Mu’minin, Aisyah ra dengan pakaian tipis, beliau berkata: “Jika kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.”
6Hijab itu haya’ (rasa malu)
Rasulullah SAW bersabda:
((إنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا ، وَإنَّ خُلُقَ الإسْلاَمِ الحَيَاءُ))
“Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.”
Sabda beliau yang lain:
“Malu itu adalah bagian dari iman dan iman itu di surga.”
Sabda Rasul yang lain:
((الحَيَاءُ وَالإيمَانُ قُرِنَا جَمِيعًا ، فَإنْ رُفِعَ أحَدُهُمَا رُفِعَ الآخَرُ))
“Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka yang lainpun akan terangkat.”
7Hijab itu ghirah (perasaan cemburu)
Hijab itu selaras dengan perasaan cemburu yang merupakan fitrah seorang laki-laki sempurna yang tidak senang dengan pandangan-pandangan khianat yang tertuju kepada istri dan anak wanitanya. Berapa banyak peperangan terjadi pada masa Jahiliyah dan masa Islam akibat cemburu atas seorang wanita dan untuk menjaga kehormatannya. Ali bin Abi Thalib ra berkata: “Telah sampai kepadaku bahwa wanita-wanita kalian berdesak-desakan dengan laki-laki kafir orang ‘ajam (non Arab) di pasar-pasar, tidakkah kalian merasa cemburu? Sesungguhnya tidak ada kebaikan pada seseorang yang tidak memiliki perasaan cemburu.”
Keburukan Tabarruj (memamerkan aurat)
8Tabarruj adalah maksiat kepada Allah dan Rasul.
Barangsiapa yang maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya maka ia hanya akan mencelakakan dirinya sendiri dan tidak akan mencelakakan Allah sedikitpun.
Rasulullah SAW bersabda:
((كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ إلاَّ مَنْ أبَى ، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللهِ وَمَنْ يَأْبَى ؟ قَالَ : مَنْ أطَاعَنِي دَخَلَ الجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أبَى))
“Semua umatku akan masuk surga kecuali orang yang menolak” Mereka bertanya: “Ya Rasulullah! Siapakah orang yang menolak itu? Beliau menjawab: “Siapa yang taat kepadaku akan masuk surga dan siapa yang maksiat kepadaku maka ia telah menolak.”
9Tabarruj menyebabkan laknat dan dijauhkan dari rahmat Allah.
Rasulullah SAW bersabda:
((سَيَكُونُ فِي آخِرِ أُمَّتِي نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ ، عَلَى رُؤُوسِهِنَّ كَأَسْنِمَةِ البَخْتِ ، اِلْعَنُوهُنَّ فَإنَّهُنَّ مَلْعُونَاتٌ))
“Akan ada pada akhir umatku nanti wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, kepala mereka bagaikan punuk unta, laknatlah mereka karena mereka adalah wanita-wanita yang pantas dilaknat.”
10Tabarruj adalah sifat penghuni neraka.
Rasulullah SAW bersabda:
((صِنْفَانِ مِنْ أهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا : قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأذْنَابِ البَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ ... ))
“Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah saya lihat; kaum yang membawa cemeti bagai ekor sapi yang digunakan memukul menusia dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang...”
11Tabarruj penyebab hitam dan gelap di hari kiamat.
Diriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda:
((مَثَلُ الرَّافِلَةِ في الزِّينَةِ في غَيْرِ أهْلِهَا ، كَمَثَلِ ظُلْمَةٍ يَوْمَ القِيَامَةِ لاَ نُورَ لهَا))
“Permisalan wanita yang berhias untuk selain suaminya, adalah bagaikan kegelapan pada hari kiamat, tidak ada cahaya baginya.”
Maksudnya adalah wanita yang berlenggak-lenggok ketika berjalan dengan menarik pakaiannya, akan datang pada hari kiamat dalam keadaan hitam dan gelap, bagaikan berlenggak-lenggok dalam kegelapan. Dan hadits ini walaupun lemah, tetapi artinya benar, karena kenikmatan dalam maksiat adalah siksaan, wangi-wangian akan menjadi busuk dan cahaya menjadi kegelapan. Kebalikan dari taat, bahwa bau mulut orang yang berpuasa dan darah orang yang mati syahid lebih harum di sisi Allah dari bau minyak kesturi.
12Tabarruj adalah kemunafikan.
Rasulullah SAW bersabda:
((خَيْرُ نِسَائِكُمُ الوَدُودُ الوَلُودُ ، المُوَاسِيَةُ ، المُوَاتِيَةُ ، إذَا اتَّقَيْنَ اللهَ، وَشَرُّ نِسَائِكُمُ المُتَبَرِّجَاتُ المُتَخَيِّلاَتُ وَهُنَّ المُنَافِقَاتُ ، لاَ يَدْخُلْنَ الجَنَّةَ إلاَّ مِثْلَ الغُرَابِ الأعْصَمِ))
“Sebaik-baik wanita kalian adalah yang memiliki kasih sayang, subur (banyak anak), suka menghibur dan siap melayani, bila mereka bertakwa kepada Allah. Dan sejelek-jelek wanita kalian adalah wanita pesolek dan penghayal mereka itu adalah wanita-wanita munafik, mereka tidak akan masuk surga kecuali seperti ghurab a’sham.”
Yang dimaksud ghurab a’sham adalah burung gagak yang memiliki cakar dan kaki merah, pertanda minimnya wanita masuk surga, karena burung gagak yang memiliki sifat seperti ini sangat jarang ditemukan.
13Tabarruj mengoyak tirai pelindung dan membuka aib.
Rasulullah SAW bersabda:
((أيَّمَا امْرَأَةٍ وَضَعَتْ ثِيَابَهَا فِي غَيْرِ بَيْتِ زَوْجِهَا، فَقَدْ هَتَكَتْ سِتْرَ مَا بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ))
“Siapa saja di antara wanita yang menanggalkan pakaian-nya di selain rumah suaminya, maka ia telah mengoyak tirai pelindung antara dirinya dan Allah Azza wa Jalla.”
14Tabarruj adalah perbuatan keji.
Wanita itu adalah aurat, dan membuka aurat adalah keji dan dibenci. Allah SAW berfirman:
وَإذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا آبَاءَنَا وَاللهُ أَمَرَنَا بِهَا قُلْ إنَّ اللهَ لاَ يَأْمُرُ بِالفَحْشَاءِ
“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: “Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakan-nya.” Katakanlah: “Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.”
Sebenarnya setanlah yang memerintahkan manusia melakukan perbuatan keji itu, sebagaimana firman Allah:
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالفَحْشَاءِ
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir).” (Q.S. Al-Baqorah: 268)
15Tabarruj adalah ajaran iblis.
Sesungguhnya kisah Adam dengan Iblis memberikan gambaran kepada kita bagaimana musuh Allah, Iblis membuka peluang untuk melakukan perbuatan dosa dan mengoyak tirai pelindung dan bahwa Tabarruj itulah tujuan asasi baginya. Allah SWT berfirman:
يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا
“Hai anak Adam! Janganlah kamu sekali-kali dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya.” (Q.S. Al-A’raf: 27)
Jadi iblislah yang mengajak kepada Tabarruj dan membuka aurat mereka. Dialah pemimpin utama bagi para pencetus apa yang dikenal dengan istilah Tahrirul Mar’ah (pembebasan wanita).
16Tabarruj adalah jalan hidup orang-orang Yahudi.
Orang-orang Yahudi memiliki peran yang sangat besar dalam menghancurkan umat ini melalui wanita, dan kaum wanita sejak dulu memiliki pengalaman di bidang ini, di mana Rasulullah SAW bersabda:
((فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ ، فَإنَّ أوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إسْرَائِيلَ كَانَتْ في النِّسَاءِ))
“Takutlah pada dunia dan takutlah pada wanita karena fitnah pertama pada Bani Israel adalah pada wanita.”
17Tabarruj adalah Jahiliyah busuk.
Allah SWT berfirman:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلاَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الجَاهِلِيَّةِ الأُولَى
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah.” (Q.S. Al-Ahzab: 33)
Nabi SAW telah menyifati ajakan Jahiliyah sebagai ajakan busuk dan kotor. Jadi ajakan Jahiliyah adalah saudara kandung Tabarruj Jahiliyah. Rasulullah SAW bersabda:
((كُلُّ شَيْءٍ مِنْ أمْرِ الجَاهِلِيَّةِ مَوْضُوعٌ تَحْتَ قَدَمِي))
“Semua yang merupakan perkara Jahiliyah tersimpan di bawah telapak kakiku.”
Baik itu bernama Tabarruj Jahiliyah, ajakan Jahiliyah ataupun kesombongan Jahiliyah.
18Tabarruj adalah keterbelakangan.
Memamerkan aurat dan telanjang adalah perilaku binatang, tidak seorangpun yang condong kepadanya kecuali dia akan terperosok jatuh ke derajat yang paling rendah dari pada derajat manusia yang telah dimuliakan Allah. Dari sini nampaklah bahwa Tabarruj adalah tanda kerusakan fitrah, ketiadaan ghirah dan mati rasa:
Anda mengangkat baju hingga lutut
Demi Tuhanmu, sungai apa yang akan anda seberangi
Baju itu bagaikan naungan di waktu pagi
Yang semakin pendek, waktu demi waktu
Anda mengira bahwa laki-laki itu tidak memiliki perasaan
Padahal anda sendiri yang mungkin tidak punya perasaan
19Tabarruj adalah pintu adzab yang merata.
Seseorang yang memperhatikan nash-nash syare’at dan sejarah (Islam) akan meyakini adanya kerusakan yang ditimbulkan oleh Tabarruj dan bahayanya atas agama dan dunia, apalagi bila diperparah dengan Ikhtilath (percampurbauran antara laki-laki dan wanita).
Akibat dan bahaya Tabarruj
yang menakutkan
Wanita-wanita yang melakukan Tabarruj berlomba-lomba menggunakan perhiasan yang diharamkan untuk menarik perhatian kepadanya. Sesuatu yang justru akan merusak akhlak dan harta serta menjadikan wanita sebagai barang hina yang diperjualbelikan, dan di antara bahayanya adalah:
1.Rusaknya akhlak kaum lelaki khususnya para pemuda yang terdorong melakukan zina yang diharamkan.
2.Memperdagangkan wanita sebagai sarana promosi atau untuk meningkatkan usaha perdagangan dan sebagainya.
3.Mencelakan diri wanita sendiri, karena Tabarruj itu menunjukkan niat jelek dari apa yang ia suguhkan untuk menggoda orang-orang jahat dan bodoh.
4.Tersebarnya penyakit, seperti sabda Rasulullah SAW:
(( لَمْ تَظْهَرِ الفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إلاَّ فَشَا فِيهِمُ الطَّاعُونُ وَالأوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ فِي أسْلاَفِهِمُ الَّذِينَ مَضَوْا ))
“Tidaklah suatu perbuatan zina itu nampak pada suatu kaum hingga mereka mengumumkannya kecuali akan tersebar di antara mereka penyakit menular dan penyakit-penyakit lain yang belum pernah ada pada orang-orang dulu.”
5.Mempermudah mata melakukan maksiat, Rasulullah SAW bersabda: “Kedua mata zinanya adalah melihat.” Serta menyulitkan ketaatan ghadhul bashar (menundukkan pandangan) yang merupakan sesuatu yang lebih berbahaya dari ledakan bom atom dan gempa bumi. Allah SWT berfirman: “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu dengan sehancur-hancurnya.” (Q.S. Al-Isra’: 16)
Dalam hadits juga disebutkan:
((إنَّ النَّاسَ إذَا رَأَوْا المُنْكَرَ فَلَمْ يُغَيِّرُوهُ أوْشَكَ أنْ يَعُمَّهُمُ اللهُ بِعَذَابٍ))
“Sesungguhnya manusia bila melihat kemungkaran dan tidak merubahnya, dikhawatirkan Allah akan menimpakan mereka adzab.”
Wahai ukhti muslimah! Tidakkah anda memperhatikan hadits Nabi SAW: “Buanglah duri dari jalan kaum muslimin.” Dan bila membuang duri dari jalan termasuk cabang iman, maka duri manakah yang lebih berat, batu di jalan atau fitnah yang merusak hati, menerbangkan akal dan menyebarkan kekejian di antara orang-orang mu’min.
Sesungguhnya tidaklah seorang lelaki muslim terkena fitnah pada hari ini karena anda yang telah memalingkannya dari mengingat Allah dan menghalanginya dari jalan yang lurus -padahal anda sanggup mencegahnya dari fitnah itu- kecuali di hari esok nanti Allah akan menghukum anda dengan adzab yang sangat pedih.
Segeralah taat kepada Allah, tinggalkan kritikan dan ejekan manusia, karena perhitungan Allah kelak sangat ketat.
Beberapa syarat hijab yang harus terpenuhi:
1.Menutupi seluruh anggota tubuh wanita -berdasarkan pendapat yang paling rojih.
2.Hijab itu sendiri pada dasarnya bukan perhiasan.
3.Tebal dan tidak tipis atau trasparan.
4.Longgar dan tidak sempit atau ketat.
5.Tidak memakai wangi-wangian.
6.Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir.
7.Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
8.Tidak bermaksud memamerkannya kepada orang-orang.
Jangan berhias terlalu berlebihan
Bila anda memperhatikan syarat-syarat tersebut di atas akan nampak bagi anda bahwa banyak di antara wanita-wanita sekarang ini yang menamakan diri sebagai wanita berjilbab, padahal pada hakekatnya mereka belum berjilbab. Mereka tidak menamakan jilbab dengan nama yang sebenarnya. Mereka menamakan Tabarruj sebagai hijab dan menamakan maksiat sebagai ketaatan.
Musuh-musuh kebangkitan Islam berusaha dengan sekuat tenaga menggelincirkan wanita muslimah, lalu Allah menggagalkan tipu daya mereka dan meneguhkan orang-orang Mu’min di atas ketaatan kepada Tuhannya. Mereka memanfaatkan wanita itu dengan cara-cara kotor untuk memalingkannya dari jalan Tuhan dengan memproduksi jilbab dalam berbagai bentuk dan menamakannya sebagai “jalan tengah” yang dengan itu ia akan mendapatkan ridha Tuhannya -sebagaimana pengakuan mereka- dan pada saat yang sama ia dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan tetap menjaga kecantikannya.
Kami dengar dan kami taat
Seorang muslim yang jujur akan menerima perintah Tuhannya dan segera menerjemahkannya dalam amal nyata, karena cinta dan perhomatannya terhadap Islam, bangga dengan syariat-Nya, mendengar dan taat kepada sunnah Nabi-Nya dan tidak peduli dengan keadaan orang-orang sesat yang berpaling dari kenyataan yang sebenarnya, serta lalai akan tempat kembali yang ia nantikan.
Allah menafikan keimanan orang yang berpaling dari ketaatan kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya:
وَيَقُولُونَ آمَنَّا بِاللهِ وَبِالرَّسُولِ وَأَطَعْنَا ثُمَّ يَتَوَلَّى فَرْيقٌ مِنْهُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَمَا أُولَئِكَ بِالمُؤْمِنِينَ (47) وَإذَا دُعُوا إلَى اللهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ إذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ مُعْرِضُونَ (48)
“Dan mereka berkata: “Kami telah beriman kepada Allah dan Rasul, dan kami menaati (keduanya).” Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya, agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang.” (Q.S. An-Nur: 47-48)
Firman Allah yang lain:
إنَّمَا كاَنَ قَوْلَ المُؤْمِنِينَ إذَا دُعُوا إلَى اللهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ المُفْلِحُونَ (51) وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللهَ وَيَتَّقِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الفَائِزُونَ (52)
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan: “Kami mendengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan.” (Q.S. An-Nur: 51-52)
Dari Shofiyah binti Syaibah berkata: “Ketika kami bersama Aisyah ra, beliau berkata: “Saya teringat akan wanita-wanita Quraisy dan keutamaan mereka.” Aisyah berkata: “Sesungguhnya wanita-wanita Quraisy memiliki keutamaan, dan demi Allah, saya tidak melihat wanita yang lebih percaya kepada kitab Allah dan lebih meyakini ayat-ayat-Nya melebihi wanita-wanita Anshor. Ketika turun kepada mereka ayat: “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.” (Q.S. An-Nur: 31) Maka para suami segera mendatangi istri-istri mereka dan membacakan apa yang diturunkan Allah kepada mereka. Mereka membacakan ayat itu kepada istri, anak wanita, saudara wanita dan kaum kerabatnya. Dan tidak seorangpun di antara wanita itu kecuali segera berdiri mengambil kain gorden (tirai) dan menutupi kepala dan wajahnya, karena percaya dan beriman kepada apa yang diturunkan Allah dalam kitab-Nya. Sehingga mereka (berjalan) di belakang Rasulullah SAW dengan kain penutup seakan-akan di atas kepalanya terdapat burung gagak.”
Sholawat dan salam semoga tercurah atas Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
Read More ..
Sabtu, Juli 04, 2009
Wahai Puteriku
Oleh : Ali Ath-Thanthawi
Putriku tercinta! Aku seorang yang telah berusia hampir lima puluh tahun. Hilang sudah masa remaja, impian dan khayalan. Aku telah mengunjungi banyak negeri, dan berjumpa dengan banyak orang.
Aku juga telah merasakan pahit getirnya dunia. Oleh karena itu dengarkanlah nasehat-nasehatku yang benar lagi jelas, berdasarkan pengalaman-pengalamanku, yang belum pernah engkau dengar dari orang lain sebelumnya.
Kami telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral, menghapus kejahatan dan mengekang hawa nafsu, sampai pena tumpul, dan mulut letih, tetapi kami tidak menghasilkan apa-apa. Kemungkaran tidak dapat kami berantas, bahkan semakin bertambah, kerusakan telah mewabah, para wanita keluar dengan pakaian merangsang, terbuka bagian lengan, betis dan lehernya.
Kami belum menemukan cara untuk memperbaiki, kami belum tahu jalannya. Sesungguhnya jalan kebaikan itu ada di depanmu, putriku! Kuncinya berada di tanganmu.
Benar bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama dalam lorong dosa, tetapi bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan berani, dan andaikata bukan lantaran lemah gemulaimu, laki-laki tidak akan bertambah parah. Engkaulah yang membuka pintu, kau katakan kepada si pencuri itu : silakan masuk … ketika ia telah mencuri, engkau berteriak : maling …! Tolong … tolong… saya kemalingan.
Demi Allah … dalam khayalan seorang pemuda tak melihat gadis kecuali gadis itu telah ia telanjangi pakaiannya.
Demi Allah … begitulah, jangan engkau percaya apa yang dikatakan laki-laki, bahwa ia tidak akan melihat gadis kecuali akhlak dan budi bahasanya. Ia akan berbicara kepadamu sebagai seorang sahabat.
Demi Allah … ia telah bohong! Senyuman yang diberikan pemuda kepadamu, kehalusan budi bahasa dan perhatian, semua itu tidak lain hanyalah merupakan perangkap rayuan ! setelah itu apa yang terjadi? Apa, wahai puteriku? Coba kau pikirkan!
Kalian berdua sesaat berada dalam kenikmatan, kemudian engkau ditinggalkan, dan engkau selamanya tetap akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu. Pemuda tersebut akan mencari mangsa lain untuk diterkam kehormatannya, dan engakulah yang menanggung beban kehamilan dalam perutmu. Jiwamu menangis, keningmu tercoreng, selama hidupmu engkau akan tetap berkubang dalam kehinaan dan keaiban, masyarakat tidak akan mengampunimu selamanya.
Bila engkau bertemu dengan pemuda, kau palingkan muka, dan menghindarinya. Apabila pengganggumu berbuat lancang lewat perkataan atau tangan yang usil, kau lepaskan sepatu dari kakimu lalu kau lemparkan ke kepalanya, bila semua ini engkau lakukan, maka semua orang di jalan akan membelamu. Setelah itu anak-anak nakal itu takkan mengganggu gadis-gadis lagi. Apabila anak laki-laki itu menginginkan kebaikan maka ia akan mendatangi orang tuamu untuk melamar.
Cita-cita wanita tertinggi adalah perkawinan. Wanita, bagaimanapun juga status sosial, kekayaan, popularitas, dan prestasinya, sesuatu yang sangat didamba-dambakannya adalah menjadi isteri yang baik serta ibu rumah tangga yang terhormat.
Tak ada seorangpun yang mau menikahi pelacur, sekalipun ia lelaki hidung belang, apabila ia akan menikah tidak akan memilih wanita jalang (nakal), akan tetapi ia akan memilih wanita yang baik karena ia tidak rela bila ibu rumah tangga dan ibu putera-puterinya adalah seorang wanita amoral.
Sesungguhnya krisis perkawinan terjadi disebabkan kalian kaum wanita! Krisis perkawinan terjadi disebabkan perbuatan wanita-wanita asusila, sehingga para pemuda tidak membutuhkan isteri, akibatnya banyak para gadis berusia cukup untuk nikah tidak mendapatkan suami. Mengapa wanita-wanita yang baik belum juga sadar? Mengapa kalian tidak berusaha memberantas malapetaka ini? Kalianlah yang lebih patut dan lebih mampu daripada kaum laki-laki untuk melakukan usaha itu karena kalian telah mengerti bahasa wanita dan cara menyadarkan mereka, dan oleh karena yang menjadi korban kerusakan ini adalah kalian, para wanita mulia dan beragama.
Maka hendaklah kalian mengajak mereka agar bertakwa kepada Allah, bila mereka tidak mau bertakwa, peringatkanlah mereka akan akibat yang buruk dari perzinaan seperti terjangkitnya suatu penyakit. Bila mereka masih membangkang maka beritahukan akan kenyataan yang ada, katakan kepada mereka : kalian adalah gadis-gadis remaja putri yang cantik, oleh karena itu banyak pemuda mendatangi kalian dan berebut di sekitar kalian, akan tetapi apakah keremajaan dan kecantikan itu akan kekal? Semua makhluk di dunia ini tidak ada yang kekal. Bagaimana kelanjutannya, bila kalian sudah menjadi nenek dengan punggung bungkuk dan wajah keriput? Saat itu, siapakah yang akan memperhatikan? Siapa yang akan menaruh simpati?
Tahukah kalian, siapakah yang memperhatikan, menghormati dan mencintai seorang nenek? Mereka adalah anak dan para cucunya, saat itulah nenek tersebut menjadi seorang ratu ditengah rakyatnya. Duduk di atas singgasana dengan memakai mahkota, tetapi bagaimana dengan nenek yang lain, yang masih belum bersuami itu? Apakah kelezatan itu sebanding dengan penderitaan di atas? Apakah akibat itu akan kita tukar dengan kelezatan sementara?
Dan berilah nasehat-nasehat yang serupa, saya yakin kalian tidak perlu petunjuk orang lain serta tidak kehabisan cara untuk menasehati saudari-saudari yang sesat dan patut dikasihani. Bila kalian tidak dapat mengatasi mereka, berusahalah untuk menjaga wanita-wanita baik, gadis-gadis yang sedang tumbuh, agar mereka tidak menempuh jalan yang salah.
Saya tidak minta kalian untuk mengubah secara drastis mengembalikan wanita kini menjadi wanita berkepribadian muslimah yang benar, akan tetapi kembalilah ke jalan yang benar setapak demi setapak sebagaimana kalian menerima kerusakan sedikit demi sedikit.
Perbaikan tersebut tidak dapat diatasi hanya dalam waktu sehari atau dalam waktu singkat, malainkan dengan kembali ke jalan yang benar dari jalan yang semula kita lewati menuju keburukan walaupun jalan itu sekarang telah jauh, tidak menjadi soal, orang yang tidak mau menempuh jalan panjang yang hanya satu-satunya ini, tidak akan pernah sampai. Kita mulai dengan memberantas pergaulan bebas, (kalaupun) seorang wanita membuka wajahnya tidak berarti ia boleh bergaul dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Istri tanpa tutup wajah bukan berarti ia boleh menyambut kawan suami dirumahnya, atau menyalaminya bila bertemu di kereta, bertemu di jalan, atau seorang gadis menjabat tangan kawan pria di sekolah, berbincang-bincang, berjalan seiring, belajar bersama untuk ujian, dia lupa bahwa Allah menjadikannya sebagai wanita dan kawannya sebagai pria, satu dengan lain dapat saling terangsang. Baik wanita, pria, atau seluruh penduduk dunia tidak akan mampu mengubah ciptaan Allah, menyamakan dua jenis atau menghapus rangsangan seks dari dalam jiwa mereka.
Mereka yang menggembar-gemborkan emansipasi dan pergaulan bebas atas kemajuan adalah pembohong bila dilihat dari dua sebab :
Pertama : karena itu semua mereka lakukan untuk kepuasan pada diri mereka, memberikan kenikmatan-kenikmatan melihat angota badan yang terbuka dan kenikmatan-kenikmatan lain yang mereka bayangkan. Akan tetapi mereka tidak berani berterus terang, oleh karena itu mereka bertopeng dengan kalimat yang mengagumkan yang sama sekali tidak ada artinya, seperti kemajuan, modernisasi, kehidupan kampus, dan ungkapan-ungkapan yang lain yang kosong tanpa makna bagaikan gendang.
Kedua : mereka bohong oleh karena mereka bermakmum pada Eropa, menjadikan eropa bagaikan kiblat, dan mereka tidak dapat memahami kebenaran kecuali apa-apa yang datang dari sana, dari Paris, London, Berlin dan New York. Sekalipun berupa dansa, pornografi, pergaulan bebas di sekolah, buka aurat di lapangan dan telanjang di pantai (atau di kolam renang). Kebatilan menurut mereka adalah segala sesuatu yang datangnya dari timur, sekolah-sekolah Islam dan masjid-masjid, walapun berupa kehormatan, kemuliaan,, kesucian dan petunjuk. Kata mereka, pergaulan bebas itu dapat mengurangi nafsu birahi, mendidik watak dan dapat menekan libido seksual, untuk menjawab ini saya limpahkan pada mereka yang telah mencoba pergaulan bebas di sekolah-sekolah, seperti Rusia yang tidak beragama, tidak pernah mendengar para ulama dan pendeta. Bukankah mereka telah meninggalkan percobaan ini setelah melihat bahwa hal ini amat merusak?
Saya tidak berbicara dengan para pemuda, saya tidak ingin mereka mendengar, saya tahu, mungkin mereka menyanggah dan mencemoohkan saya karena saya telah menghalangi mereka untuk memperoleh kenikmatan dan kelezatan, akan tetapi saya berbicara kepada kalian, putri-putriku, wahai putriku yang beriman dan beragama! Putriku yang terhormat dan terpelihara ketahuilah bahwa yang menjadi korban semua ini bukan orang lain kecuali engkau.
Oleh karena itu jangan berikan diri kalian sebagai korban iblis, jangan dengarkan ucapan mereka yang merayumu dengan pergaulan yang alasannya, hak asasi, modernisasi, emansipasi dan kehidupan kampus. Sungguh kebanyakan orang yang terkutuk ini tidak beristri dan tidak memiliki anak, mereka sama sekali tidak peduli dengan kalian selain untuk pemuas kelezatan sementara. Sedangkan saya adalah seorang ayah dari empat orang gadis. Bila saya membela kalian, berarti saya membela putri-putriku sendiri. Saya ingin kalian bahagia seperti yang saya inginkan untuk putri-putriku.
Sesungguhnya tidak ada yang mereka inginkan selain memperkosa kehormatan wanita, kemuliaan yang tercela tidak akan bisa kembali, begitu juga martabat yang hilang tidak akan dapat ditemukan kembali.
Bila anak putri jatuh, tak seorangpun di antara mereka mau menyingsingkan lengan untuk membangunkannya dari lembah kehinaan, yang engkau dapati mereka hanya memperebutkan kecantikan si gadis, apabila telah berubah dan hilang, mereka pun lalu pergi menelantarkannya, persis seperti anjing meninggalkan bangkai yang tidak tersisa daging sedikitpun.
Inilah nasehatku padamu, putriku. Inilah kebenaran. Selain ini janganlah engkau percayai. Sadarlah bahwa di tanganmulah, bukan di tangan kami kaum laki-laki, kunci pintu perbaikan. Bila mau perbaikilah diri kalian, dengan demikian umat pun kan menjadi baik.
(wallahul musta’an).
Read More ..
Putriku tercinta! Aku seorang yang telah berusia hampir lima puluh tahun. Hilang sudah masa remaja, impian dan khayalan. Aku telah mengunjungi banyak negeri, dan berjumpa dengan banyak orang.
Aku juga telah merasakan pahit getirnya dunia. Oleh karena itu dengarkanlah nasehat-nasehatku yang benar lagi jelas, berdasarkan pengalaman-pengalamanku, yang belum pernah engkau dengar dari orang lain sebelumnya.
Kami telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral, menghapus kejahatan dan mengekang hawa nafsu, sampai pena tumpul, dan mulut letih, tetapi kami tidak menghasilkan apa-apa. Kemungkaran tidak dapat kami berantas, bahkan semakin bertambah, kerusakan telah mewabah, para wanita keluar dengan pakaian merangsang, terbuka bagian lengan, betis dan lehernya.
Kami belum menemukan cara untuk memperbaiki, kami belum tahu jalannya. Sesungguhnya jalan kebaikan itu ada di depanmu, putriku! Kuncinya berada di tanganmu.
Benar bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama dalam lorong dosa, tetapi bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan berani, dan andaikata bukan lantaran lemah gemulaimu, laki-laki tidak akan bertambah parah. Engkaulah yang membuka pintu, kau katakan kepada si pencuri itu : silakan masuk … ketika ia telah mencuri, engkau berteriak : maling …! Tolong … tolong… saya kemalingan.
Demi Allah … dalam khayalan seorang pemuda tak melihat gadis kecuali gadis itu telah ia telanjangi pakaiannya.
Demi Allah … begitulah, jangan engkau percaya apa yang dikatakan laki-laki, bahwa ia tidak akan melihat gadis kecuali akhlak dan budi bahasanya. Ia akan berbicara kepadamu sebagai seorang sahabat.
Demi Allah … ia telah bohong! Senyuman yang diberikan pemuda kepadamu, kehalusan budi bahasa dan perhatian, semua itu tidak lain hanyalah merupakan perangkap rayuan ! setelah itu apa yang terjadi? Apa, wahai puteriku? Coba kau pikirkan!
Kalian berdua sesaat berada dalam kenikmatan, kemudian engkau ditinggalkan, dan engkau selamanya tetap akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu. Pemuda tersebut akan mencari mangsa lain untuk diterkam kehormatannya, dan engakulah yang menanggung beban kehamilan dalam perutmu. Jiwamu menangis, keningmu tercoreng, selama hidupmu engkau akan tetap berkubang dalam kehinaan dan keaiban, masyarakat tidak akan mengampunimu selamanya.
Bila engkau bertemu dengan pemuda, kau palingkan muka, dan menghindarinya. Apabila pengganggumu berbuat lancang lewat perkataan atau tangan yang usil, kau lepaskan sepatu dari kakimu lalu kau lemparkan ke kepalanya, bila semua ini engkau lakukan, maka semua orang di jalan akan membelamu. Setelah itu anak-anak nakal itu takkan mengganggu gadis-gadis lagi. Apabila anak laki-laki itu menginginkan kebaikan maka ia akan mendatangi orang tuamu untuk melamar.
Cita-cita wanita tertinggi adalah perkawinan. Wanita, bagaimanapun juga status sosial, kekayaan, popularitas, dan prestasinya, sesuatu yang sangat didamba-dambakannya adalah menjadi isteri yang baik serta ibu rumah tangga yang terhormat.
Tak ada seorangpun yang mau menikahi pelacur, sekalipun ia lelaki hidung belang, apabila ia akan menikah tidak akan memilih wanita jalang (nakal), akan tetapi ia akan memilih wanita yang baik karena ia tidak rela bila ibu rumah tangga dan ibu putera-puterinya adalah seorang wanita amoral.
Sesungguhnya krisis perkawinan terjadi disebabkan kalian kaum wanita! Krisis perkawinan terjadi disebabkan perbuatan wanita-wanita asusila, sehingga para pemuda tidak membutuhkan isteri, akibatnya banyak para gadis berusia cukup untuk nikah tidak mendapatkan suami. Mengapa wanita-wanita yang baik belum juga sadar? Mengapa kalian tidak berusaha memberantas malapetaka ini? Kalianlah yang lebih patut dan lebih mampu daripada kaum laki-laki untuk melakukan usaha itu karena kalian telah mengerti bahasa wanita dan cara menyadarkan mereka, dan oleh karena yang menjadi korban kerusakan ini adalah kalian, para wanita mulia dan beragama.
Maka hendaklah kalian mengajak mereka agar bertakwa kepada Allah, bila mereka tidak mau bertakwa, peringatkanlah mereka akan akibat yang buruk dari perzinaan seperti terjangkitnya suatu penyakit. Bila mereka masih membangkang maka beritahukan akan kenyataan yang ada, katakan kepada mereka : kalian adalah gadis-gadis remaja putri yang cantik, oleh karena itu banyak pemuda mendatangi kalian dan berebut di sekitar kalian, akan tetapi apakah keremajaan dan kecantikan itu akan kekal? Semua makhluk di dunia ini tidak ada yang kekal. Bagaimana kelanjutannya, bila kalian sudah menjadi nenek dengan punggung bungkuk dan wajah keriput? Saat itu, siapakah yang akan memperhatikan? Siapa yang akan menaruh simpati?
Tahukah kalian, siapakah yang memperhatikan, menghormati dan mencintai seorang nenek? Mereka adalah anak dan para cucunya, saat itulah nenek tersebut menjadi seorang ratu ditengah rakyatnya. Duduk di atas singgasana dengan memakai mahkota, tetapi bagaimana dengan nenek yang lain, yang masih belum bersuami itu? Apakah kelezatan itu sebanding dengan penderitaan di atas? Apakah akibat itu akan kita tukar dengan kelezatan sementara?
Dan berilah nasehat-nasehat yang serupa, saya yakin kalian tidak perlu petunjuk orang lain serta tidak kehabisan cara untuk menasehati saudari-saudari yang sesat dan patut dikasihani. Bila kalian tidak dapat mengatasi mereka, berusahalah untuk menjaga wanita-wanita baik, gadis-gadis yang sedang tumbuh, agar mereka tidak menempuh jalan yang salah.
Saya tidak minta kalian untuk mengubah secara drastis mengembalikan wanita kini menjadi wanita berkepribadian muslimah yang benar, akan tetapi kembalilah ke jalan yang benar setapak demi setapak sebagaimana kalian menerima kerusakan sedikit demi sedikit.
Perbaikan tersebut tidak dapat diatasi hanya dalam waktu sehari atau dalam waktu singkat, malainkan dengan kembali ke jalan yang benar dari jalan yang semula kita lewati menuju keburukan walaupun jalan itu sekarang telah jauh, tidak menjadi soal, orang yang tidak mau menempuh jalan panjang yang hanya satu-satunya ini, tidak akan pernah sampai. Kita mulai dengan memberantas pergaulan bebas, (kalaupun) seorang wanita membuka wajahnya tidak berarti ia boleh bergaul dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Istri tanpa tutup wajah bukan berarti ia boleh menyambut kawan suami dirumahnya, atau menyalaminya bila bertemu di kereta, bertemu di jalan, atau seorang gadis menjabat tangan kawan pria di sekolah, berbincang-bincang, berjalan seiring, belajar bersama untuk ujian, dia lupa bahwa Allah menjadikannya sebagai wanita dan kawannya sebagai pria, satu dengan lain dapat saling terangsang. Baik wanita, pria, atau seluruh penduduk dunia tidak akan mampu mengubah ciptaan Allah, menyamakan dua jenis atau menghapus rangsangan seks dari dalam jiwa mereka.
Mereka yang menggembar-gemborkan emansipasi dan pergaulan bebas atas kemajuan adalah pembohong bila dilihat dari dua sebab :
Pertama : karena itu semua mereka lakukan untuk kepuasan pada diri mereka, memberikan kenikmatan-kenikmatan melihat angota badan yang terbuka dan kenikmatan-kenikmatan lain yang mereka bayangkan. Akan tetapi mereka tidak berani berterus terang, oleh karena itu mereka bertopeng dengan kalimat yang mengagumkan yang sama sekali tidak ada artinya, seperti kemajuan, modernisasi, kehidupan kampus, dan ungkapan-ungkapan yang lain yang kosong tanpa makna bagaikan gendang.
Kedua : mereka bohong oleh karena mereka bermakmum pada Eropa, menjadikan eropa bagaikan kiblat, dan mereka tidak dapat memahami kebenaran kecuali apa-apa yang datang dari sana, dari Paris, London, Berlin dan New York. Sekalipun berupa dansa, pornografi, pergaulan bebas di sekolah, buka aurat di lapangan dan telanjang di pantai (atau di kolam renang). Kebatilan menurut mereka adalah segala sesuatu yang datangnya dari timur, sekolah-sekolah Islam dan masjid-masjid, walapun berupa kehormatan, kemuliaan,, kesucian dan petunjuk. Kata mereka, pergaulan bebas itu dapat mengurangi nafsu birahi, mendidik watak dan dapat menekan libido seksual, untuk menjawab ini saya limpahkan pada mereka yang telah mencoba pergaulan bebas di sekolah-sekolah, seperti Rusia yang tidak beragama, tidak pernah mendengar para ulama dan pendeta. Bukankah mereka telah meninggalkan percobaan ini setelah melihat bahwa hal ini amat merusak?
Saya tidak berbicara dengan para pemuda, saya tidak ingin mereka mendengar, saya tahu, mungkin mereka menyanggah dan mencemoohkan saya karena saya telah menghalangi mereka untuk memperoleh kenikmatan dan kelezatan, akan tetapi saya berbicara kepada kalian, putri-putriku, wahai putriku yang beriman dan beragama! Putriku yang terhormat dan terpelihara ketahuilah bahwa yang menjadi korban semua ini bukan orang lain kecuali engkau.
Oleh karena itu jangan berikan diri kalian sebagai korban iblis, jangan dengarkan ucapan mereka yang merayumu dengan pergaulan yang alasannya, hak asasi, modernisasi, emansipasi dan kehidupan kampus. Sungguh kebanyakan orang yang terkutuk ini tidak beristri dan tidak memiliki anak, mereka sama sekali tidak peduli dengan kalian selain untuk pemuas kelezatan sementara. Sedangkan saya adalah seorang ayah dari empat orang gadis. Bila saya membela kalian, berarti saya membela putri-putriku sendiri. Saya ingin kalian bahagia seperti yang saya inginkan untuk putri-putriku.
Sesungguhnya tidak ada yang mereka inginkan selain memperkosa kehormatan wanita, kemuliaan yang tercela tidak akan bisa kembali, begitu juga martabat yang hilang tidak akan dapat ditemukan kembali.
Bila anak putri jatuh, tak seorangpun di antara mereka mau menyingsingkan lengan untuk membangunkannya dari lembah kehinaan, yang engkau dapati mereka hanya memperebutkan kecantikan si gadis, apabila telah berubah dan hilang, mereka pun lalu pergi menelantarkannya, persis seperti anjing meninggalkan bangkai yang tidak tersisa daging sedikitpun.
Inilah nasehatku padamu, putriku. Inilah kebenaran. Selain ini janganlah engkau percayai. Sadarlah bahwa di tanganmulah, bukan di tangan kami kaum laki-laki, kunci pintu perbaikan. Bila mau perbaikilah diri kalian, dengan demikian umat pun kan menjadi baik.
(wallahul musta’an).
Read More ..
KEPADA UKHTI MUSLIMAH
Ukhti Al Muslimah
Musuh-musuh Islam tak henti-hentinya berusaha untuk menjauhkan wanita muslimah dari Agama Islam yang haq dan lurus ini. Di setiap tempat dan kesempatan mereka selalu melontarkan tuduhan-tuduhan keji yang ditujukan kepada wanita-wanita mu’minah yang suci, mereka mengatakan bahwa:
“Islam adalah penjara bagi wanita” karena wanita dalam Islam wajib di rumah, tidak di izinkan keluar kecuali ada hajat".
“Menetapnya wanita di rumah, melemahkan ekonomi suatu negara”.
“Poligami adalah perbuatan hewan”.
“Perceraian adalah suatu kedzaliman”.
“Wanita-wanita muslimah itu sakit, penuh dengan kadas dan panu, oleh karena itu mereka memakai hijab untuk menutupi aibnya”.
Ukhti Al Muslimah …!
“Jangan kau ikuti langkah-langkah syetan” (QS. An Nur: 21).
Ukhti Al Muslimah …!
Jangan engkau dengar kata-kata mereka, sebab mereka adalah penganjur yang berdiri di tepi neraka Jahannam dan mengajak serta menyeret ke dalam api neraka Jahannam.
“Mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.” (QS. Al Kahfi: 5)
Ukhti Al Muslimah …!
Tahukah engkau apa yang mereka inginkan? mereka hanya menginginkan satu perkara. Menghancurkan agama Islam dan merusak generasi Islam dan menyebarkan kekejian di tengah masyarakat beriman. Mereka menghendaki agar wanita-wanita muslimah yang suci keluar dari rumahnya, dari bentengnya. Mereka menghendaki agar engkau menjadi barang murahan, sebagai pemuas syahwat.
Mereka menipumu agar engkau keluar dari surga sebagaimana iblis mengeluarkan bapak kita Adam darinya. Iblis mengeluarkan Adam dan Hawa dari surga dalam keadaan telanjang, tanpa pakaian, yang menutup aurat mereka.
Para pengumbar kejahatan pun meniru gaya dan cara yang sama, jangan kamu hiraukan mereka! Penuhilah panggilan Allah dan Rasul-Nya, pasti di situ ada kebahagiaan sejati.
Allah hanya menghendaki darimu kesucian, kemuliaan dan keluhuran.
Firman Allah :
“Akan tetapi Allah hendak mensucikan dan menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu”. (QS. Al Maidah: 6).
Firman Allah :
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang taubat dan mencintai orang-orang yang melakukan kesucian” (QS. Al Baqarah: 222).
Semoga Allah selalu menunjuki kita ke jalan yang lurus. Amiin.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Rabb sekalian alam, shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi yang mulia Muhammad , keluarga dan sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti petunjuknya sampai hari kiamat.
UKHTI AL MUSLIMAH
[SIAPA YANG MENYURUHMU MEMAKAI JILBAB]
Jangan terkejut sebelum engkau baca buku ini.
Seorang mahasiswi meminta kepada salah seorang teman puterinya agar menemaninya menghadap dosen laki-laki dalam mempertahankan disertasinya untuk meraih gelar magister (MA). temannya berkata: "tak tahukah engkau bahwa kita ini hidup di abad 20?
Seorang dokter wanita di salah satu rumah sakit, ketika ia memakai pakaian dokter hilanglah malunya. Wajah dan rambutnya serta pakaiannya terbuka. Seakan-akan menanggalkan agama dan malu adalah hal yang wajib bagi tugas kedokteran.
Saya pernah berkunjung ke salah satu kerabat yang saya kenal selalu menjaga kehormatan dan hijab/jilbab. Tiba –tiba saya di kejutkan oleh masuknya sopir pribadinya ke tempat pertemuan. Seakan-akan ia salah satu anggota keluarga yang tidak perlu menutup aurat darinya.
Ukhti! pernahkah engkau menduga, bahwa mereka wanita muslimah sadar, mengapa mereka berjilbab? Sesungguhnya realita menunjukkan bahwa mereka pada umumnya memandang jilbab hanya sebatas adat-istiadat yang mereka warisi dari orang tua mereka dan sebagai bakti kepadanya yang telah menyuruhnya. Oleh sebab itu sebagai warisan dan adapt-istiadat suci, maka wajib di jaga dan di lestarikan.
Pernahkah ia bertanya, mengapa ia memakai jilbab? Dan siapa yang menyuruhnya? Bukankah itu perintah Allah !
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anakmu, dan wanita-wanita kaum muslim agar mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab: 59).
Tidakkah ia megetahui bahwa ia menta'ati perintah penciptanya yang memberi rizki yang menciptakan langit dan bumi dan mengetahui mana yang tidak pantas untuk makhluk-Nya.
Firman Allah :
“Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan di bumi”. (QS. Al Baqarah: 284).
Allah yang menciptakanmu:
“Demikianlah, itulah Allah tuhanmu, tidak ada tuhan yang patut di sembah selain Dia. Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia, dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu” (QS. Al An'am: 102).
Yang memberimu nikmat:
“Dan apa saja nikmat yang ada padamu maka dari Allah jualah”. (QS. An Nahl: 53).
Yang mematikanmu:
“Dan datanglah sakaratul maut (kematian) sebanar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya.” ( QS. Qaaf: 19).
Yang berfirman:
“Pada hari (ketika) Kami berkata kepada neraka Jahannam: apakah kamu sudah penuh ? dia menjawab: masih adakah tambahan? Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat-tempat yang tidak jauh (dari mereka). (QS. Qaaf: 30-31).
Yang berfirman:
“Hari (ketika) kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Dzat yang Maha Pemurah sebagai perutusan (yang terhormat), dan kami menggiring orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga” (QS. Maryam: 85-86).
Yang mengadili pada hari yang menakutkan:
“Pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat keras” ( QS; Al Hajj :2).
Ukhti Al Muslimah !
Tidakkah engkau baca firman Allah :
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya serta tidak menampakkan perhiasannya kecuali (yang biasa) nampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka”(QS.An Nur: 31)
Yaitu tidak menampakkan sedikitpun perhiasannya kepada orang-orang asing (bukan muhrim) kecuali sesuatu yang tidak mungkin disembunyikan berupa pakaian yang tidak menyolok, dan hendaklah menjulurkan penutup kepalanya (jilbab) sampai ke dadanya sehingga tertutup. Imam Bukhari meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata:
(( يَرْحَمُ اللهُ النِّسَاءَ الْمُهَاجِرَاتِ اْلأُوَلَ لمَاَ أَنْزَلَ اللهُ ))
“Semoga Allah merahmati wanita-wanita pertama yang berhijrah (muhaajiraat), yaitu ketika Allah menurunkan firman-Nya:
“Hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka” (QS. An Nur: 31).
(( شَقَّقْنَ مُرُوْطَهُنَّ فَاخْتَمَرْنَ بِهَا ))
(Mereka langsung merobek ordeng mereka untuk di jadikan jilbab).
Ukhti Al Muslimah !
Janganlah berkata: “Kita bukan mereka” bagaimana mungkin kita bisa mencapai apa yang mereka capai? jangan engkau heran! seorang penyair berkata:
تَشَبَّهُوْا بِالْكِرَامِ إِنْ لَمْ تَكُوْنُوْا مِثْلَهُمْ
إِّنَ التَّشَبُّهَ بِالْكِرَامِ فَلاَحُ
Berusahalah meniru orang-orang yang mulia walau tidak sama persis seperti mereka.
Sebab meniru orang yang mulia itu merupakan keberuntungan.
Ukhti Al Muslimah!
Tidakkah engkau baca firman Allah tentang isteri-isteri Nabi :
“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi ) maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka” (QS. Al Ahzab: 53).
Lebih suci dari hati siapa, wahai ukhti ? lebih suci dari hati isteri-isteri Nabi , (ummahatul mu’minin). Lebih suci bagi hati para sahabat Nabi , umat yang terbaik setelah Nabi ?
Bagaimana dengan hati kita pada masa sekarang? Apakah Dzat Yang Menciptakanmu, Yang mengetahui cara yang terbaik untuk mensucikan hati, sama dengan orang yang tidak mengetahui hal itu?
Ukhti Al Muslimah …!
Allah berfirman:
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan dan istri-istri orang beriman: "hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Ahzab: 59).
Ibnu Abbas berkata: “Allah memerintahkan isteri-isteri orang beriman, apabila keluar dari rumah untuk suatu keperluan, hendaklah menutup wajahnya dari atas kepala dengan jilbabnya”.
Allah memerintahkan isteri-isteri orang yang beriman melakukan hal tersebut di atas, agar mereka dikenal dengan tertutup rapi, bersih, dan suci. Dengan demikian ia tidak akan di ganggu orang- orang yang jahat.
Coba engkau perhatikan: siapa yang lebih sering digoda dan diganggu lelaki di jalan? tentu mereka yang suka bersolek ala jahiliyah.
Perhatikan firman Allah di bawah ini:
“Dan perempuan-perempuan yang telah berhenti (dari haid dan mengandung) yang tidak ingin kawin lagi, tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka tanpa (bermaksud) menampakkan perhiasan. Dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. An Nur: 60 ).
Allah memberitahukan bahwa berjilbabnya perempuan tua yang tidak ingin menikah lagi serta tidak menampakkan perhiasan itu lebih utama, walaupun diperbolehkan bagi mereka untuk buka wajah dan tangan dengan syarat berlaku sopan (Islami).
Al Qur’an telah mewajibkan wanita muslimah untuk memakai jilbab (hijab) dan mengharamkan bersolek ala jahiliyah (tabarruj).
Ukhti Al Muslimah!
Dengarlah kata ibundamu, Ummul Mu’minin ketika bertanya kepada Nabi :
سَأَلْتُ النَّبِيَّ كَيْفَ يَصْنَعُ النِّسَاءُ بِذُيُوْلِهِنَّ (أَسْفَلِ الثِّيَابِ) ؟ قَالَ: يُرْخِيْنَهُ شِبْرًا، قَالَتْ: إِذَا تَنْكَشِفُ أَقْدَامُهُنَّ، قاَلَ: يُرْخِيْنَهُ ذِرَاعًا لاَ يَزِدْنَ عَلَيْهِ. متفق عليه
“Apa yang harus diperbuat wanita dengan ujung baju mereka? Nabi bersabda: Hendaklah ia turunkan satu jengkal (dari mata kaki) Ummul Mu’minin berkata: “kalau begitu akan tersingkap telapak kaki kami, wahai Rasulullah” Nabi bersabda: “turunkan satu hasta dan jangan dilebihkan” (HR. Bukhari dan Muslim).
Subhanallah! Ummahatul Mu’minin meminta agar diperpanjang bajunya, sedang wanita-wanita kita malah banyak memendekkan (menaikkan ke lutut bahkan ada yang ada di atasnya) dan mereka tak peduli.
“Nabi dan kitab suci kita melarang telanjang, tidak menutup aurat, maka tanyakan kepada hadits dan ayat suci Al Qur’an”
Adapun hijab artinya adalah menutup badan, dan sebagai ciri dari sekumpulan peraturan sosial yang berhubungan dengan keadaan wanita dalam undang-undang Islam, yang telah ditetapkan Allah untuk menjadi benteng yang kuat, yang menjaga kehormatan, kemuliaan, dan keluhuran wanita. Pakaian yang memelihara masyarakat dari fitnah, dan dalam ruang lingkup yang ketat sebagai sarana bagi wanita untuk membentuk generasi Islam, merajut masa depan umat, yang pada gilirannya ikut berperan dalam perjuangan Islam dan mengokohkannya di muka bumi ini.
RAMBU-RAMBU JALAN
Ukhti Al Muslimah !
Untukmu yang masih dibalut keraguan untuk memakai jilbab. Untukmu untaian ayat ilahi ini:
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata” (QS. Al Ahzab: 36).
Untukmu yang belum sadar, yang berjalan tanpa petunjuk, untukmu untaian sabda Rasulullah :
(( لاَ يَكُنْ أَحَدُكُمْ إِمَّعَةً يَقُوْلُ أَناَ مَعَ النَّاسِ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَحْسَنْتُ وَإِنْ أَسَاؤُوْا أَسَأْتُ، وَلَكِنْ وَطِِّنُوْا أَنْفُسَكُمْ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَحْسِنُوْا وَإِذَا أَسَاؤُوْا أَنْ تَجْتَنِبُوْا إِسَاءَتَهُمْ ))
“Janganlah seorang dari kalian menjadi orang yang tak berpendirian, yang berkata: aku bersama orang banyak, bila mereka baik, aku baik, bila mereka berbuat jahat, akupun berbuat jahat, akan tetapi mantapkan dirimu, bila mereka baik, maka berbuat baiklah anda, dan jika mereka jahat, maka jauhilah kejahatannya”.
Buatmu yang selalu berkata: Bilamana aku memakai jilbab di negeri kafir, manusia akan melihat dan memperhatikanku, namun bila aku melepaskan jilbabku, aku seperti mereka, tak ada yang memperhatikanku.
Wahai puteriku yang cerdik dan pandai: sesungguhnya melawan arus kejahatan, konsisten, komitmen, dan konsekwen dalam kebenaran terutama di negeri kafir adalah iman yang diserukan Allah , tidak boleh seorangpun melakukan ijtihad menentukan hukum padahal telah ada nash Al Qur’an dan Al Hadits.
SEJENAK
Ukhti Al Muslimah…
Wahai wanita yang tunduk kepada kekafiran, mereka berkata: "engkau adalah wanita terpelajar. Di antara kami ada dokter wanita, ada sastrawati, ada wartawati, ada dosen wanita yang mengajar di negeri kalian. Islam tidak pernah melarang sedikitpun hal itu. Tidak ada perbedaan lagi antara laki-laki dan perempuan. Sukakah engkau kepada kami? jawaban kami hanya menyitir firman Allah :
“Orang-orang yahudi dan nashrani tak akan pernah rela padamu sampai engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah sesungguhnya petunjuk Allah adalah petunjuk yang sebenarnya, dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi Pelindung dan Penolong bagimu” (QS. Al Baqarah: 120).
Mereka berkata: “Cukup bagi saya ke-Islamanmu sebatas pada ibadah ritual semata. Adapun ilmu, moral, tingkah laku, pakaian, ide, dan seluruh urusan duniamu, wajiblah engkau mengikuti cara kami”.
Sungguh benar sabda Rasulullah :
((لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبٍّ لَدَخَلْتُمُوْهُ، قُلْناَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ الْيَهُوْد ُوَالنَّصَارَى ؟ قَالَ: فَمَنْ))
"Kamu akan mengikuti tradisi orang-orang sebelummu, sejengkal demi jengkal, sehasta demi hasta, hingga andaikan mereka memasuki lubang biawak, kamu akan ikut masuk kedalamnya, kami berkata: apakah mereka kaum Yahudi dan Nashrani? jawab Rasulullah siapa lagi kalau bukan mereka” ( HR. Muslim ).
Ukhti Al Muslimah!
Engkau seharusnya memperhatikan pakaianmu dan perbuatanmu serta wajib mengikuti kepribadian Islam sebagaimana apa yang engkau dengar, lihat dan baca.
Sungguh sedikit orang yang berbuat dan mengajak kepada kebaikan, sebagaimana seruan seorang penyair:
يَا خَادِمَ الْجِسْمِ كَمْ تَسْعَى لِخِدْمَتِهِ
أَتَطْلُبُ الرِّبْحَ مِمَّا فِيْهِ خُسْرَانُ
أَقْبِلْ عَلَى النَّفْسِ فَاسْتَكْمِلْ فَضَائِلَهَا
فَأَنْتَ بِالنَّفْسِ لاَ بِالْجِسْمِ إِنْسَانُ
“Wahai dikau yang selalu mengurusi badanmu. Betapa banyak usaha yang telah engkau lakukan.
Apakah engkau mencari keuntungan dari sesuatu yang jelas merugikan.
Perhatikan jiwamu, sempurnakan keutamaannya.
Sebab dikau disebut manusia dengan jiwa, bukan karena tubuh jasadmu.
Ukhti Al Muslimah!
Jadikan Khadijah radhiyallahu 'anha suri tauladan dan panutanmu dalam berjuang dengan harta dan jiwa.
Jadikan Aisyah radhiyallahu 'anha tauladanmu dalam ilmu pengetahuan. Jadikan keluarga Yasir suri tauladanmu dalam kesabaran dan berpegang teguh kepada agama Allah.
Wahai ibu generasi mendatang, perhatikan perkataan seorang penyair:
الأُمُّ مَدْرَسَةٌ إِذَا أَعْدَدْتَهَا أَعْدَدْتَ شَعْبًا طَيِّبَ الأعْرَاقِ
الأُمُّ رَوْضٌ إِنْ تَعْهَدْه الحَيَ بِالرَيِّ أَوْرَقَ أَيَّمَا إِيْرَاقِ
الأُمُّ أُسْتَاذُ الأسَاتِذَة الأُوْلَى شَغَلَتْ مَآثِرُهم مَدَى الآفَاقِ
“Ibu adalah madrasah, jika anda persiapkan
Anda mempersiapkan generasi yang harum namanya.
Ibu adalah taman, jika ia selalu disiram.
ia akan berdaun rindang.
Ibu adalah ustadzah pertama, pengaruhnya sangat besar sepanjang masa.
Ukhti Al Muslimah !
Andai mereka melihat bentuk tubuhmu tidak menarik lagi atau ketika usiamu telah senja, tua renta, apakah mereka masih memajang fotomu, di sampul-sampul majalah, buku dan semisalnya, walaupun kamu orang yang terpelajar? Masihkah mereka memintamu bekerja sebagai pramugari di salah satu pesawat, dengan dalih penghargaan terhadap wanita? Masihkah engkau temui orang yang memperjuangkan sempitnya ruang lingkup belajarmu?
Sesungguhnya mereka hanya ingin menikmati kecantikan wajah dan kemolekan tubuh serta merdunya suaramu. Bila hal itu hilang darimu maka merekapun pasti meninggalkanmu, seakan-akan engkau adalah sebuah barang yang sudah habis masa berlakunya.
PERINGATAN
Rasulullah bersabda:
(( مَا تَرَكْتُ بَعْدِيْ فِتْنَةً أَضَرَّ عَلىَ الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ )) متفق عليه.
“Aku tidak meninggalkan fitnah sepeninggalku yang lebih berbahaya bagi laki-laki dari pada wanita” (HR. Bukhari Muslim).
Musuh-musuh Islam telah mengetahui, bahwa kerusakan dan kerendahan moral wanita berarti pengrusakan terhadap masyarakat secara universal dan integral.
Seorang tokoh aliran (free masonry) berkata: “secangkir minuman keras, seorang biduanita dapat menghancurkan ummat Muhammad melebihi kekuatan seribu tank baja, peluru kendali, dan senjata kimia yang canggih. Oleh karena itu buatlah mereka tenggelam dalam cinta materi dan syahwat”.
Temannya yang lain berkata:
“Kita harus mempergunakan wanita sebab setiap kali ia mengulurkan tangannya kepada kita, kita telah mendapatkan apa yang kita inginkan dan kita telah berhasil memporak-porandakan serdadu penolong agama Islam”.
ANCAMAN
Kepada setiap orang yang berusaha menjadikan para artis dan biduanita sebagai tauladan idola wanita-wanita muslimah, kepada mereka kami persembahkan ancaman Allah ini:
“Sesungguhnya orang-orang yang senang, agar tersiar perbuatan keji dikalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan di akhirat, dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. An Nur: 19).
Ancaman ini terhadap orang yang senang, lalu bagaimana terhadap orang yang melakukan ! tentu lebih dahsyat.
DUA GOLONGAN YANG BELUM PERNAH DILIHAT RASULULLAH DAN TELAH KITA LIHAT
Rasulullah bersabda:
(( صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا، قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلاَتٌ مُمِيْلاَتٌ رُؤُوْسُهُنَّ كَأَسْنَامِ البُخْتِ الْمَائِلَةِ، لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيْحَهَا وَإِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذاَ وَكَذَا )) رواه مسلم.
“Dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu: “suatu kaum yang memiliki cambuk, seperti ekor sapi untuk memukul manusia, dan para wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggak-lenggok (jalannya), mengajarkan wanita berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, wanita seperti ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wanginya, walaupun wanginya tercium selama perjalanan ini dan ini ( jauhnya)” ( HR. Muslim ).
Berita Rasulullah telah terbukti. Sungguh beliau telah memberikan ciri-ciri yang tepat seperti orang yang menyaksikannya.
Berpakaian tapi telanjang
Mereka memakai pakaian yang tipis, sehingga kelihatan lekuk tubuhnya atau pakaian mini (bikini) dan semisalnya. Wanita seperti ini berpakaian tapi pada hakikatnya telanjang.
Maailat Berpaling dari ta'at kepada Allah, dan dari kewajiban-kewajiban berupa malu, enggan memakai hijab dan jilbab. Mereka berlenggak-lenggok saat berjalan dengan pakaian mini yang memperlihatkan auratnya.
Mumilaat Memalingkan wanita lain, dengan mengajarkan kepada mereka bersolek, berdandan secara seronok dan tidak menutup aurat, dengan berbagai macam cara. Memalingkan hati laki-laki dengan rayuan manis beracun iblis.
Kepala mereka seperti punuk unta
Menyanggul rambutnya keatas (kebanyakan rambut sambungan dan pasangan, padahal Allah dan Rasul-Nya melaknat wanita yang menyambung rambutnya dan minta di sambungkan) seperti punuk unta yang miring.
KEPADA SETIAP ORANG TUA
Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. At Tahrim: 6).
Ali bin Abi Thalib berkata: “Didiklah mereka dan ajarilah terutama masalah dien Islam yang mulia ini”.
Imam Qatadah berkata: “Engkau perintahkan mereka untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan kamu larang mereka dari maksiat dan berbuat dosa, melanggar larangan Allah dan Rasul-Nya dan meninggalkan kewajiban yang telah diperintahkan”.
Wahai orang tua? bila ada orang yang berkata kepadamu: “Bahwa gedungmu yang megah itu, jika tidak engkau rawat dengan seksama, dan engkau jaga dengan baik, dengan selalu mengontrol dan memperbaiki setiap kerusakan sebelum kerusakan itu parah, jika ini tidak engkau lakukan, niscaya gedungmu yang megah itu akan roboh”.
Apa yang akan engkau kerjakan? tentu engkau akan berusaha semaksimal mungkin agar gedungmu tidak roboh, maka bagaimana sikapmu terhadap anak perempuanmu, sedang Allah telah memerintahmu menjaganya dari api neraka.
Wahai para orang tua! Sesungguhnya para pemudi yang telah hilang sifat malunya, yang sombong untuk mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya mereka itu kita lihat dan kita dengar, mereka tidak turun dari langit dan tidak keluar dari perut bumi. Tapi mereka sesungguhnya keluar dari rumahmu (pengawasanmu) keluar dari rumah saudara dan famili muslimmu.
Akhi Muslim! bertaqwalah pada Allah!
Perhatikan anak puterimu melebihi perhatianmu terhadap duniamu. Janganlah engkau termasuk orang yang Rasulullah maksudkan dalam sabdanya:
(( لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ دَيُّوْثٌ، قَالُوْا: وَمَنْ هُوَ الدَّيُّوْثُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ: الَّذِيْ لاَ يَغَارُ عَلَى مَحَارِمِهِ )) وَفِيْ رِوَايَةٍ قَالَ: (( الَّذِيْ يَرْضَى الْخَبَثَ فِيْ أَهْلِهِ ))
“Tidak masuk surga Dayyus, para sahabat bertanya: "Siapakah yang dimaksud dengan Dayyus itu wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: “Seorang yang tidak ada (cemburu) terhadap muhrimnya”. Dalam riwayat yang lain beliau bersabda: “Seorang yang rela kenistaan menimpa keluarganya” (HR. Muslim).
SALAM DAN KABAR GEMBIRA
Kepada Ukhti Muslimah !
Yang tegar dalam menghadapi serangan musuh yang buas. Kepada Ukhti Muslimah yang menampar muka setiap penyeru kebebasan dengan sikap konsisten, komitmen, dan konsekwen terhadap ajaran Islam.
Kepada Ukhti yang selalu memegang teguh sifat malu dan kesucian dirinya, kepada benteng yang kokoh dalam menghadapi topan kebatilan.
Kepada Ukhti yang berpegang teguh kepada kitab Allah dan selalu mengangkat panji Rasul-Nya seraya berkata:
يَدُ العَفَافِ أَصُوْنُ عِزَّ حِجَابِيْ وَبِعِصْمَتِي أَعْلُو عَلَى أَتْرَابِيْ
“Dengan tangan kesucianku, akan aku jaga kemuliaan hijab dan jilbabku
dan dengan kesucianku pula aku diatas teman-teman sebayaku.
Kepadanya khabar gembira dari Nabi :
(( إِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ آيَّامَ الصَّبْرِ لِلْمُتَمَسِّكِ فِيْهِنَّ يَوْمَئِذٍ بِمَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ أَجْرُخَمْسِيْنَ مِنْكُمْ، قَالُوْا: يَا نَبِيَّ اللهِ: أَوَ مِنْهُمْ ؟ قَالَ: بَلْ مِنْكُمْ ))
“Sesungguhnya di belakang kamu ada hari-hari kesabaran. Orang-orang yang berpegang teguh pada hari itu mendapat pahala 50 orang dari kamu. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah sebesar pahala 50 orang dari mereka? Nabi bersabda: “Bahkan dari kamu”. (HR. Tirmidzi dan Abu Daud, dishahihkan Albani).
Juga kepadanya sabda Rasulullah yang lain:
(( إِنَّ اْلإِسْلاَمَ بَدَأَ غَرِيْبًا وَسَيَعُوْدُ غَرِيْبًا كَمَا بَدَأَ فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ، قِيْلَ: وَمَنْ هُمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قاَلَ: الَّذِيْنَ يُصْلِحُوْنَ إذَا فَسَدَ النَّاسُ ))
“Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali asing seperti permulaannya, maka beruntunglah orang-orang yang asing, Rasulullah ditanya: siapa mereka wahai Rasulullah ? Rasulullah menjawab: Mereka yang mengadakan perbaikan ketika manusia rusak” (HR.Tirmidzi dan dishahihkan Albani).
Kepada mereka salam dari Allah, para muslimin dan muslimat yang sabar dalam menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi larangan-Nya:
“Salam sejahtera untukmu, karena kesabaranmu, dan sebaik-baik kesudahan surgalah balasannya” (QS; Ar Ra'd: 24).
SYARAT-SYARAT HIJAB SYAR’I
Adapun syarat-syarat hijab syar’i adalah:
1-Hendaklah hijab/jilbab menutup seluruh badan. Allah berfirman:
“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh badan mereka” (QS. Al Ahzab: 59).
Jilbab adalah pakaian panjang yang menutup seluruh badan (dari kepala hingga mata kaki), artinya dengan mengulurkan keseluruh badan yang merupakan aurat wanita. jadi jilbab yang syar’i adalah yang menutup seluruh badan wanita.
2-Hendaklah hijab/jilbab tersebut tebal, tidak tipis dan tidak transparan, karena maksud dari hijab adalah menutup, jika tidak menutup, tidak dinamakan hijab, karena hal tersebut tidak menghalangi penglihatan, sehingga seperti yang di katakan dalam hadits Nabi “Berpakaian tetapi pada hakikatnya telanjang".
3-Hendaklah hijab/jilbab tidak berupa perhiasan atau pakaian yang menyolok, yang memiliki warna-warni yang menarik, sehingga menimbulkan perhatian. Allah berfirman:
“Dan tidak menampakkan perhiasan kecuali yang biasa tampak darinya”(QS; An Nur : 31).
Makna (إلا ما ظهر منها) apa yang nampak darinya, yaitu dengan tanpa disengaja. Apabila hijab itu sendiri perhiasan, maka tidak boleh dipakai, dan tidak dinamakan hijab, sebab hijab adalah sesuatu yang menghalangi timbulnya perhiasan terhadap bukan muhrim.
4-Hendaklah hijab/jilbab tersebut tidak sempit, ketat. Tidak membentuk lekuk tubuh dan aurat, maka jilbab harus luas dan lebar, sehingga tidak menimbulkan fitnah.
5-Hendaklah tidak memakai minyak wangi, yang menyebabkan timbulnya fitnah, yaitu rangsangan bagi laki-laki. Rasulullah bersabda:
(( إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ بِالْمَجْلِسِ فَهِيَ كَذَا وَكَذَا)) يَعْنِيْ زَانِيَةٌ. أصحاب السنن. وقال الترمذي حسن صحيح.
“Sesungguhnya wanita apabila memakai minyak wangi lalu lewat pada suatu majlis, maka ia adalah ini dan ini yaitu: ia wanita pezina” (HR. Ashabus sunan, Tirmidzi berkata: hadits ini hasan shahih).
Dalam riwayat lain:
وَفِيْ رِوَايَةٍ أُخْرَى: (( إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى الْقَوْمِ لِيَجِدُوْا رِيْحَهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ ))
“Sesungguhnya wanita bila memakai minyak wangi kemudian lewat pada suatu majlis/ perkumpulan kaum agar mereka mencium baunya, maka ia telah berzina”.
6-Hendaklah hijab/jilbab tersebut tidak menyerupai pakaian laki-laki. Dalam hadits yang di riwayatkan Abu Hurairah , bahwa Rasulullah bersabda:
(( لَعَنَ النَّبِيُّ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لِبْسَةَ الْمَرْأَةِ، وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لِبْسَةَ الرَّجُلِ ))
“Nabi melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki” (HR. Abu Daud dan Nasa’i).
Dalam hadits yang lain:
(( لَعَنَ اللهُ الْمُخَنَّثِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ وَالْمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ ))
“Allah melaknat laki-laki yang bergaya perempuan dan perempuan yang bergaya laki-laki” (HR. Abu Daud dan Nasa’i).
Maksudnya: perempuan yang menyerupai laki-laki dalam pakaiannya, modelnya, seperti perempuan zaman sekarang ini, begitu pula laki-laki yang menyerupai perempuan dalam pakaian, gaya bicara dan lain sebagainya.
Kita mohon kepada Allah kesehatan dan keselamatan dunia dan akhirat.
PENUTUP
NASEHAT UNTUK PARA WANITA
Akhirnya, saya persembahkan 11 nasehat yang berharga ini kepadamu, wahai Ukhti Al Muslimah.
Kerjakanlah, Insya Allah engkau akan berbahagia di dunia dan akhirat, minta tolonglah kepada Allah dalam mengamalkannya, kemudian dengan membaca dan memahami kitab kecil ini.
1-Beribadahlah kepada Allah semata, sesuai dengan apa yang telah diisyaratkan, di dalam Al Qur’an dan Al hadits.
2-Hati-hatilah terhadap syirik dalam aqidah dan ibadah, sebab syirik menggugurkan amal dan menyebabkan kerugian.
3-Hati-hatilah terhadap bid’ah, baik dalam aqidah maupun dalam ibadah, sebab setiap bid’ah adalah sesat dan orang-orang yang sesat adalah (tempatnya) di dalam neraka.
4-Jagalah shalatmu dengan sempurna, sebab orang yang selalu menjaga shalatnya, ia akan lebih menjaga dalam hal lainnya, dan orang yang meremehkan shalat, ia akan meremehkan hal lainnya juga.
Jagalah kesucian, thuma’ninah, I’tidal, serta khusyu dalam shalat, janganlah sampai engkau mengakhirkan waktunya, sebab seorang hamba bila shalatnya baik, maka seluruh amal perbuatannya baik, sebaliknya bila shalatnya rusak (tidak baik) maka amal perbuatannya juga rusak (tidak baik).
5-Ta'atilah suamimu, jika engkau sudah berumah tangga, jangan sekali-kali engkau menolak keinginannya, dan melanggar perintahnya, selama tidak menyuruh berbuat maksiat dan dosa.
6-Jagalah suamimu jika dia tidak ada bersamamu dan ketika ia berada disisimu. Jagalah dirimu dan hartanya.
7-Berbuat baiklah kepada tetanggamu dengan perkataan dan perbuatan sebagai balas budi dan menolak keburukan.
8-Menetaplah di rumahmu, jangan keluar kecuali dalam keadaan darurat, dan menutup aurat (berjilbab).
9-Berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu dengan perkataan dan perbuatan selama mereka menyuruhmu dalam kebaikan, jika mereka menyuruhmu berbuat maksiat, maka tidak boleh ta'at kepadanya, sebab tidak ada keta'atan dalam maksiat kepada Allah.
10-Curahkan perhatianmu terhadap pendidikan anakmu, jika engkau sudah mempunyai anak, dengan membiasakan mereka jujur, bersih, benar dalam perkataan dan perbuatan, serta dengan mengajarkan kepada mereka adab yang tinggi /mulia dan akhlak yang terpuji.
Suruhlah mereka shalat lima waktu bila sudah berusia 7 tahun, dan bila mereka meninggalkannya pada usia 10 tahun, maka pukullah mereka serta pisahkan tempat tidurnya (antara laki-laki dan perempuan).
11-Perbanyaklah dzikir dan sedekah/infak.
Semoga Allah menjagamu dari setiap kejahatan dan menganugerahkan kepada kita husnul khatimah.
Segala puji bagi Allah pada awal dan akhir serta shalawat dan berkah kepada Nabi Muhammad , keluarga, para shahabat dan pengikutnya sampai hari kiamat tiba.
Read More ..
Musuh-musuh Islam tak henti-hentinya berusaha untuk menjauhkan wanita muslimah dari Agama Islam yang haq dan lurus ini. Di setiap tempat dan kesempatan mereka selalu melontarkan tuduhan-tuduhan keji yang ditujukan kepada wanita-wanita mu’minah yang suci, mereka mengatakan bahwa:
“Islam adalah penjara bagi wanita” karena wanita dalam Islam wajib di rumah, tidak di izinkan keluar kecuali ada hajat".
“Menetapnya wanita di rumah, melemahkan ekonomi suatu negara”.
“Poligami adalah perbuatan hewan”.
“Perceraian adalah suatu kedzaliman”.
“Wanita-wanita muslimah itu sakit, penuh dengan kadas dan panu, oleh karena itu mereka memakai hijab untuk menutupi aibnya”.
Ukhti Al Muslimah …!
“Jangan kau ikuti langkah-langkah syetan” (QS. An Nur: 21).
Ukhti Al Muslimah …!
Jangan engkau dengar kata-kata mereka, sebab mereka adalah penganjur yang berdiri di tepi neraka Jahannam dan mengajak serta menyeret ke dalam api neraka Jahannam.
“Mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.” (QS. Al Kahfi: 5)
Ukhti Al Muslimah …!
Tahukah engkau apa yang mereka inginkan? mereka hanya menginginkan satu perkara. Menghancurkan agama Islam dan merusak generasi Islam dan menyebarkan kekejian di tengah masyarakat beriman. Mereka menghendaki agar wanita-wanita muslimah yang suci keluar dari rumahnya, dari bentengnya. Mereka menghendaki agar engkau menjadi barang murahan, sebagai pemuas syahwat.
Mereka menipumu agar engkau keluar dari surga sebagaimana iblis mengeluarkan bapak kita Adam darinya. Iblis mengeluarkan Adam dan Hawa dari surga dalam keadaan telanjang, tanpa pakaian, yang menutup aurat mereka.
Para pengumbar kejahatan pun meniru gaya dan cara yang sama, jangan kamu hiraukan mereka! Penuhilah panggilan Allah dan Rasul-Nya, pasti di situ ada kebahagiaan sejati.
Allah hanya menghendaki darimu kesucian, kemuliaan dan keluhuran.
Firman Allah :
“Akan tetapi Allah hendak mensucikan dan menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu”. (QS. Al Maidah: 6).
Firman Allah :
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang taubat dan mencintai orang-orang yang melakukan kesucian” (QS. Al Baqarah: 222).
Semoga Allah selalu menunjuki kita ke jalan yang lurus. Amiin.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Rabb sekalian alam, shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi yang mulia Muhammad , keluarga dan sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti petunjuknya sampai hari kiamat.
UKHTI AL MUSLIMAH
[SIAPA YANG MENYURUHMU MEMAKAI JILBAB]
Jangan terkejut sebelum engkau baca buku ini.
Seorang mahasiswi meminta kepada salah seorang teman puterinya agar menemaninya menghadap dosen laki-laki dalam mempertahankan disertasinya untuk meraih gelar magister (MA). temannya berkata: "tak tahukah engkau bahwa kita ini hidup di abad 20?
Seorang dokter wanita di salah satu rumah sakit, ketika ia memakai pakaian dokter hilanglah malunya. Wajah dan rambutnya serta pakaiannya terbuka. Seakan-akan menanggalkan agama dan malu adalah hal yang wajib bagi tugas kedokteran.
Saya pernah berkunjung ke salah satu kerabat yang saya kenal selalu menjaga kehormatan dan hijab/jilbab. Tiba –tiba saya di kejutkan oleh masuknya sopir pribadinya ke tempat pertemuan. Seakan-akan ia salah satu anggota keluarga yang tidak perlu menutup aurat darinya.
Ukhti! pernahkah engkau menduga, bahwa mereka wanita muslimah sadar, mengapa mereka berjilbab? Sesungguhnya realita menunjukkan bahwa mereka pada umumnya memandang jilbab hanya sebatas adat-istiadat yang mereka warisi dari orang tua mereka dan sebagai bakti kepadanya yang telah menyuruhnya. Oleh sebab itu sebagai warisan dan adapt-istiadat suci, maka wajib di jaga dan di lestarikan.
Pernahkah ia bertanya, mengapa ia memakai jilbab? Dan siapa yang menyuruhnya? Bukankah itu perintah Allah !
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anakmu, dan wanita-wanita kaum muslim agar mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab: 59).
Tidakkah ia megetahui bahwa ia menta'ati perintah penciptanya yang memberi rizki yang menciptakan langit dan bumi dan mengetahui mana yang tidak pantas untuk makhluk-Nya.
Firman Allah :
“Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan di bumi”. (QS. Al Baqarah: 284).
Allah yang menciptakanmu:
“Demikianlah, itulah Allah tuhanmu, tidak ada tuhan yang patut di sembah selain Dia. Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia, dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu” (QS. Al An'am: 102).
Yang memberimu nikmat:
“Dan apa saja nikmat yang ada padamu maka dari Allah jualah”. (QS. An Nahl: 53).
Yang mematikanmu:
“Dan datanglah sakaratul maut (kematian) sebanar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya.” ( QS. Qaaf: 19).
Yang berfirman:
“Pada hari (ketika) Kami berkata kepada neraka Jahannam: apakah kamu sudah penuh ? dia menjawab: masih adakah tambahan? Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat-tempat yang tidak jauh (dari mereka). (QS. Qaaf: 30-31).
Yang berfirman:
“Hari (ketika) kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Dzat yang Maha Pemurah sebagai perutusan (yang terhormat), dan kami menggiring orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga” (QS. Maryam: 85-86).
Yang mengadili pada hari yang menakutkan:
“Pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat keras” ( QS; Al Hajj :2).
Ukhti Al Muslimah !
Tidakkah engkau baca firman Allah :
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya serta tidak menampakkan perhiasannya kecuali (yang biasa) nampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka”(QS.An Nur: 31)
Yaitu tidak menampakkan sedikitpun perhiasannya kepada orang-orang asing (bukan muhrim) kecuali sesuatu yang tidak mungkin disembunyikan berupa pakaian yang tidak menyolok, dan hendaklah menjulurkan penutup kepalanya (jilbab) sampai ke dadanya sehingga tertutup. Imam Bukhari meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata:
(( يَرْحَمُ اللهُ النِّسَاءَ الْمُهَاجِرَاتِ اْلأُوَلَ لمَاَ أَنْزَلَ اللهُ ))
“Semoga Allah merahmati wanita-wanita pertama yang berhijrah (muhaajiraat), yaitu ketika Allah menurunkan firman-Nya:
“Hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka” (QS. An Nur: 31).
(( شَقَّقْنَ مُرُوْطَهُنَّ فَاخْتَمَرْنَ بِهَا ))
(Mereka langsung merobek ordeng mereka untuk di jadikan jilbab).
Ukhti Al Muslimah !
Janganlah berkata: “Kita bukan mereka” bagaimana mungkin kita bisa mencapai apa yang mereka capai? jangan engkau heran! seorang penyair berkata:
تَشَبَّهُوْا بِالْكِرَامِ إِنْ لَمْ تَكُوْنُوْا مِثْلَهُمْ
إِّنَ التَّشَبُّهَ بِالْكِرَامِ فَلاَحُ
Berusahalah meniru orang-orang yang mulia walau tidak sama persis seperti mereka.
Sebab meniru orang yang mulia itu merupakan keberuntungan.
Ukhti Al Muslimah!
Tidakkah engkau baca firman Allah tentang isteri-isteri Nabi :
“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi ) maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka” (QS. Al Ahzab: 53).
Lebih suci dari hati siapa, wahai ukhti ? lebih suci dari hati isteri-isteri Nabi , (ummahatul mu’minin). Lebih suci bagi hati para sahabat Nabi , umat yang terbaik setelah Nabi ?
Bagaimana dengan hati kita pada masa sekarang? Apakah Dzat Yang Menciptakanmu, Yang mengetahui cara yang terbaik untuk mensucikan hati, sama dengan orang yang tidak mengetahui hal itu?
Ukhti Al Muslimah …!
Allah berfirman:
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan dan istri-istri orang beriman: "hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Ahzab: 59).
Ibnu Abbas berkata: “Allah memerintahkan isteri-isteri orang beriman, apabila keluar dari rumah untuk suatu keperluan, hendaklah menutup wajahnya dari atas kepala dengan jilbabnya”.
Allah memerintahkan isteri-isteri orang yang beriman melakukan hal tersebut di atas, agar mereka dikenal dengan tertutup rapi, bersih, dan suci. Dengan demikian ia tidak akan di ganggu orang- orang yang jahat.
Coba engkau perhatikan: siapa yang lebih sering digoda dan diganggu lelaki di jalan? tentu mereka yang suka bersolek ala jahiliyah.
Perhatikan firman Allah di bawah ini:
“Dan perempuan-perempuan yang telah berhenti (dari haid dan mengandung) yang tidak ingin kawin lagi, tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka tanpa (bermaksud) menampakkan perhiasan. Dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. An Nur: 60 ).
Allah memberitahukan bahwa berjilbabnya perempuan tua yang tidak ingin menikah lagi serta tidak menampakkan perhiasan itu lebih utama, walaupun diperbolehkan bagi mereka untuk buka wajah dan tangan dengan syarat berlaku sopan (Islami).
Al Qur’an telah mewajibkan wanita muslimah untuk memakai jilbab (hijab) dan mengharamkan bersolek ala jahiliyah (tabarruj).
Ukhti Al Muslimah!
Dengarlah kata ibundamu, Ummul Mu’minin ketika bertanya kepada Nabi :
سَأَلْتُ النَّبِيَّ كَيْفَ يَصْنَعُ النِّسَاءُ بِذُيُوْلِهِنَّ (أَسْفَلِ الثِّيَابِ) ؟ قَالَ: يُرْخِيْنَهُ شِبْرًا، قَالَتْ: إِذَا تَنْكَشِفُ أَقْدَامُهُنَّ، قاَلَ: يُرْخِيْنَهُ ذِرَاعًا لاَ يَزِدْنَ عَلَيْهِ. متفق عليه
“Apa yang harus diperbuat wanita dengan ujung baju mereka? Nabi bersabda: Hendaklah ia turunkan satu jengkal (dari mata kaki) Ummul Mu’minin berkata: “kalau begitu akan tersingkap telapak kaki kami, wahai Rasulullah” Nabi bersabda: “turunkan satu hasta dan jangan dilebihkan” (HR. Bukhari dan Muslim).
Subhanallah! Ummahatul Mu’minin meminta agar diperpanjang bajunya, sedang wanita-wanita kita malah banyak memendekkan (menaikkan ke lutut bahkan ada yang ada di atasnya) dan mereka tak peduli.
“Nabi dan kitab suci kita melarang telanjang, tidak menutup aurat, maka tanyakan kepada hadits dan ayat suci Al Qur’an”
Adapun hijab artinya adalah menutup badan, dan sebagai ciri dari sekumpulan peraturan sosial yang berhubungan dengan keadaan wanita dalam undang-undang Islam, yang telah ditetapkan Allah untuk menjadi benteng yang kuat, yang menjaga kehormatan, kemuliaan, dan keluhuran wanita. Pakaian yang memelihara masyarakat dari fitnah, dan dalam ruang lingkup yang ketat sebagai sarana bagi wanita untuk membentuk generasi Islam, merajut masa depan umat, yang pada gilirannya ikut berperan dalam perjuangan Islam dan mengokohkannya di muka bumi ini.
RAMBU-RAMBU JALAN
Ukhti Al Muslimah !
Untukmu yang masih dibalut keraguan untuk memakai jilbab. Untukmu untaian ayat ilahi ini:
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata” (QS. Al Ahzab: 36).
Untukmu yang belum sadar, yang berjalan tanpa petunjuk, untukmu untaian sabda Rasulullah :
(( لاَ يَكُنْ أَحَدُكُمْ إِمَّعَةً يَقُوْلُ أَناَ مَعَ النَّاسِ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَحْسَنْتُ وَإِنْ أَسَاؤُوْا أَسَأْتُ، وَلَكِنْ وَطِِّنُوْا أَنْفُسَكُمْ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَحْسِنُوْا وَإِذَا أَسَاؤُوْا أَنْ تَجْتَنِبُوْا إِسَاءَتَهُمْ ))
“Janganlah seorang dari kalian menjadi orang yang tak berpendirian, yang berkata: aku bersama orang banyak, bila mereka baik, aku baik, bila mereka berbuat jahat, akupun berbuat jahat, akan tetapi mantapkan dirimu, bila mereka baik, maka berbuat baiklah anda, dan jika mereka jahat, maka jauhilah kejahatannya”.
Buatmu yang selalu berkata: Bilamana aku memakai jilbab di negeri kafir, manusia akan melihat dan memperhatikanku, namun bila aku melepaskan jilbabku, aku seperti mereka, tak ada yang memperhatikanku.
Wahai puteriku yang cerdik dan pandai: sesungguhnya melawan arus kejahatan, konsisten, komitmen, dan konsekwen dalam kebenaran terutama di negeri kafir adalah iman yang diserukan Allah , tidak boleh seorangpun melakukan ijtihad menentukan hukum padahal telah ada nash Al Qur’an dan Al Hadits.
SEJENAK
Ukhti Al Muslimah…
Wahai wanita yang tunduk kepada kekafiran, mereka berkata: "engkau adalah wanita terpelajar. Di antara kami ada dokter wanita, ada sastrawati, ada wartawati, ada dosen wanita yang mengajar di negeri kalian. Islam tidak pernah melarang sedikitpun hal itu. Tidak ada perbedaan lagi antara laki-laki dan perempuan. Sukakah engkau kepada kami? jawaban kami hanya menyitir firman Allah :
“Orang-orang yahudi dan nashrani tak akan pernah rela padamu sampai engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah sesungguhnya petunjuk Allah adalah petunjuk yang sebenarnya, dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi Pelindung dan Penolong bagimu” (QS. Al Baqarah: 120).
Mereka berkata: “Cukup bagi saya ke-Islamanmu sebatas pada ibadah ritual semata. Adapun ilmu, moral, tingkah laku, pakaian, ide, dan seluruh urusan duniamu, wajiblah engkau mengikuti cara kami”.
Sungguh benar sabda Rasulullah :
((لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبٍّ لَدَخَلْتُمُوْهُ، قُلْناَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ الْيَهُوْد ُوَالنَّصَارَى ؟ قَالَ: فَمَنْ))
"Kamu akan mengikuti tradisi orang-orang sebelummu, sejengkal demi jengkal, sehasta demi hasta, hingga andaikan mereka memasuki lubang biawak, kamu akan ikut masuk kedalamnya, kami berkata: apakah mereka kaum Yahudi dan Nashrani? jawab Rasulullah siapa lagi kalau bukan mereka” ( HR. Muslim ).
Ukhti Al Muslimah!
Engkau seharusnya memperhatikan pakaianmu dan perbuatanmu serta wajib mengikuti kepribadian Islam sebagaimana apa yang engkau dengar, lihat dan baca.
Sungguh sedikit orang yang berbuat dan mengajak kepada kebaikan, sebagaimana seruan seorang penyair:
يَا خَادِمَ الْجِسْمِ كَمْ تَسْعَى لِخِدْمَتِهِ
أَتَطْلُبُ الرِّبْحَ مِمَّا فِيْهِ خُسْرَانُ
أَقْبِلْ عَلَى النَّفْسِ فَاسْتَكْمِلْ فَضَائِلَهَا
فَأَنْتَ بِالنَّفْسِ لاَ بِالْجِسْمِ إِنْسَانُ
“Wahai dikau yang selalu mengurusi badanmu. Betapa banyak usaha yang telah engkau lakukan.
Apakah engkau mencari keuntungan dari sesuatu yang jelas merugikan.
Perhatikan jiwamu, sempurnakan keutamaannya.
Sebab dikau disebut manusia dengan jiwa, bukan karena tubuh jasadmu.
Ukhti Al Muslimah!
Jadikan Khadijah radhiyallahu 'anha suri tauladan dan panutanmu dalam berjuang dengan harta dan jiwa.
Jadikan Aisyah radhiyallahu 'anha tauladanmu dalam ilmu pengetahuan. Jadikan keluarga Yasir suri tauladanmu dalam kesabaran dan berpegang teguh kepada agama Allah.
Wahai ibu generasi mendatang, perhatikan perkataan seorang penyair:
الأُمُّ مَدْرَسَةٌ إِذَا أَعْدَدْتَهَا أَعْدَدْتَ شَعْبًا طَيِّبَ الأعْرَاقِ
الأُمُّ رَوْضٌ إِنْ تَعْهَدْه الحَيَ بِالرَيِّ أَوْرَقَ أَيَّمَا إِيْرَاقِ
الأُمُّ أُسْتَاذُ الأسَاتِذَة الأُوْلَى شَغَلَتْ مَآثِرُهم مَدَى الآفَاقِ
“Ibu adalah madrasah, jika anda persiapkan
Anda mempersiapkan generasi yang harum namanya.
Ibu adalah taman, jika ia selalu disiram.
ia akan berdaun rindang.
Ibu adalah ustadzah pertama, pengaruhnya sangat besar sepanjang masa.
Ukhti Al Muslimah !
Andai mereka melihat bentuk tubuhmu tidak menarik lagi atau ketika usiamu telah senja, tua renta, apakah mereka masih memajang fotomu, di sampul-sampul majalah, buku dan semisalnya, walaupun kamu orang yang terpelajar? Masihkah mereka memintamu bekerja sebagai pramugari di salah satu pesawat, dengan dalih penghargaan terhadap wanita? Masihkah engkau temui orang yang memperjuangkan sempitnya ruang lingkup belajarmu?
Sesungguhnya mereka hanya ingin menikmati kecantikan wajah dan kemolekan tubuh serta merdunya suaramu. Bila hal itu hilang darimu maka merekapun pasti meninggalkanmu, seakan-akan engkau adalah sebuah barang yang sudah habis masa berlakunya.
PERINGATAN
Rasulullah bersabda:
(( مَا تَرَكْتُ بَعْدِيْ فِتْنَةً أَضَرَّ عَلىَ الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ )) متفق عليه.
“Aku tidak meninggalkan fitnah sepeninggalku yang lebih berbahaya bagi laki-laki dari pada wanita” (HR. Bukhari Muslim).
Musuh-musuh Islam telah mengetahui, bahwa kerusakan dan kerendahan moral wanita berarti pengrusakan terhadap masyarakat secara universal dan integral.
Seorang tokoh aliran (free masonry) berkata: “secangkir minuman keras, seorang biduanita dapat menghancurkan ummat Muhammad melebihi kekuatan seribu tank baja, peluru kendali, dan senjata kimia yang canggih. Oleh karena itu buatlah mereka tenggelam dalam cinta materi dan syahwat”.
Temannya yang lain berkata:
“Kita harus mempergunakan wanita sebab setiap kali ia mengulurkan tangannya kepada kita, kita telah mendapatkan apa yang kita inginkan dan kita telah berhasil memporak-porandakan serdadu penolong agama Islam”.
ANCAMAN
Kepada setiap orang yang berusaha menjadikan para artis dan biduanita sebagai tauladan idola wanita-wanita muslimah, kepada mereka kami persembahkan ancaman Allah ini:
“Sesungguhnya orang-orang yang senang, agar tersiar perbuatan keji dikalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan di akhirat, dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. An Nur: 19).
Ancaman ini terhadap orang yang senang, lalu bagaimana terhadap orang yang melakukan ! tentu lebih dahsyat.
DUA GOLONGAN YANG BELUM PERNAH DILIHAT RASULULLAH DAN TELAH KITA LIHAT
Rasulullah bersabda:
(( صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا، قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلاَتٌ مُمِيْلاَتٌ رُؤُوْسُهُنَّ كَأَسْنَامِ البُخْتِ الْمَائِلَةِ، لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيْحَهَا وَإِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذاَ وَكَذَا )) رواه مسلم.
“Dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu: “suatu kaum yang memiliki cambuk, seperti ekor sapi untuk memukul manusia, dan para wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggak-lenggok (jalannya), mengajarkan wanita berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, wanita seperti ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wanginya, walaupun wanginya tercium selama perjalanan ini dan ini ( jauhnya)” ( HR. Muslim ).
Berita Rasulullah telah terbukti. Sungguh beliau telah memberikan ciri-ciri yang tepat seperti orang yang menyaksikannya.
Berpakaian tapi telanjang
Mereka memakai pakaian yang tipis, sehingga kelihatan lekuk tubuhnya atau pakaian mini (bikini) dan semisalnya. Wanita seperti ini berpakaian tapi pada hakikatnya telanjang.
Maailat Berpaling dari ta'at kepada Allah, dan dari kewajiban-kewajiban berupa malu, enggan memakai hijab dan jilbab. Mereka berlenggak-lenggok saat berjalan dengan pakaian mini yang memperlihatkan auratnya.
Mumilaat Memalingkan wanita lain, dengan mengajarkan kepada mereka bersolek, berdandan secara seronok dan tidak menutup aurat, dengan berbagai macam cara. Memalingkan hati laki-laki dengan rayuan manis beracun iblis.
Kepala mereka seperti punuk unta
Menyanggul rambutnya keatas (kebanyakan rambut sambungan dan pasangan, padahal Allah dan Rasul-Nya melaknat wanita yang menyambung rambutnya dan minta di sambungkan) seperti punuk unta yang miring.
KEPADA SETIAP ORANG TUA
Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. At Tahrim: 6).
Ali bin Abi Thalib berkata: “Didiklah mereka dan ajarilah terutama masalah dien Islam yang mulia ini”.
Imam Qatadah berkata: “Engkau perintahkan mereka untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan kamu larang mereka dari maksiat dan berbuat dosa, melanggar larangan Allah dan Rasul-Nya dan meninggalkan kewajiban yang telah diperintahkan”.
Wahai orang tua? bila ada orang yang berkata kepadamu: “Bahwa gedungmu yang megah itu, jika tidak engkau rawat dengan seksama, dan engkau jaga dengan baik, dengan selalu mengontrol dan memperbaiki setiap kerusakan sebelum kerusakan itu parah, jika ini tidak engkau lakukan, niscaya gedungmu yang megah itu akan roboh”.
Apa yang akan engkau kerjakan? tentu engkau akan berusaha semaksimal mungkin agar gedungmu tidak roboh, maka bagaimana sikapmu terhadap anak perempuanmu, sedang Allah telah memerintahmu menjaganya dari api neraka.
Wahai para orang tua! Sesungguhnya para pemudi yang telah hilang sifat malunya, yang sombong untuk mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya mereka itu kita lihat dan kita dengar, mereka tidak turun dari langit dan tidak keluar dari perut bumi. Tapi mereka sesungguhnya keluar dari rumahmu (pengawasanmu) keluar dari rumah saudara dan famili muslimmu.
Akhi Muslim! bertaqwalah pada Allah!
Perhatikan anak puterimu melebihi perhatianmu terhadap duniamu. Janganlah engkau termasuk orang yang Rasulullah maksudkan dalam sabdanya:
(( لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ دَيُّوْثٌ، قَالُوْا: وَمَنْ هُوَ الدَّيُّوْثُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ: الَّذِيْ لاَ يَغَارُ عَلَى مَحَارِمِهِ )) وَفِيْ رِوَايَةٍ قَالَ: (( الَّذِيْ يَرْضَى الْخَبَثَ فِيْ أَهْلِهِ ))
“Tidak masuk surga Dayyus, para sahabat bertanya: "Siapakah yang dimaksud dengan Dayyus itu wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: “Seorang yang tidak ada (cemburu) terhadap muhrimnya”. Dalam riwayat yang lain beliau bersabda: “Seorang yang rela kenistaan menimpa keluarganya” (HR. Muslim).
SALAM DAN KABAR GEMBIRA
Kepada Ukhti Muslimah !
Yang tegar dalam menghadapi serangan musuh yang buas. Kepada Ukhti Muslimah yang menampar muka setiap penyeru kebebasan dengan sikap konsisten, komitmen, dan konsekwen terhadap ajaran Islam.
Kepada Ukhti yang selalu memegang teguh sifat malu dan kesucian dirinya, kepada benteng yang kokoh dalam menghadapi topan kebatilan.
Kepada Ukhti yang berpegang teguh kepada kitab Allah dan selalu mengangkat panji Rasul-Nya seraya berkata:
يَدُ العَفَافِ أَصُوْنُ عِزَّ حِجَابِيْ وَبِعِصْمَتِي أَعْلُو عَلَى أَتْرَابِيْ
“Dengan tangan kesucianku, akan aku jaga kemuliaan hijab dan jilbabku
dan dengan kesucianku pula aku diatas teman-teman sebayaku.
Kepadanya khabar gembira dari Nabi :
(( إِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ آيَّامَ الصَّبْرِ لِلْمُتَمَسِّكِ فِيْهِنَّ يَوْمَئِذٍ بِمَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ أَجْرُخَمْسِيْنَ مِنْكُمْ، قَالُوْا: يَا نَبِيَّ اللهِ: أَوَ مِنْهُمْ ؟ قَالَ: بَلْ مِنْكُمْ ))
“Sesungguhnya di belakang kamu ada hari-hari kesabaran. Orang-orang yang berpegang teguh pada hari itu mendapat pahala 50 orang dari kamu. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah sebesar pahala 50 orang dari mereka? Nabi bersabda: “Bahkan dari kamu”. (HR. Tirmidzi dan Abu Daud, dishahihkan Albani).
Juga kepadanya sabda Rasulullah yang lain:
(( إِنَّ اْلإِسْلاَمَ بَدَأَ غَرِيْبًا وَسَيَعُوْدُ غَرِيْبًا كَمَا بَدَأَ فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ، قِيْلَ: وَمَنْ هُمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قاَلَ: الَّذِيْنَ يُصْلِحُوْنَ إذَا فَسَدَ النَّاسُ ))
“Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali asing seperti permulaannya, maka beruntunglah orang-orang yang asing, Rasulullah ditanya: siapa mereka wahai Rasulullah ? Rasulullah menjawab: Mereka yang mengadakan perbaikan ketika manusia rusak” (HR.Tirmidzi dan dishahihkan Albani).
Kepada mereka salam dari Allah, para muslimin dan muslimat yang sabar dalam menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi larangan-Nya:
“Salam sejahtera untukmu, karena kesabaranmu, dan sebaik-baik kesudahan surgalah balasannya” (QS; Ar Ra'd: 24).
SYARAT-SYARAT HIJAB SYAR’I
Adapun syarat-syarat hijab syar’i adalah:
1-Hendaklah hijab/jilbab menutup seluruh badan. Allah berfirman:
“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh badan mereka” (QS. Al Ahzab: 59).
Jilbab adalah pakaian panjang yang menutup seluruh badan (dari kepala hingga mata kaki), artinya dengan mengulurkan keseluruh badan yang merupakan aurat wanita. jadi jilbab yang syar’i adalah yang menutup seluruh badan wanita.
2-Hendaklah hijab/jilbab tersebut tebal, tidak tipis dan tidak transparan, karena maksud dari hijab adalah menutup, jika tidak menutup, tidak dinamakan hijab, karena hal tersebut tidak menghalangi penglihatan, sehingga seperti yang di katakan dalam hadits Nabi “Berpakaian tetapi pada hakikatnya telanjang".
3-Hendaklah hijab/jilbab tidak berupa perhiasan atau pakaian yang menyolok, yang memiliki warna-warni yang menarik, sehingga menimbulkan perhatian. Allah berfirman:
“Dan tidak menampakkan perhiasan kecuali yang biasa tampak darinya”(QS; An Nur : 31).
Makna (إلا ما ظهر منها) apa yang nampak darinya, yaitu dengan tanpa disengaja. Apabila hijab itu sendiri perhiasan, maka tidak boleh dipakai, dan tidak dinamakan hijab, sebab hijab adalah sesuatu yang menghalangi timbulnya perhiasan terhadap bukan muhrim.
4-Hendaklah hijab/jilbab tersebut tidak sempit, ketat. Tidak membentuk lekuk tubuh dan aurat, maka jilbab harus luas dan lebar, sehingga tidak menimbulkan fitnah.
5-Hendaklah tidak memakai minyak wangi, yang menyebabkan timbulnya fitnah, yaitu rangsangan bagi laki-laki. Rasulullah bersabda:
(( إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ بِالْمَجْلِسِ فَهِيَ كَذَا وَكَذَا)) يَعْنِيْ زَانِيَةٌ. أصحاب السنن. وقال الترمذي حسن صحيح.
“Sesungguhnya wanita apabila memakai minyak wangi lalu lewat pada suatu majlis, maka ia adalah ini dan ini yaitu: ia wanita pezina” (HR. Ashabus sunan, Tirmidzi berkata: hadits ini hasan shahih).
Dalam riwayat lain:
وَفِيْ رِوَايَةٍ أُخْرَى: (( إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى الْقَوْمِ لِيَجِدُوْا رِيْحَهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ ))
“Sesungguhnya wanita bila memakai minyak wangi kemudian lewat pada suatu majlis/ perkumpulan kaum agar mereka mencium baunya, maka ia telah berzina”.
6-Hendaklah hijab/jilbab tersebut tidak menyerupai pakaian laki-laki. Dalam hadits yang di riwayatkan Abu Hurairah , bahwa Rasulullah bersabda:
(( لَعَنَ النَّبِيُّ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لِبْسَةَ الْمَرْأَةِ، وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لِبْسَةَ الرَّجُلِ ))
“Nabi melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki” (HR. Abu Daud dan Nasa’i).
Dalam hadits yang lain:
(( لَعَنَ اللهُ الْمُخَنَّثِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ وَالْمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ ))
“Allah melaknat laki-laki yang bergaya perempuan dan perempuan yang bergaya laki-laki” (HR. Abu Daud dan Nasa’i).
Maksudnya: perempuan yang menyerupai laki-laki dalam pakaiannya, modelnya, seperti perempuan zaman sekarang ini, begitu pula laki-laki yang menyerupai perempuan dalam pakaian, gaya bicara dan lain sebagainya.
Kita mohon kepada Allah kesehatan dan keselamatan dunia dan akhirat.
PENUTUP
NASEHAT UNTUK PARA WANITA
Akhirnya, saya persembahkan 11 nasehat yang berharga ini kepadamu, wahai Ukhti Al Muslimah.
Kerjakanlah, Insya Allah engkau akan berbahagia di dunia dan akhirat, minta tolonglah kepada Allah dalam mengamalkannya, kemudian dengan membaca dan memahami kitab kecil ini.
1-Beribadahlah kepada Allah semata, sesuai dengan apa yang telah diisyaratkan, di dalam Al Qur’an dan Al hadits.
2-Hati-hatilah terhadap syirik dalam aqidah dan ibadah, sebab syirik menggugurkan amal dan menyebabkan kerugian.
3-Hati-hatilah terhadap bid’ah, baik dalam aqidah maupun dalam ibadah, sebab setiap bid’ah adalah sesat dan orang-orang yang sesat adalah (tempatnya) di dalam neraka.
4-Jagalah shalatmu dengan sempurna, sebab orang yang selalu menjaga shalatnya, ia akan lebih menjaga dalam hal lainnya, dan orang yang meremehkan shalat, ia akan meremehkan hal lainnya juga.
Jagalah kesucian, thuma’ninah, I’tidal, serta khusyu dalam shalat, janganlah sampai engkau mengakhirkan waktunya, sebab seorang hamba bila shalatnya baik, maka seluruh amal perbuatannya baik, sebaliknya bila shalatnya rusak (tidak baik) maka amal perbuatannya juga rusak (tidak baik).
5-Ta'atilah suamimu, jika engkau sudah berumah tangga, jangan sekali-kali engkau menolak keinginannya, dan melanggar perintahnya, selama tidak menyuruh berbuat maksiat dan dosa.
6-Jagalah suamimu jika dia tidak ada bersamamu dan ketika ia berada disisimu. Jagalah dirimu dan hartanya.
7-Berbuat baiklah kepada tetanggamu dengan perkataan dan perbuatan sebagai balas budi dan menolak keburukan.
8-Menetaplah di rumahmu, jangan keluar kecuali dalam keadaan darurat, dan menutup aurat (berjilbab).
9-Berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu dengan perkataan dan perbuatan selama mereka menyuruhmu dalam kebaikan, jika mereka menyuruhmu berbuat maksiat, maka tidak boleh ta'at kepadanya, sebab tidak ada keta'atan dalam maksiat kepada Allah.
10-Curahkan perhatianmu terhadap pendidikan anakmu, jika engkau sudah mempunyai anak, dengan membiasakan mereka jujur, bersih, benar dalam perkataan dan perbuatan, serta dengan mengajarkan kepada mereka adab yang tinggi /mulia dan akhlak yang terpuji.
Suruhlah mereka shalat lima waktu bila sudah berusia 7 tahun, dan bila mereka meninggalkannya pada usia 10 tahun, maka pukullah mereka serta pisahkan tempat tidurnya (antara laki-laki dan perempuan).
11-Perbanyaklah dzikir dan sedekah/infak.
Semoga Allah menjagamu dari setiap kejahatan dan menganugerahkan kepada kita husnul khatimah.
Segala puji bagi Allah pada awal dan akhir serta shalawat dan berkah kepada Nabi Muhammad , keluarga, para shahabat dan pengikutnya sampai hari kiamat tiba.
Read More ..
Wahai Saudari Muslimah Pakailah jilbabmu
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi dan Rasul paling mulia Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam serta para sahabatnya dan pengikutnya yang setia hingga hari kiyamat, Waba'du:
Allah subhanahu wata'ala telah mensyariatkan Islam sebagai agama penutup dari semua agama samawi (agama yang berdasarkan wahyu). Agama yang relefan untuk semua zaman dan tempat, barangsiapa yang memeluknya maka ia akan bahagia dunia dan akhirat, dan siapa saja yang meninggalkannya dan memilih selainnya maka ia akan celaka selama-lamanya, Allah subhanahu wata'ala berfirman:
Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa. (QS. Al An'am:153)
Lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan seat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (QS. Tahaa:123-124)
Agama yang sempurna mengatur semua aspek kehidupan baik politik, ekonomi, sosial maupun pengetahuan yang telah mengantarkan kaum muslimin memperoleh kemuliaan dan kemenangan sehingga pada saat itu mereka bisa menguasai dunia ketika mereka mempraktekan ajaran-ajaran islam dalam kehidupan mereka.
Contoh kongkrit akan hal itu adalah ketika apa yang telah diperoleh oleh kaum muslimin pada zaman keemasan peradaban islam, hanya saja musuh-musuh islam tidak tinggal diam setelah mereka tidak mampu untuk mengalahkan kaum muslimin dengan senjata mereka melancarkan serangan perang peradaban dan meyebarkan racun yang merusak pemikiran dan akhlak serta menebar kerancuan seputar hukum islam, mereka menggunakan pemuda pemudi kaum muslimin yang telah menjadi antek-antek mereka, diantara masalah yang mereka bidik adalah tentang hukum jilbab dengan melontarkan tuduhan bahwa jilbab adalah penyebab keterbelakangan dan kemunduran.
Ketika sebagian kaum muslimah mulai tertipu oleh propaganda mereka sehingga mereka keluar rumah tidak mengenakan pakaian muslimah, ternyata musuh-musuh islam tidak berhenti hanya sampai disitu tapi mereka terus melancarkan serangannya hingga mereka benar-benar keluar rumah dengan memamerkan auratnya dengan pakaian yang sudah mereka rancang. Kemudian menyuruh mereka untuk memakai pakaian yang minim dipantai-pantai, panggung bahkan di jalalanan sehingga mereka keluar dengan penampilan serba minim dan hampir telanjang serta dijadikan sebagai ajang tontonan dan pemuas nafsu bejad dengan selogan bahwa itu adalah bagian dari modernisasi dan kemajuan, bagi yang menyaksikan pemandangan itu ia akan teringat pernyataan seorang penyair yang berbunyi:
Telah dicabut rasa malu dari jiwa-jiwa, sehingga engkau tidak dapati lagi jiwa-jiwa yang memiliki rasa malu dan menginginkannya ...
Tidak hanya itu bahkan sampai-sampai mereka berani mencium wanita ditempat umum dan terbuka seperti di jalan-jalan, taman dan kendaraan umum dengan anggapan bahwa itu adalah bagian dari kemajuan dan modernisasi serta kebebasan. Dan sesungguhnya inilah yang mereka inginkan dari para wanita.
Itulah metode dan teori setan dalam menyesatkan dan menyebarkan kerusakan dimuka bumi ini, Allah subhanahu wata'ala berfirman:
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. (QS. Al A'raf :27)
Inilah yang mereka peroleh dari peradaban barat yang penuh dengan penyakit dan kebobrokan yang merusak akhlak dan perilaku kaum muslimin, bahkan hampir-hampir mereka membinasakan keluarga-keluarga kaum muslimin dan menerlantarkan kaum wanita, seorang orientalis menuturkan dalam sebuah suratnya [ kita harus memfokuskan perhatian kita kepada para wanita – dari kalangan kaum muslimin-, bilamana mereka mau tunduk kepada kita niscaya kita akan bisa menang dan merealisasikan apa yang kita inginkan ] .
Mereka menjadikan kaum wanita sebagai barang murahan untuk memuaskan hawa nafsu mereka dan sebenarnya bukanlah jilbab yang menjadi target mereka, akan tetapi ketika mereka mempropagandakan untuk melepaskannya dari kaum muslimat sebenarnya mereka bertujuan untuk meruntuhkan rumah tangga kaum muslimin dan menerlantarkan umat islam kemudian mereka menjadikan jilbab sebagai sarana untuk mencapai apa yang mereka inginkan.
Hal ini karena kaum muslimin sudah sepakat akan wajibnya jilbab dimana al qur'an dan sunnah telah menjelaskan hal tersebut, diantaranya disebutkan dalam firman Allah yang berbunyi:
Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min:"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab:59)
Dan juga firman Allah yang artinya:
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka (QS. An Nuur :31)
Kerudung (khemar) adalah kain yang ditutupan diatas kepala wanita dan jika diperintahkan untuk menjulurkannya hingga ke dada maka ini menunjukan bahwa muka-pun harus ikut tertutupi, Allah juga melarang para wanita untuk menampakkan perhiasan mereka kepada orang lain yang bukan mahram mereka, Allah berfirman:
Dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita (QS. 24:31)
Tidak diragukan lagi bahwa wajah merupakan hiasan wanita yang paling indah, karena jika seseorang dikatakan cakep tidak lain adalah karena wajahnya yang menawan, hal itu seperti yang disebutkan oleh para penyair dalam bait-bait syi'ir mereka, barangsiapa yang ingin tahu lebih luas tentang hukum jilbab dan bantahan terhadap orang-orang yang mengingkari wajibnya hijab (cadar) silahkan baca sebuah risalah berjudul "Al Hijab" yang ditulis oleh Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin -rahimahullah- yang merupakan tulisan terbaik dalam maslah ini.
Saya sangat heran terhadap sikap seorang wanita yang menolak untuk memakai jilbab tapi dia mau memakai seragam dokter atau perawat yang menjadi profesinya dari pagi hinga sore hari dan dia merasa bangga degannya bahkan ia memakai masker dimukanya karena khawatir tertular penyakit selama berada di lingkungan rumah sakit.
Kita katakan padanya, jika Anda berbangga dengan pakaian dan masker tersebut karena sesuai degan profesi Anda kenapa Anda tidak mau memakai jilbab ketika keluar rumah dan berada ditengah-tengah kaum pria, kenapa Anda tidak berbangga dengan pakaian yang islami? Kemudian jika Anda merasa yakin bahwa masker yang Anda kenakan itu bisa menghalangi Anda dari berbagai virus penyebab penyakit menular kenapa Anda tidak yakin bahwa cadar atau jilbab itu akan menjaga Anda dari berbagai virus dan penyakit moral yang sangat mudah menular? Allah berfirman menjelaskan tentang hikmah diwajibkannya jilbab:
" Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu." (QS. Al Ahzab: 59).
Dan gangguan itu mulai dari pandangan, senyuman lalu rayuan, jika hal itu berhasil maka bagus, jika tidak maka mereka akan meneruskan ke tahap yang lebih berbahaya yaitu dengan pelecehan, penculikan bahkan pemerkosaan dan hal ini telah diketahui oleh setiap orang.
Apa yang kita saksikan dikoran-koran dan majalah tentang berita kriminal yang terjadi dikalangan masyarakat muslim akibat pergaulan bebas dan meninggalkan pakainan muslimah adalah merupakan bukti kuat akan pentingnya jilbab. Sunguh para wanita sahabat adalah merupakan suritauladan yang paling bagus dalam melaksanakan ajaran islam dengan penuh kesungguhan dan kepatuhan.
Pernah ada seorang wanita yang datang kepada Rasululah shalallahu 'alaihi wasallam. Dan berkata: "Ya Rasulullah, sunguh aku terkena penyait ayan dan kadang-kadang pakaianku terbuka, maka berdoalah kepada Allah subhanahu wata'ala untukku, maka Rasululah shalallahu 'alaihi wasallam Bersabda: "jika engkau mau maka bersabdarlah dan engkau akan mendapatkan surga atau aku doakan biar engkau sembuh, maka ia berkata: saya akan bersabar akan tetapi pakaian saya sering terbuka, maka doakanlah biar pakaianku tidak terbuka, lalau rasulullah mendoakannya" (HR. Bukhari dan Muslim).
Lihat bagaimana wanita sahabat ini sangat menjaga dalam berjilbab agar pakaiannya tidak terbuka padahal dalam kondisi sakit. Kemudian ketika Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menyebutkan tentang kondisi manusia pada hari kiyamat dimana mereka akan dibangkitkan dalam keadaan telajang dan tidak berhitan, 'Aisyah langsung bertanya, ya Rasulullah jika demikian maka laki-laki dan perempuan akan saling melihat satu sama lain? Maka Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, "wahai 'Aisyah perkara lebih besar dari itu (saling memandang)",
lihatlah bagaimana kekhawatiran 'Aisyah ra. dalam maslah ini.
Sungguh benar apa yang dikatakan oleh seorang penyair:
Wahai wanita yang dulu dikenal kemuliaannya *** sedangkan sekarang mereka menginginkannya jadi bahan mainan dan sendau gurau
Tidaklah sama antara orang yang dibimbing oleh Rasulullah *** dengan orang yang mengikuti jejak Abu jahal
Tidaklah sama wanita yang mejadikan 'Aisyah sebagai suri tauladannya *** dengan yang mengikuti langkah sipembawa kayu bakar (istri abu lahab).
Sesunguhnya malu adalah sebagian dari iman maka *** jadikanlah ia sebagai hiasanmu wahai sadariku dan harapkanlah pahala karenanya
Jangan kau pedulikan apa yang mereka lontarkan dari berbagai kerancuan *** karena engkau punya akal yang akan menunjukinmu
Berpeganglah dengan bukhul tali keimanan *** jagalah wibawamu dan jauhilah para pengajak kesesatan dan tinggalkanlah mereka
Kenistaan merupakan penyakit yang bahayanya *** akan menular seperti penyakit lepra dan kudis
Jagalah rasa malumu sebagaimana engkau menjaga kehormatanmu dan jangan lemah *** bersabar dan tabahlah untuk menggapai keridhaan Allah subhanahu wata'ala.
Betapa buruknya seorang gadis yang tidak punya rasa malu *** sekalipun ia memakai perhiasan emas dan permata
Jilbab yang kita inginkan adalah kehormatan *** bagi setiap kaum wanita yang tidak ingin dicela dan dihina
Jika iblis merayumu untuk berbuat maksiat *** maka binasakan dia dengan membaca istighfar
Juga dengan shalat dipagi hari dengan penuh kekhusyuan *** bersujud untuk mengakui dosa-dosa dan mendekatkan diri kepada Allah
Penyair lain berkata:
Tidak berguna kecantikan dan kecerdasan seorang gadis *** jika tidak dipergunakan dijalan kebaikan
Kecantikannya hanya sebatas miliknya *** akan tetapi yang bermanfaat bagi manusia adalah kehormatan dan kesalihannya
Kita katakan kepada orang yang menolak dan melecehkan jilbab -kita memohon perlindungan kepada Allah dari sifat ini- : jilbab ini disyariatkan untuk melindungi wanita dari jiwa-jiwa kotor dan keji yang condong untuk melakukan kejahatan dengan lisan dan perbuatannya seperti pelecehan seksual hingga pemerkosaan. Disinilah nampak hikmah diwajibkannya jilbab seperti yang disebutkan dalam firman Allah subhanahu wata'ala. " Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu." (QS. Al Ahzab: 59).
Jilbab melindungi wanita muslimah dari pandangan jahat penyebab fitnah, ketika seorang wanita muslimah mengenakan jilbab yang rapih dia akan memperoleh kemuliaan dan tidak akan ada orang yang berani mengganggunya atau menyentuhnya, dia akan aman ketika hendak pergi untuk menyelesaikan urusannya dan tidak akan diganggu dengan cacian atau hinaan hingga ia pulang kembali ke rumahnya.
Pada zaman dulu masyarakat muslim tidak mengenal yang namanya penculikan ataupun pemerkosaan dan pelecehan seksual, kecuali yang kita dengar dari kejadian di negara-negara barat dan itupun hanya sebatas berita.
Akan tetapi setelah sebagian dari masyarakat muslim menentang sebagian syariat islam yang diantaranya dengan meninggalkan pakaian muslimah (jilbab) dengan alasan modernisasi dan kebebasan, maka munculah kasus-kasus penculikan dan pemerkosaan bahkan kasus ini mencatat angka yang sangat tinggi di sebagian bagian negara kaum muslimin, sehingga kaum wanita tidak lagi bisa merasa aman terutama ketika keluar rumah dan berada di tempat-tempat umum seperti di taman, kebun, mall, pasar dan sarana-sarana transportasi umum seperti kereta api, bus maupun taxi karena mereka sering mendapatkan perlakuan yang tidak senonoh dan mendengar perkataan-perkataan yang tidak sopan, ini semua karena mereka meninggalkan jilbab, Allah subhanahu wata'ala berfirman:
"Barangsiapa yang berpaling dari mengingat Rabb (Tuhan) nya niscaya ia akan mendapatkan siksaan yang berat" (QS. Al Jin: 17).
Dalam survey yang diadakan oleh lembaga KREDIF untuk perlindungan hak-hak wanita, yang diadakan disalah satu negara arab menjelaskan bahwa 80% dari wanita negeri itu mendapatkan gangguan ketika hendak pergi atau pulang dari tempat tempat kerja , mulai dari gangguan ringan hingga pelecehan seksual, akan tetapi meyoritas dari mereka enggan untuk menceritakannya secara rinci karena malu terhadap keluarganya. Dan kebanyaakan mereka tidak berani lagi untuk melewati beberapa kawasan pemukiman karena faktor keamanan (sumber: koran Asy-Syarq al Ausath edisi 7868 tanggal 11/3/1421 H).
Hasil survey ini kita persembahkan kepada para pengajak kebebasan dan kekejian baik laki maupun perempuan. Kita katakan kepada mereka inilah hasil dakwah dan propaganda kalian, sebuah hasil survey yang valid dan lengkap dari sebuah lembaga khusus pemerhati hak-hak kaum hawa.
Kemudian kita katakan kepada mereka, jalan manakah lebih aman dan tenang? Jalan kesucian dan kehormatan dengan mengenakan busana muslimah? Ataukah jalan kerusakan dan kesesatan serta penolakan terhadap syari'at Allah dengan mengabaikan pakaian muslimah?
Kita juga katakan kepada mereka jika kalian menolak jilbab dengan tuduhan keterbelakangan dan kemunduran padahal ia adalah pelindung kaum wanita dari berbagai macam gangguan ketika keluar rumah dan melakukan bepergian jauh, lalu apa yang kalian katakan kepada para petugas pemadam kebakaran yang memakai masker dan topi pelindung ketika mereka memadamkan api, bukankah itu semua untuk melindungi mereka dari kobaran api dan kepulan asap?
Apa yang kalian katakan ketika para pekerja pabrik kimia diharuskan untuk memakai masker pengaman dan pakaian khusus yang menutup seluruh anggota badan mereka, bukankah itu semua untuk melindungi mereka dari ancaman zat kimia yang membahayakan?
Juga apa yang kalian katakan ketika para tentara yang mengoperasikan alat tempur seperti tank dan peluncur roket diharuskan memakai topi khusus tentara? Bukankah itu semua untuk melindungi kepala dan muka dari bahaya? Demikian juga helem yang wajib dikenakan oleh para pengendara sepeda motor bahkan bagi yang melanggarnya diharuskan untuk membayar denda? Juga para pekerja di ruang laboratorium dan rumah sakit spesialis penyakit menular yang diharuskan untuk memakai pakaian pengaman terutama bagian muka untuk melindungi mereka agar tidak tertular penyakit dari para pasien? Demikian juga para pekerja di bagian radiologi dan tempat-tempat berbahaya lainnya seperti sumur pengeboran minyak, peleburan besi, semuanya diharuskan untuk memakai pakaian pelindung untuk menjaga mereka dari berbagai bahaya yang mungkin ditimbulkan dari gas maupun zat berbahaya tersebut. Semua sarana pengaman tersebut harus dikenakan ketika mereka hendak melakukan aktifitas mereka untuk mengantisipasi adanya bahaya yang mungkin timbul, itu semua sebenarnya tercakup dalam makna jilbab (hijab), karena hijab dalam bahasa arab artinya: pelindung, penahan dan pengaman dari bahaya jasmani maupun rohani dan semua alat pelindung diatas dipakai oleh kaum lelaki ditempat-tempat kerja mereka namun itu semua tidak dikatakan sebagai bentuk keterbelakangan maupun kemunduran, bahkan sebaliknya ia merupakan tanda kemajuan dan modernisasi serta kesadaran akan pentingnya keselamatan dan usaha prefentif untuk menghindari dan mengurangi kecelakaan pada masyarakat juga menanggulangi bahaya penyebaran penyakit serta usaha untuk membangun masyarakat yang sehat.
Setelah ini semua kita katakan kepada mereka yang menolak jilbab, kenapa kalian menerima semua sarana pelindung ini dan mengharuskan para pekerja untuk memakainya bahkan memberikan sangsi kepada yang melanggarnya? Bukankah itu bertujuan untuk menghindari bahaya dan membentuk masyarakat yang sejahtera? Kenapa kalian menolak jilbab dan mengajak orang untuk meninggalkannya serta meneriakan tuduhan bahwa itu merupakan simbol keterbelakangan dan kemunduran padahal jilbab adalah sarana terbaik untuk menjaga kaum wanita dari bahaya dan gangguan jasmani maupun rohani, sebagaimana yang di firmankan oleh Allah subhanahu wata'ala.
"Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. … " (QS. Al Ahzab: 53)
Betapa banyak hati yang menjadi rusak, rumah tangga yang berantakan, suami istri yang bercerai dan anak-anak yang menjadi gelandangan dikarenakan mereka meninggalkan jilbab, ada orang yang tergila-gila kepada seorang wanita setelah melihat bagian-bagian tubuhnya yang menggoda, sehingga rumah tangganya berantakan istri dan anak-anaknya diterlantarkan, dalam sebuah berita yang disinyalir oleh salah satu surat kabar menyatakan bahwa ada seorang lelaki yang dihukum gara-gara mengusir istri dan lima anak perempuannya dari tumahnya kemudian ia tinggal bersama kekasihnya dirumah tersebut (koran Ash-Shobah - Tunisia, vol. 1019 tanggal 7/1/2005).
Betapa banyak kasus penculikan perempuan yang kemudian tidak diketahui keberadaanya akibat perbuatannya yang memamerkan auratnya dan tidak mengenakan busana muslimah, ada juga yang terbunuh dan dibuang dipinggir jalan atau di pesisir pantai setelah diperkosa dan direnggut kehormatannya dan masih banyak lagi kasus kriminal yang saya tidak mampu menghitung dan mendatanya, itu semua disebabkan karena mereka meninggalkan pakaian muslimah (jilbab) dan memamerkan kemolekan tubuh mereka, padahal Allah subhanahu wata'ala telah berfirman:
"Barangsiapa yang berpaling dari mengingat Rabb (Tuhan) nya niscaya ia akan mendapatkan siksaan yang berat" (QS. Al Jin: 17).
Banyak bencana yang timbul di masyarakat karena mereka berpaling dari ajaran Allah, seperti terjadinya berbagai macam perselisihan antara suami istri, khianat dan pelecehan seksual serta sulitnya mengendalikan kaum wanita serta tersebarnya berbagai macam penyakit seksual dan penyakit-penyakit jasmani maupun rohani akibat dari diabaikannya jilbab dan keluarnya kaum wanita dengan kedaan semi telanjang didepan kaum lelaki dan inilah hasil dari propaganda kebebasan yang selalu mereka gembar-gemborkan.
Ini menunjukan bahwa jilbab adalah merupakan salah satu sarana prefentif untuk menjaga kehormatan wanita ketika mereka keluar rumah dan melewati kaum lelaki atau ketika mereka berada di lingkungan kaum pria yang ada di tempat-tempat umum seperti rumah sakit, pasar, pengadilan atau bank bahkan ketika mereka menunaikan ibadah haji dan umrahpun ketika berada ditengah-tengah kaum pria mereka berkewajiban untuk memakai jilbab dan hijab (penutup muka).
Ibu kaum mukminin 'Aisyah ra. Menceritakan ketika beliau bersama para shahabiyah ra. pada saat menunaikan ibadah haji bersama Rasulullah , mereka menutupkan kerudung ke wajah mereka ketika ada sekelompok lelaki yang melewati mereka dan ketika rombongan itu telah berlalu, mereka membuka kembali penutup muka mereka. Beliau ra. berkata , "Ketika ada sekelompok kaum pria yang berpasasan dengan kami ketika kami sedang berihram bersama Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam maka kami menutup muka-muka kami dengan kerudung yang diturunkan dari kepala kami dan apabila mereka telah berlalu, kami membuka kembali wajah-wajah kami". (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Disinilah nampak hikmah dari tujuan diwajibkannya jilbab sebagaimana dalam firman-Nya: " Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu." (QS. Al Ahzab: 59).
Kemudian kita katakan kepada para saudari kita kaum muslimah, inilah kemuliaan dan kebahagiaan yang dijamin oleh agama Islam jika kalian berpegang teguh dengannya. Ingatlah selalu untuk berpegang tegung dengan agamamu karena itulah satu-satunya jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, kenakanlah selalu pakaian muslimah dan hati-hatilah terhadap para dai kesesatan dan kebatilan yang ingin mengeluarkan kalian dari rumah kemuliaan dan kebahagiaan ke jurang kenistaan dan kehinaan sehingga kalian tidak akan memiliki harga diri lagi, kita tidak pernah dengar ada srigala yang jujur dan amanah serta memiliki hati nurani yang baik.
Lihatlah wanita-wanita yang mengikuti ajakan mereka untuk memuaskan hawa nafsu dan keinginan mereka, mereka tidak mendapatkan kecuali kenistaan dan penderitaan serta penyesalan, bahkan sebagian dari mereka ada yang memilih untuk bunuh diri padahal mereka telah menjadi orang terkenal dibidangnya, kita memohon perlindungan kepada Allah dari perbuatan ini- dan itu semua tidak lain adalah akibat pamer aurat dan pakaian seksy yang mereka kenakan dan mengikuti ajakan setan dengan alasan kebebasan berbuat, padahal Allah subhanahu wata'ala telah berfirman:
" Dan barang siapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki." (QS. Al Hajj :18)
Dan juga firman-Nya:
"Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata." (QS. Al Ahzab :36)
Allah juga berfirman tentang orang-orang yang mentaati dan meniti jalan-Nya:
"Dan barangsiapa menta'ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar". (QS. Al Ahzab :71)
Juga firman-Nya: "maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".(QS.Al Baqarah:38).
Dan dalam ayat lain disebutkan: " Dan ta'atilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat." (QS. 3:132)
Semoga Allah memberikan taufiq dan petunjuk ke jalan yang lurus. Amiin,,,
Abdullah bin Abdurrahman Al-Duwaisy
Riyadh
Po. Box (34390 Pos Code 11468)
Email: rayd@gawab.com
Fakta dan Data
1.Departemen Kesehatan dan Keluarga Jerman Barat menyebutkan bahwa; jumlah kasus abborsi meningkat drastis bahkan pernah naik hingga mencapai angka 300.000 kasus dan sepertiga dari wanita yang melakukan aborsi tersebut masih berumur sekitar 15-25 tahun. (Koran As-Siyasah Kuwait vol. 6307).
2.Lembaga Pembelaan terhadap kaum wanita di Italia kembali meminta agar hukuman bagi para penggangu kaum wanita diperberat hal itu dimaksudkan untuk melindungi mereka dari berbagai macam kekerasan dan pelecehan yang semakin meningkat. (Koran Al Wathan- Kuwait vol. 4741).
3.Seorang siswa Amerika mencoba untuk membunuh gurunya di wilayah Kalifornia disebabkan rebutan seorang siswi (pacar) karena guru tersebut berusaha untuk mengencani kekasih siswa tersebut. (Koran Al Syarq Al Awsath tanggal 4/12/1978 M).
4.Riset yang dilakukan di Italia menyebutkan bahwa 25% wanita Eropa terancam kekerasan mulai dari penculikan, pemerkosaan dan pelecehan seksual ditempat-tempat kerja mereka dan sarana transportasi umum hingga hal tersebut menjadi pemandangan umum yang ditakutkan oleh kaum wanita disana. (Koran Riyah- vol. 11877).
5.Televisi Inggris mempersiapkan 250 iklan layanan masyarakat untuk menanggulangi kasus hamil diluar nikah bagi para gadis disana. (Koran Al Syarq Al Awsath vol. 5678).
Read More ..
Allah subhanahu wata'ala telah mensyariatkan Islam sebagai agama penutup dari semua agama samawi (agama yang berdasarkan wahyu). Agama yang relefan untuk semua zaman dan tempat, barangsiapa yang memeluknya maka ia akan bahagia dunia dan akhirat, dan siapa saja yang meninggalkannya dan memilih selainnya maka ia akan celaka selama-lamanya, Allah subhanahu wata'ala berfirman:
Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa. (QS. Al An'am:153)
Lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan seat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (QS. Tahaa:123-124)
Agama yang sempurna mengatur semua aspek kehidupan baik politik, ekonomi, sosial maupun pengetahuan yang telah mengantarkan kaum muslimin memperoleh kemuliaan dan kemenangan sehingga pada saat itu mereka bisa menguasai dunia ketika mereka mempraktekan ajaran-ajaran islam dalam kehidupan mereka.
Contoh kongkrit akan hal itu adalah ketika apa yang telah diperoleh oleh kaum muslimin pada zaman keemasan peradaban islam, hanya saja musuh-musuh islam tidak tinggal diam setelah mereka tidak mampu untuk mengalahkan kaum muslimin dengan senjata mereka melancarkan serangan perang peradaban dan meyebarkan racun yang merusak pemikiran dan akhlak serta menebar kerancuan seputar hukum islam, mereka menggunakan pemuda pemudi kaum muslimin yang telah menjadi antek-antek mereka, diantara masalah yang mereka bidik adalah tentang hukum jilbab dengan melontarkan tuduhan bahwa jilbab adalah penyebab keterbelakangan dan kemunduran.
Ketika sebagian kaum muslimah mulai tertipu oleh propaganda mereka sehingga mereka keluar rumah tidak mengenakan pakaian muslimah, ternyata musuh-musuh islam tidak berhenti hanya sampai disitu tapi mereka terus melancarkan serangannya hingga mereka benar-benar keluar rumah dengan memamerkan auratnya dengan pakaian yang sudah mereka rancang. Kemudian menyuruh mereka untuk memakai pakaian yang minim dipantai-pantai, panggung bahkan di jalalanan sehingga mereka keluar dengan penampilan serba minim dan hampir telanjang serta dijadikan sebagai ajang tontonan dan pemuas nafsu bejad dengan selogan bahwa itu adalah bagian dari modernisasi dan kemajuan, bagi yang menyaksikan pemandangan itu ia akan teringat pernyataan seorang penyair yang berbunyi:
Telah dicabut rasa malu dari jiwa-jiwa, sehingga engkau tidak dapati lagi jiwa-jiwa yang memiliki rasa malu dan menginginkannya ...
Tidak hanya itu bahkan sampai-sampai mereka berani mencium wanita ditempat umum dan terbuka seperti di jalan-jalan, taman dan kendaraan umum dengan anggapan bahwa itu adalah bagian dari kemajuan dan modernisasi serta kebebasan. Dan sesungguhnya inilah yang mereka inginkan dari para wanita.
Itulah metode dan teori setan dalam menyesatkan dan menyebarkan kerusakan dimuka bumi ini, Allah subhanahu wata'ala berfirman:
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. (QS. Al A'raf :27)
Inilah yang mereka peroleh dari peradaban barat yang penuh dengan penyakit dan kebobrokan yang merusak akhlak dan perilaku kaum muslimin, bahkan hampir-hampir mereka membinasakan keluarga-keluarga kaum muslimin dan menerlantarkan kaum wanita, seorang orientalis menuturkan dalam sebuah suratnya [ kita harus memfokuskan perhatian kita kepada para wanita – dari kalangan kaum muslimin-, bilamana mereka mau tunduk kepada kita niscaya kita akan bisa menang dan merealisasikan apa yang kita inginkan ] .
Mereka menjadikan kaum wanita sebagai barang murahan untuk memuaskan hawa nafsu mereka dan sebenarnya bukanlah jilbab yang menjadi target mereka, akan tetapi ketika mereka mempropagandakan untuk melepaskannya dari kaum muslimat sebenarnya mereka bertujuan untuk meruntuhkan rumah tangga kaum muslimin dan menerlantarkan umat islam kemudian mereka menjadikan jilbab sebagai sarana untuk mencapai apa yang mereka inginkan.
Hal ini karena kaum muslimin sudah sepakat akan wajibnya jilbab dimana al qur'an dan sunnah telah menjelaskan hal tersebut, diantaranya disebutkan dalam firman Allah yang berbunyi:
Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min:"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab:59)
Dan juga firman Allah yang artinya:
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka (QS. An Nuur :31)
Kerudung (khemar) adalah kain yang ditutupan diatas kepala wanita dan jika diperintahkan untuk menjulurkannya hingga ke dada maka ini menunjukan bahwa muka-pun harus ikut tertutupi, Allah juga melarang para wanita untuk menampakkan perhiasan mereka kepada orang lain yang bukan mahram mereka, Allah berfirman:
Dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita (QS. 24:31)
Tidak diragukan lagi bahwa wajah merupakan hiasan wanita yang paling indah, karena jika seseorang dikatakan cakep tidak lain adalah karena wajahnya yang menawan, hal itu seperti yang disebutkan oleh para penyair dalam bait-bait syi'ir mereka, barangsiapa yang ingin tahu lebih luas tentang hukum jilbab dan bantahan terhadap orang-orang yang mengingkari wajibnya hijab (cadar) silahkan baca sebuah risalah berjudul "Al Hijab" yang ditulis oleh Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin -rahimahullah- yang merupakan tulisan terbaik dalam maslah ini.
Saya sangat heran terhadap sikap seorang wanita yang menolak untuk memakai jilbab tapi dia mau memakai seragam dokter atau perawat yang menjadi profesinya dari pagi hinga sore hari dan dia merasa bangga degannya bahkan ia memakai masker dimukanya karena khawatir tertular penyakit selama berada di lingkungan rumah sakit.
Kita katakan padanya, jika Anda berbangga dengan pakaian dan masker tersebut karena sesuai degan profesi Anda kenapa Anda tidak mau memakai jilbab ketika keluar rumah dan berada ditengah-tengah kaum pria, kenapa Anda tidak berbangga dengan pakaian yang islami? Kemudian jika Anda merasa yakin bahwa masker yang Anda kenakan itu bisa menghalangi Anda dari berbagai virus penyebab penyakit menular kenapa Anda tidak yakin bahwa cadar atau jilbab itu akan menjaga Anda dari berbagai virus dan penyakit moral yang sangat mudah menular? Allah berfirman menjelaskan tentang hikmah diwajibkannya jilbab:
" Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu." (QS. Al Ahzab: 59).
Dan gangguan itu mulai dari pandangan, senyuman lalu rayuan, jika hal itu berhasil maka bagus, jika tidak maka mereka akan meneruskan ke tahap yang lebih berbahaya yaitu dengan pelecehan, penculikan bahkan pemerkosaan dan hal ini telah diketahui oleh setiap orang.
Apa yang kita saksikan dikoran-koran dan majalah tentang berita kriminal yang terjadi dikalangan masyarakat muslim akibat pergaulan bebas dan meninggalkan pakainan muslimah adalah merupakan bukti kuat akan pentingnya jilbab. Sunguh para wanita sahabat adalah merupakan suritauladan yang paling bagus dalam melaksanakan ajaran islam dengan penuh kesungguhan dan kepatuhan.
Pernah ada seorang wanita yang datang kepada Rasululah shalallahu 'alaihi wasallam. Dan berkata: "Ya Rasulullah, sunguh aku terkena penyait ayan dan kadang-kadang pakaianku terbuka, maka berdoalah kepada Allah subhanahu wata'ala untukku, maka Rasululah shalallahu 'alaihi wasallam Bersabda: "jika engkau mau maka bersabdarlah dan engkau akan mendapatkan surga atau aku doakan biar engkau sembuh, maka ia berkata: saya akan bersabar akan tetapi pakaian saya sering terbuka, maka doakanlah biar pakaianku tidak terbuka, lalau rasulullah mendoakannya" (HR. Bukhari dan Muslim).
Lihat bagaimana wanita sahabat ini sangat menjaga dalam berjilbab agar pakaiannya tidak terbuka padahal dalam kondisi sakit. Kemudian ketika Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menyebutkan tentang kondisi manusia pada hari kiyamat dimana mereka akan dibangkitkan dalam keadaan telajang dan tidak berhitan, 'Aisyah langsung bertanya, ya Rasulullah jika demikian maka laki-laki dan perempuan akan saling melihat satu sama lain? Maka Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, "wahai 'Aisyah perkara lebih besar dari itu (saling memandang)",
lihatlah bagaimana kekhawatiran 'Aisyah ra. dalam maslah ini.
Sungguh benar apa yang dikatakan oleh seorang penyair:
Wahai wanita yang dulu dikenal kemuliaannya *** sedangkan sekarang mereka menginginkannya jadi bahan mainan dan sendau gurau
Tidaklah sama antara orang yang dibimbing oleh Rasulullah *** dengan orang yang mengikuti jejak Abu jahal
Tidaklah sama wanita yang mejadikan 'Aisyah sebagai suri tauladannya *** dengan yang mengikuti langkah sipembawa kayu bakar (istri abu lahab).
Sesunguhnya malu adalah sebagian dari iman maka *** jadikanlah ia sebagai hiasanmu wahai sadariku dan harapkanlah pahala karenanya
Jangan kau pedulikan apa yang mereka lontarkan dari berbagai kerancuan *** karena engkau punya akal yang akan menunjukinmu
Berpeganglah dengan bukhul tali keimanan *** jagalah wibawamu dan jauhilah para pengajak kesesatan dan tinggalkanlah mereka
Kenistaan merupakan penyakit yang bahayanya *** akan menular seperti penyakit lepra dan kudis
Jagalah rasa malumu sebagaimana engkau menjaga kehormatanmu dan jangan lemah *** bersabar dan tabahlah untuk menggapai keridhaan Allah subhanahu wata'ala.
Betapa buruknya seorang gadis yang tidak punya rasa malu *** sekalipun ia memakai perhiasan emas dan permata
Jilbab yang kita inginkan adalah kehormatan *** bagi setiap kaum wanita yang tidak ingin dicela dan dihina
Jika iblis merayumu untuk berbuat maksiat *** maka binasakan dia dengan membaca istighfar
Juga dengan shalat dipagi hari dengan penuh kekhusyuan *** bersujud untuk mengakui dosa-dosa dan mendekatkan diri kepada Allah
Penyair lain berkata:
Tidak berguna kecantikan dan kecerdasan seorang gadis *** jika tidak dipergunakan dijalan kebaikan
Kecantikannya hanya sebatas miliknya *** akan tetapi yang bermanfaat bagi manusia adalah kehormatan dan kesalihannya
Kita katakan kepada orang yang menolak dan melecehkan jilbab -kita memohon perlindungan kepada Allah dari sifat ini- : jilbab ini disyariatkan untuk melindungi wanita dari jiwa-jiwa kotor dan keji yang condong untuk melakukan kejahatan dengan lisan dan perbuatannya seperti pelecehan seksual hingga pemerkosaan. Disinilah nampak hikmah diwajibkannya jilbab seperti yang disebutkan dalam firman Allah subhanahu wata'ala. " Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu." (QS. Al Ahzab: 59).
Jilbab melindungi wanita muslimah dari pandangan jahat penyebab fitnah, ketika seorang wanita muslimah mengenakan jilbab yang rapih dia akan memperoleh kemuliaan dan tidak akan ada orang yang berani mengganggunya atau menyentuhnya, dia akan aman ketika hendak pergi untuk menyelesaikan urusannya dan tidak akan diganggu dengan cacian atau hinaan hingga ia pulang kembali ke rumahnya.
Pada zaman dulu masyarakat muslim tidak mengenal yang namanya penculikan ataupun pemerkosaan dan pelecehan seksual, kecuali yang kita dengar dari kejadian di negara-negara barat dan itupun hanya sebatas berita.
Akan tetapi setelah sebagian dari masyarakat muslim menentang sebagian syariat islam yang diantaranya dengan meninggalkan pakaian muslimah (jilbab) dengan alasan modernisasi dan kebebasan, maka munculah kasus-kasus penculikan dan pemerkosaan bahkan kasus ini mencatat angka yang sangat tinggi di sebagian bagian negara kaum muslimin, sehingga kaum wanita tidak lagi bisa merasa aman terutama ketika keluar rumah dan berada di tempat-tempat umum seperti di taman, kebun, mall, pasar dan sarana-sarana transportasi umum seperti kereta api, bus maupun taxi karena mereka sering mendapatkan perlakuan yang tidak senonoh dan mendengar perkataan-perkataan yang tidak sopan, ini semua karena mereka meninggalkan jilbab, Allah subhanahu wata'ala berfirman:
"Barangsiapa yang berpaling dari mengingat Rabb (Tuhan) nya niscaya ia akan mendapatkan siksaan yang berat" (QS. Al Jin: 17).
Dalam survey yang diadakan oleh lembaga KREDIF untuk perlindungan hak-hak wanita, yang diadakan disalah satu negara arab menjelaskan bahwa 80% dari wanita negeri itu mendapatkan gangguan ketika hendak pergi atau pulang dari tempat tempat kerja , mulai dari gangguan ringan hingga pelecehan seksual, akan tetapi meyoritas dari mereka enggan untuk menceritakannya secara rinci karena malu terhadap keluarganya. Dan kebanyaakan mereka tidak berani lagi untuk melewati beberapa kawasan pemukiman karena faktor keamanan (sumber: koran Asy-Syarq al Ausath edisi 7868 tanggal 11/3/1421 H).
Hasil survey ini kita persembahkan kepada para pengajak kebebasan dan kekejian baik laki maupun perempuan. Kita katakan kepada mereka inilah hasil dakwah dan propaganda kalian, sebuah hasil survey yang valid dan lengkap dari sebuah lembaga khusus pemerhati hak-hak kaum hawa.
Kemudian kita katakan kepada mereka, jalan manakah lebih aman dan tenang? Jalan kesucian dan kehormatan dengan mengenakan busana muslimah? Ataukah jalan kerusakan dan kesesatan serta penolakan terhadap syari'at Allah dengan mengabaikan pakaian muslimah?
Kita juga katakan kepada mereka jika kalian menolak jilbab dengan tuduhan keterbelakangan dan kemunduran padahal ia adalah pelindung kaum wanita dari berbagai macam gangguan ketika keluar rumah dan melakukan bepergian jauh, lalu apa yang kalian katakan kepada para petugas pemadam kebakaran yang memakai masker dan topi pelindung ketika mereka memadamkan api, bukankah itu semua untuk melindungi mereka dari kobaran api dan kepulan asap?
Apa yang kalian katakan ketika para pekerja pabrik kimia diharuskan untuk memakai masker pengaman dan pakaian khusus yang menutup seluruh anggota badan mereka, bukankah itu semua untuk melindungi mereka dari ancaman zat kimia yang membahayakan?
Juga apa yang kalian katakan ketika para tentara yang mengoperasikan alat tempur seperti tank dan peluncur roket diharuskan memakai topi khusus tentara? Bukankah itu semua untuk melindungi kepala dan muka dari bahaya? Demikian juga helem yang wajib dikenakan oleh para pengendara sepeda motor bahkan bagi yang melanggarnya diharuskan untuk membayar denda? Juga para pekerja di ruang laboratorium dan rumah sakit spesialis penyakit menular yang diharuskan untuk memakai pakaian pengaman terutama bagian muka untuk melindungi mereka agar tidak tertular penyakit dari para pasien? Demikian juga para pekerja di bagian radiologi dan tempat-tempat berbahaya lainnya seperti sumur pengeboran minyak, peleburan besi, semuanya diharuskan untuk memakai pakaian pelindung untuk menjaga mereka dari berbagai bahaya yang mungkin ditimbulkan dari gas maupun zat berbahaya tersebut. Semua sarana pengaman tersebut harus dikenakan ketika mereka hendak melakukan aktifitas mereka untuk mengantisipasi adanya bahaya yang mungkin timbul, itu semua sebenarnya tercakup dalam makna jilbab (hijab), karena hijab dalam bahasa arab artinya: pelindung, penahan dan pengaman dari bahaya jasmani maupun rohani dan semua alat pelindung diatas dipakai oleh kaum lelaki ditempat-tempat kerja mereka namun itu semua tidak dikatakan sebagai bentuk keterbelakangan maupun kemunduran, bahkan sebaliknya ia merupakan tanda kemajuan dan modernisasi serta kesadaran akan pentingnya keselamatan dan usaha prefentif untuk menghindari dan mengurangi kecelakaan pada masyarakat juga menanggulangi bahaya penyebaran penyakit serta usaha untuk membangun masyarakat yang sehat.
Setelah ini semua kita katakan kepada mereka yang menolak jilbab, kenapa kalian menerima semua sarana pelindung ini dan mengharuskan para pekerja untuk memakainya bahkan memberikan sangsi kepada yang melanggarnya? Bukankah itu bertujuan untuk menghindari bahaya dan membentuk masyarakat yang sejahtera? Kenapa kalian menolak jilbab dan mengajak orang untuk meninggalkannya serta meneriakan tuduhan bahwa itu merupakan simbol keterbelakangan dan kemunduran padahal jilbab adalah sarana terbaik untuk menjaga kaum wanita dari bahaya dan gangguan jasmani maupun rohani, sebagaimana yang di firmankan oleh Allah subhanahu wata'ala.
"Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. … " (QS. Al Ahzab: 53)
Betapa banyak hati yang menjadi rusak, rumah tangga yang berantakan, suami istri yang bercerai dan anak-anak yang menjadi gelandangan dikarenakan mereka meninggalkan jilbab, ada orang yang tergila-gila kepada seorang wanita setelah melihat bagian-bagian tubuhnya yang menggoda, sehingga rumah tangganya berantakan istri dan anak-anaknya diterlantarkan, dalam sebuah berita yang disinyalir oleh salah satu surat kabar menyatakan bahwa ada seorang lelaki yang dihukum gara-gara mengusir istri dan lima anak perempuannya dari tumahnya kemudian ia tinggal bersama kekasihnya dirumah tersebut (koran Ash-Shobah - Tunisia, vol. 1019 tanggal 7/1/2005).
Betapa banyak kasus penculikan perempuan yang kemudian tidak diketahui keberadaanya akibat perbuatannya yang memamerkan auratnya dan tidak mengenakan busana muslimah, ada juga yang terbunuh dan dibuang dipinggir jalan atau di pesisir pantai setelah diperkosa dan direnggut kehormatannya dan masih banyak lagi kasus kriminal yang saya tidak mampu menghitung dan mendatanya, itu semua disebabkan karena mereka meninggalkan pakaian muslimah (jilbab) dan memamerkan kemolekan tubuh mereka, padahal Allah subhanahu wata'ala telah berfirman:
"Barangsiapa yang berpaling dari mengingat Rabb (Tuhan) nya niscaya ia akan mendapatkan siksaan yang berat" (QS. Al Jin: 17).
Banyak bencana yang timbul di masyarakat karena mereka berpaling dari ajaran Allah, seperti terjadinya berbagai macam perselisihan antara suami istri, khianat dan pelecehan seksual serta sulitnya mengendalikan kaum wanita serta tersebarnya berbagai macam penyakit seksual dan penyakit-penyakit jasmani maupun rohani akibat dari diabaikannya jilbab dan keluarnya kaum wanita dengan kedaan semi telanjang didepan kaum lelaki dan inilah hasil dari propaganda kebebasan yang selalu mereka gembar-gemborkan.
Ini menunjukan bahwa jilbab adalah merupakan salah satu sarana prefentif untuk menjaga kehormatan wanita ketika mereka keluar rumah dan melewati kaum lelaki atau ketika mereka berada di lingkungan kaum pria yang ada di tempat-tempat umum seperti rumah sakit, pasar, pengadilan atau bank bahkan ketika mereka menunaikan ibadah haji dan umrahpun ketika berada ditengah-tengah kaum pria mereka berkewajiban untuk memakai jilbab dan hijab (penutup muka).
Ibu kaum mukminin 'Aisyah ra. Menceritakan ketika beliau bersama para shahabiyah ra. pada saat menunaikan ibadah haji bersama Rasulullah , mereka menutupkan kerudung ke wajah mereka ketika ada sekelompok lelaki yang melewati mereka dan ketika rombongan itu telah berlalu, mereka membuka kembali penutup muka mereka. Beliau ra. berkata , "Ketika ada sekelompok kaum pria yang berpasasan dengan kami ketika kami sedang berihram bersama Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam maka kami menutup muka-muka kami dengan kerudung yang diturunkan dari kepala kami dan apabila mereka telah berlalu, kami membuka kembali wajah-wajah kami". (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Disinilah nampak hikmah dari tujuan diwajibkannya jilbab sebagaimana dalam firman-Nya: " Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu." (QS. Al Ahzab: 59).
Kemudian kita katakan kepada para saudari kita kaum muslimah, inilah kemuliaan dan kebahagiaan yang dijamin oleh agama Islam jika kalian berpegang teguh dengannya. Ingatlah selalu untuk berpegang tegung dengan agamamu karena itulah satu-satunya jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, kenakanlah selalu pakaian muslimah dan hati-hatilah terhadap para dai kesesatan dan kebatilan yang ingin mengeluarkan kalian dari rumah kemuliaan dan kebahagiaan ke jurang kenistaan dan kehinaan sehingga kalian tidak akan memiliki harga diri lagi, kita tidak pernah dengar ada srigala yang jujur dan amanah serta memiliki hati nurani yang baik.
Lihatlah wanita-wanita yang mengikuti ajakan mereka untuk memuaskan hawa nafsu dan keinginan mereka, mereka tidak mendapatkan kecuali kenistaan dan penderitaan serta penyesalan, bahkan sebagian dari mereka ada yang memilih untuk bunuh diri padahal mereka telah menjadi orang terkenal dibidangnya, kita memohon perlindungan kepada Allah dari perbuatan ini- dan itu semua tidak lain adalah akibat pamer aurat dan pakaian seksy yang mereka kenakan dan mengikuti ajakan setan dengan alasan kebebasan berbuat, padahal Allah subhanahu wata'ala telah berfirman:
" Dan barang siapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki." (QS. Al Hajj :18)
Dan juga firman-Nya:
"Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata." (QS. Al Ahzab :36)
Allah juga berfirman tentang orang-orang yang mentaati dan meniti jalan-Nya:
"Dan barangsiapa menta'ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar". (QS. Al Ahzab :71)
Juga firman-Nya: "maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".(QS.Al Baqarah:38).
Dan dalam ayat lain disebutkan: " Dan ta'atilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat." (QS. 3:132)
Semoga Allah memberikan taufiq dan petunjuk ke jalan yang lurus. Amiin,,,
Abdullah bin Abdurrahman Al-Duwaisy
Riyadh
Po. Box (34390 Pos Code 11468)
Email: rayd@gawab.com
Fakta dan Data
1.Departemen Kesehatan dan Keluarga Jerman Barat menyebutkan bahwa; jumlah kasus abborsi meningkat drastis bahkan pernah naik hingga mencapai angka 300.000 kasus dan sepertiga dari wanita yang melakukan aborsi tersebut masih berumur sekitar 15-25 tahun. (Koran As-Siyasah Kuwait vol. 6307).
2.Lembaga Pembelaan terhadap kaum wanita di Italia kembali meminta agar hukuman bagi para penggangu kaum wanita diperberat hal itu dimaksudkan untuk melindungi mereka dari berbagai macam kekerasan dan pelecehan yang semakin meningkat. (Koran Al Wathan- Kuwait vol. 4741).
3.Seorang siswa Amerika mencoba untuk membunuh gurunya di wilayah Kalifornia disebabkan rebutan seorang siswi (pacar) karena guru tersebut berusaha untuk mengencani kekasih siswa tersebut. (Koran Al Syarq Al Awsath tanggal 4/12/1978 M).
4.Riset yang dilakukan di Italia menyebutkan bahwa 25% wanita Eropa terancam kekerasan mulai dari penculikan, pemerkosaan dan pelecehan seksual ditempat-tempat kerja mereka dan sarana transportasi umum hingga hal tersebut menjadi pemandangan umum yang ditakutkan oleh kaum wanita disana. (Koran Riyah- vol. 11877).
5.Televisi Inggris mempersiapkan 250 iklan layanan masyarakat untuk menanggulangi kasus hamil diluar nikah bagi para gadis disana. (Koran Al Syarq Al Awsath vol. 5678).
Read More ..
Saudariku, Apa yang menghalangimu Untuk berjilbab
Oleh : ABDUL HAMID AL BILALY
MUQADDIMAH
“Dan demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya) maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.” (Asy Syams: 7-8).
Manusia diciptakan oleh Allah dengan sarana untuk meniti jalan kebaikan dan jalan kejahatan. Allah memerintahkan agar kita saling berwasiat untuk mentaati kebenaran, saling memberi nasehat di antara kita dan menjadikannya di antara sifat-sifat orang yang terhindar dari kerugian.
Sebagaimana disebutkan dalam surat Al ‘Ashr. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa kewajiban kita terhadap sesama adalah saling menasehati. Beliau bersabda:
(( المُؤْمِنُ مِرْآةُ الْمُؤْمِنِ ))
“Orang mukmin adalah cermin bagi orang mukmin lainnya”( 1) .
Dengan kata lain seorang mukmin bisa menyaksikan dan mengetahui kekurangannya dari mukmin yang lain, sehingga ia laksana cermin bagi dirinya. Tetapi cermin itu tidak memantulkan gambar secara fisik, melainkan memantulkan gambar secara akhlak dan perilaku. Islam juga sebagaimana dalam banyak hadits- menganjurkan dan mengajak pemeluknya agar sebagian mereka mencintai sebagian yang lain.
Di antara pilar utama dari kecintaan ini, hendaknya engkau berharap agar saudaramu masuk surga dan dijauhkan dari neraka. Tak sebatas berharap, namun engkau harus berupaya keras dan maksimal untuk menyediakan berbagai sarana dan menjauhkan saudaramu dari hal-hal yang membahayakan dan merugikannya, di dunia maupun di akhirat.
Lebih khusus, buku ini kami hadirkan untuk segolongan kaum muslimah yang belum mentaati perintah berhijab (2), seperti yang diperintahkan syariat. Baik karena belum mengetahui bahwa hijab adalah wajib, atau karena tidak mampu melawan tipu daya dan pesona dunia, karena takluk di hadapan nafsu yang senantiasa memerintahkan keburukan atau tunduk oleh bisikan setan, karena pengaruh teman yang tidak suka kepada kebaikan bagi sesama jenisnya atau karena alasan-alasan yang lain.
Kami memohon kepada Allah semoga uraian dalam buku sederhana ini menjadi pembuka hati yang terkunci, menggetarkan perasaan yang tertidur, sehingga bisa mengembalikan segenap muslimah yang belum mentaati perintah berhijab kepada fitrah yang telah diperintahkan Allah Ta’ala.
Tidak lupa kami menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ustadzah Badriyah Al Azzaz atas berbagai koreksiannya yang amat berharga terhadap naskah ini. Semoga Allah memberi taufik, kebenaran dan kesudahan hidup yang baik kepada kita. Amin.
SYUBHAT DAN SYAHWAT
Setan bisa masuk kepada manusia melalui dua pintu utama, yaitu syubhat dan syahwat. Seorang tidak melakukan suatu tindakan maksiat kecuali dari dua pintu tersebut. Dua perkara itu merupakan penghalang sehingga seorang muslim tidak mendapatkan keridhaan Allah, masuk surga dan jauh dari neraka. Di bawah ini akan kita uraikan sebab-sebab utama dari syubhat dan syahwat.
A. SYUBHAT PERTAMA: MENAHAN GEJOLAK SEKSUAL
Syubhat ini menyatakan bahwa gejolak nafsu seksual pada setiap manusia adalah sangat besar dan membahayakan. Ironinya, bahaya ini timbul ketika nafsu tersebut ditahan dan dibelenggu. Jika terus-menerus ditekan, ia bisa mengakibatkan ledakan dahsyat.
Hijab wanita akan meyembunyikan kecantikannya, sehingga para pemuda tetap berada dalam gejolak nafsu seksual yang tertahan, dan hampir meledak, bahkan terkadang tak tertahankan sehingga ia lampiaskan dalam bentuk tindak perkosaan atau pelecehan seksual lainnya.
Sebagai pemecahan masalah tersebut, satu-satunya cara adalah membebaskan wanita dari mengenakan hijab, agar para pemuda mendapatkan sedikit nafas bagi pelampiasan nafsu mereka yang senantiasa bergejolak di dalam. Dengan demikian, hasrat mereka sedikit bisa terpenuhi. Suasana itu lalu akan mengurangi bahaya ledakan gejolak nafsu yang sebelumnya tertahan dan tertekan.
1.BANTAHAN:
Sepintas, syubhat di atas secara lahiriah nampak logis dan argumentatif. Kelihatannya, sejak awal, pihak yang melemparkan jalan pemecahan tersebut ingin mencari kemaslahatan bagi masyarakat dan menghindarkan mereka dari kehancuran. Padahal kenyataannya, mereka justru menyebabkan bahaya yang jauh lebih besar bagi masyarakat, yaitu menyebabkan tercerai-berainya masyarakat, kehancurannya, bahkan berputar sampai seratus delapan puluh derajat kepada kebinasaan.
Seandainya jalan pemecahan yang mereka ajukan itu benar, tentu Amerika dan negara-negara Eropa serta negara-negara yang berkiblat kepada mereka akan menjadi negara yang paling kecil kasus perkosaan dan kekerasannya terhadap kaum wanita di dunia, juga dalam kasus –kasus kejahatan yang lain.
Amerika dan negara-negara Eropa amat memperhatikan masalah ini, dengan alasan kebebasan individual. Di sana, dengan mudah anda akan mendapatkan berbagai majalah porno dijual di sembarang tempat. Acara-acara televisi, khususnya setelah pukul dua belas malam, menayangkan berbagai adegan tak senonoh, yang membangkitkan hasrat seksual.
Bila musim panas tiba, banyak wanita di sana yang membuka pakaiannya dan hanya mengenakan pakaian bikini. Dengan keadaan seperti itu, mereka berjemur di pinggir pantai atau kota-kota pesisir lainnya. Bahkan di sebagian besar pantai dan pesisir, mereka boleh bertelanjang dada dan hanya memakai penutup ala kadarnya. Terminal-terminal video rental bertebaran di seluruh pelosok Amerika dengan semboyan “Adults only” (khusus untuk orang dewasa). Di terminal-terminal ini, anak-anak cepat tumbuh matang dalam hal seksual sebelum waktunya. Siapa saja dengan mudah bisa menyewa kaset-kaset video lalu memutarnya di rumah atau langsung menontonnya di tempat penyewaan.
Rumah-rumah bordil bertaburan dimana-mana. Bahkan di sebagian negara memajang para wanita tuna susila (pelacur) di etalase sehingga bisa dilihat oleh peminatnya dari luar.
Apakah kesudahan dari gaya hidup yang serba boleh (permisif) itu? Apakah kasus perkosaan semakin bekurang? Apakah kepuasan mereka terpenuhi, sebagaimana yang ramai mereka bicarakan? apakah para wanita terpelihara dari bahaya besar ini?.
2.DATA STATISTIK AMERIKA
Dalam sebuah buku berjudul “Crime in U.S.A” terbitan pemerintah federal di Amerika – yang berarti data statistiknya bisa dipertanggung-jawabkan karena ia dikeluarkan oleh pihak pemerintah, tidak oleh paguyuban sensus- di halaman 6 dari buku ini ditulis: “setiap kasus perkosaan yang ada selalu dilakukan dengan cara kekerasan dan itu terjadi di Amerika setiap enam menit sekali”. Data ini adalah yang terjadi pada tahun 1988, yang dimaksud dengan kekerasan di sini adalah dengan menggunakan senjata tajam.
Dalam buku yang sama juga disebutkan:
1.Pada tahun 1978 di Amerika terjadi sebanyak 147.389 perkosaan.
2.Pada tahun 1979 di Amerika terjadi sebanyak 168.134 perkosaan.
3.Pada tahun 1981 di Amerika terjadi sebanyak 189.045 perkosaan.
4.Pada tahun 1983 di Amerika terjadi sebanyak 311.691 perkosaan.
5.Pada tahun 1987 di Amerika terjadi sebanyak 221.764 perkosaan.
3.TAFSIR EMPIRIS AYAT AL-QUR’AN.
Data stastik ini, juga data-data sejenis lainnya - yang dinukil dari sumber-sumber berita yang dapat dipertanggungjawabkan- menunjukkan semakin melonjaknya tingkat pelecehan seksual di negara-negara tersebut. Tidak lain, kenyataan ini merupakan penafsiran empiris (secara nyata dan dalam praktek kehidupan sehari-hari) dari firman Allah:
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu." (QS. Al Ahzab: 59).
Sebab turunnya ayat – sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Qurthubi dalam tafsirnya- karena para wanita biasa melakukan buang besar di padang terbuka sebelum dikenalnya kakus (tempat buang air khusus dan tertutup). Di antara mereka itu dapat dibedakan antara budak dengan wanita merdeka. Perbedaan itu bisa dikenali yakni kalau wanita-wanita merdeka mereka menggunakan hijab. Dengan begitu para pemuda enggan mengganggunya.
Sebelum turunnya ayat ini, wanita-wanita muslimah juga melakukan buang hajat di padang terbuka tersebut. Sebagian orang-orang durjana mengira kalau dia adalah budak, ketika diganggu, wanita muslimah itu berteriak sehingga laki-laki itu pun kabur. Kemudian mereka mengadukan peristiwa tersebut kapada Nabi sehingga turunlah ayat ini (3).
Hal ini menegaskan, wanita yang memamerkan auratnya, dan mempertontonkan kecantikannya dan kemolekan tubuhnya kepada setiap orang yang lalu-lalang, lebih berpotensi untuk diganggu. Sebab dengan begitu, ia telah membangkitkan nafsu seksual yang terpendam.
Adapun wanita yang berhijab maka dia senantiasa menyembunyikan kecantikan dan perhiasannya. Tidak ada yang kelihatan dari padanya selain telapak tangan dan wajah menurut suatu pendapat. Dan pendapat lain mengatakan, tidak boleh terlihat dari pada wanita tersebut selain matanya saja.
Syahwat apa yang bisa dibangkitkan oleh wanita berhijab itu? Instink seksual apa yang bisa digerakkan oleh seorang wanita yang menutup rapat seluruh tubuhnya itu?
Allah mensyariatkan hijab agar menjadi benteng bagi wanita dari gangguan orang lain. Sebab Allah Ta’ala mengetahui bahwa pamer aurat akan mengakibatkan semakin bertambahnya kasus pelecehan seksual, sebab perbuatan tersebut membangkitkan nafsu seksual yang sebelumnya tenang.
Kepada mereka yang masih mempertahankan dan meyakini kebenaran syubhat tersebut, kita bisa menyanggah kesalahan mereka melalui empat hakikat;
Pertama: berbagai data statistik telah mendustakan cara pemecahan yang mereka tawarkan.
Kedua: Hasrat seksual terdapat pada masing-masing pria dan wanita. Ini merupakan rahasia Ilahi yang dititipkan Allah kepada keduanya untuk hikmah yang amat banyak. Di antaranya adalah demi kelangsungan keturunan, jika boleh berandai-andai, andaikata hasrat seksual itu tidak ada, apakah keturunan manusia masih bisa dipertahankan? Tidak seorangpun memungkiri keberadaan hasrat dan naluri ini. Tetapi dengan tidak mempertimbangkan adanya naluri seksual tersebut tiba-tiba sebagian laki-laki diminta berlaku wajar di tengah pemandangan yang serba terbuka dan telanjang. Amat ironi memang.
Ketiga: Bahwa yang membangkitkan nafsu seksual laki-laki adalah tatkala ia melihat kecantikan wanita, baik wajah atau anggota tubuh lain yang mengundang syahwat. Seseorang tidak mungkin melawan fitrah yang diciptakan Allah (kecuali mereka yang dirahmati Allah) sehingga bisa memadamkan gejolak syahwatnya tatkala melihat sesuatu yang membangkitkannya.
Keempat: Orang yang mengaku bisa mendiagnosa nafsu seksual yang tertekan dengan mengumbar pandangan mata kepada wanita cantik dan telanjang sehingga nafsunya akan terpuaskan (dan dengan demikian tidak menjurus kepada perbuatan yang lebih jauh, misalnya; pemerkosaan atau pelecehan seksual lainnya) maka yang ada hanya ada dua kemungkinan:
Pertama: Orang itu adalah laki-laki yang tidak bisa terbangkitkan nafsu seksualnya meski oleh godaan syahwat yang bagaimanapun (bentuk dan jenisnya) ia termasuk kelompok orang yang dikebiri kelaminnya sehingga dengan cara apapun mereka tidak akan merasakan keberadaan nafsunya.
Kedua: Laki-laki yang lemah syahwat atau impoten. Aurat yang dipamerkan itu tak akan mempengaruhi dirinya.
Apakah orang yang membenarkan syubhat tersebut (sehingga dijadikannya jalan pemecahan) hendak memasukkan kaum laki-laki dari umat kita ke dalam salah satu dari dua golongan manusia lemah di atas (Na'udzubillah min dzalik).
SYUBHAT KEDUA: BELUM MANTAP
Hal ini lebih tepat digolongkan kepada syahwat dan menuruti hawa nafsu dari pada syubhat. Jika seorang muslimah yang belum mentaati perintah berhijab ditanya, mengapa ia tidak mengenakan hijab? Di antaranya ada yang menjawab,“Demi Allah, saya belum mantap dengan berhijab. Jika saya telah merasa mantap dengannya saya akan berhijab, Insya Allah”.
Ukhti yang berdalih dengan syubhat ini hendaknya bisa membedakan antara dua hal. Yakni antara perintah Tuhan dengan perintah manusia.
Jika perintah itu datangnya dari manusia, maka manusia bisa salah, bisa benar. Imam Malik berkata:“ dan setiap orang bisa diterima ucapannya dan juga bisa ditolak, kecuali (perkataan) orang yang ada di dalam kuburan ini”. Yang dimaksudkan adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.
Selagi masih dalam bingkai perkataan manusia, maka seseorang tidak bisa dipaksa untuk menerima. Karenanya, dalam hal ini, setiap orang bisa berucap,“belum mantap” dan ia tidak dihukum karenanya.
Adapun jika perintah itu merupakan salah satu dari perintah-perintah Allah, dengan kata lain Allah yang memerintahkan di dalam kitab-Nya, atau memerintahkan hal tersebut melalui Nabi-Nya agar disampaikan kepada umatnya, maka tidak ada tempat bagi manusia untuk mengatakan, “saya belum mantap”.
Bila ia masih mengatakan hal itu dengan penuh keyakinan padahal ia sendiri tahu bahwa perintah tersebut ada di dalam kitab Allah Ta’ala maka hal tersebut berpotensi untuk menyeretnya kepada bahaya yang lebih sangat besar, yakni keluar dari agama Allah, sementara dia tidak menyadarinya. Sebab dengan begitu berarti ia tidak percaya dan meragukan kebenaran perintah tersebut, maka itu adalah ungkapan yang sangat berbahaya.
Seandainya ia berkata: “Aku wanita kotor” aku tak kuat melawan nafsuku,” “jiwaku rapuh” Atau hasratku untuk itu sangat lemah” tentu ungkapan-ungkapan ini dan yang sejenisnya tidak bisa disejajarkan dengan ucapan: “Aku belum mantap” sebab ungkapan-ungkapan tersebut merupakan pengakuan atas kelemahan, kesalahan dan kemaksiatan dirinya, ia tidak menghukumi dengan salah atau benar terhadap perintah –perintah Allah secara semaunya. Juga tidak termasuk yang mengambil perintah Allah dan mencampakkan yang lain.
Allah berfirman:
“Tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan sesuatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, kesesatan yang nyata.” (QS.Al Ahzab: 36).
1.Sikap yang dituntut.
Ketika seorang hamba mengaku beriman kepada Allah, percaya Allah lebih bijaksana dan lebih mengetahui dalam penetapan hukum dari padanya -sementara dia sangat miskin dan sangat lemah– maka jika telah datang perintah Allah tidak ada lagi pilihan baginya kecuali mentaati perintah tersebut. Ketika mendengar perintah Allah, sebagai seorang mukmin atau mukminah, mereka wajib mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang yang beriman.
“Kami dengar dan kami taat (mereka berdo’a) Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah kami kembali.” (QS. Al Baqarah: 285).
Ketika Allah memerintahkan kita dengan suatu perintah, Dia Maha Mengetahui bahwa perintah itu untuk kebaikan kita, dan salah satu sebab bagi tercapainya kebahagiaan kita. Demikian pula halnya dengan ketika memerintah wanita berhijab, Dia Maha Mengetahui bahwa ia adalah salah satu sebab bagi tercapainya kebahagiaan, kemuliaan dan keagungan wanita.
Allah Ta’ala Maha Mengetahui Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, mengetahui sejak sebelum manusia diciptakan, juga mengetahui apa yang akan terjadi di masa mendatang dengan tanpa batas, mengetahui apa yang tidak akan terjadi dari berbagai peristiwa, juga Dia mengetahui andaikata peristiwa tersebut terjadi apa yang terjadi selanjutnya.
Dengan kepercayaan seperti ini, yang merupakan keyakinan kita umat Islam, apakah patut dan masuk akal kita menolak perintah Allah yang Maha Luas Ilmu-Nya, selanjutnya kita menerima perkataan manusia yang memiliki banyak kekurangan, dan ilmunya sangat terbatas.
2.Contoh dari kenyataan sehari-hari.
Sebagai contoh, dapat kita kemukakan dari kenyataan hidup sehari-hari. Bila kita membeli unit komputer sementara orang yang membuatnya ada di dekat kita, dia tahu betul bagaimana mengoperasikannya, memahami dari A sampai Z seluk-beluk alat canggih tersebut, maka logiskah jika kita memanggil tukang cuci mobil untuk mengajari kita cara mengoperasikan komputer? Tentu sangat tidak logis. Akal kita akan mengatakan, bahwa kita mesti memanggil ahli komputer untuk mengajari bagaimana cara penggunaan alat tersebut, berikut cara memperbaikinya jika terjadi kerusakan.
Kita meyakini, yang menciptakan manusia dan membentuknya adalah Tuhan manusia, yaitu Allah. Karena itu sangat wajar, jika Allah yang sangat lebih mengetahui tentang apa yang membahayakan dan memberi manfaat manusia. Dan jelaslah, bertahkim, patuh, dan menyerah kepada selain Allah adalah cermin ketidak-warasan, kebodohan, dan kedunguan. Kandungan ini disebabkan karena kita patuh kepada seseorang yang tidak mengetahui. Barangsiapa yang mengambil nasihat orang bodoh berarti dia menggelincirkan dirinya dalam kebinasaan.
Ironinya, inilah yang terjadi pada kita kaum muslimin, betapa banyak kaum muslimin yang menuntut jawaban dari orang yang tidak mengetahuinya. Sebagaimana betapa banyak dari kalangan kita yang tidak memahami bahwa yang dimaksud kata “Islam” adalah menyerah, patuh dan tunduk secara total kepada perintah-perintah Allah dan larangan-larangan-Nya.
3. Ukhti, jangan terjerumus pada pertentangan.
Tatkala engkau menasehati sebagian ukhti yang belum berhijab, sebagian mereka ada yang menjawab: “saya juga seorang muslimah, selalu menjaga shalat lima waktu dan sebagian shalat sunnah, saya puasa Ramadhan dan telah melakukan haji, berkali-kali pula saya umrah, aktif sebagai donatur pada beberapa yayasan sosial, tetapi saya belum mantap dengan berhijab”.
4. Pertanyaan buat Ukhti:“Kalau memang anda sudah dan selalu melakukan amalan-amalan terpuji, yang berpangkal dari iman, kepatuhan pada perintah Allah serta takut siksa-Nya jika meninggalkan kewajiban-kewajiban itu, mengapa anda beriman kepada sebagian dan tidak beriman kepada sebagian yang lain, padahal sumber perintah-perintah itu adalah satu ?
Sebagaimana shalat yang selalu anda jaga adalah suatu kewajiban, demikian juga halnya dengan hijab. Hijab itu wajib, dan kewajiban itu tidak diragukan adanya dalam Al Kitab dan Sunnah. Atau apakah, anda tidak pernah mendengar cercaan Allah terhadap Bani Israil, karena mereka melakukan sebagian perintah dan meninggalkan sebagian yang lain?
Secara tegas, dalam hal ini Allah berfirman
“Apakah kamu beriman kepada sebagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian yang lain? Tidakkah balasan bagi orang-orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat pedih, Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” (QS. Al Baqarah: 85).
Selanjutnya, renungkan hadits shahih berikut ini:
(( إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ رَجُلٌ تُوْضَعُ عَلَى أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ جَمْرَتَانِ يَغْلِي مِنْهُمَا دِمَاغُهُ كَمَا يَغْلِي المِرْجَلُ بِالْقَمْقَمِ ))
“Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksanya pada hari kiamat adalah orang yang diletakkan di tengah kedua telapak kakinya dua bara api, dari dua bara api ini otaknya mendidih, sebagaimana periuk yang mendidih dalam bejana besar yang dipanggang dalam kobaran api.
Jika seperti ini adzab yang paling ringan pada hari kiamat, lalu bagaimana adzab bagi orang yang diancam oleh Allah dengan adzab yang amat pedih, sebagaimana disebutkan dalam ayat ini. Yakni bagi orang yang beriman kepada sebagian ayat dan meninggalkan sebagian yang lain?
6. Wahai Ukhti …:
Apakah hanya demi penampilan, kabanggaan dan saling unggul-mengungguli di dunia, lalu anda rela menjual akhirat dan siap menerima adzab yang pedih?
Sungguh kami tidak berharap untuk ukhti, melainkan kebaikan di dunia dan akhirat. Kami minta agar ukhti, mau menggunakan akal sehat dan menentukan pilihan ini.
C. SYUBHAT KETIGA: IMAN ITU LETAKNYA DI HATI
Jika seorang di antara mereka ditanya, mengapa dia tidak berhijab? Maka ukhti yang terhormat ini akan menjawab: “ Ah, iman itu letaknya di hati”.
Ini adalah jawaban yang paling sering dilontarkan oleh para wanita muslimah yang belum berhijab. Karena itu di bawah ini akan kita bahas syubhat tersebut.
1.Sumber syubhat.
Mereka berusaha menafsirkan sebagian hadist, tetapi tidak sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti dalam sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam:
(( إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ ))
“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk-bentuk (lahiriah) dan harta kekayaanmu, tetapi Dia melihat pada hati dan amalmu sekalian.” (HR. Muslim No: 2564 dari Abu Hurairah).
Pengarang kitab "Nuzhatul Muttaqin" berkata: “Hadits ini menunjukkan bahwa pahala amal tergantung pada keikhlasan hati, kelurusan niat, perhatian terhadap situasi hati pelempangan tujuan dan kebersihan hati dari segala sifat tercela yang dimurkai Allah (4).
2.Definisi Iman:
Iman tidak cukup hanya dalam hati. Iman dalam hati semata tidak cukup untuk menyelamatkan diri dari neraka dan mendapatkan surga.
Definisi iman menurut jumhur ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah: “Keyakinan dalam hati, pengucapan dengan lisan, dan pelaksanaan dengan anggota badan”. Definisi ini terdapat dalam setiap buku aqidah (tauhid) kecuali buku-buku yang menyimpang dan tidak berdasarkan manhaj (methode) Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
3.Kesempurnaan Iman
Dalam Tashawwur (gambaran) kita, orang yang mengatakan iman dengan lidahnya, tetapi tidak disertai dengan keyakinan hatinya, itu adalah keadaan orang-orang munafik. Demikian pula orang yang beramal hanya sebatas aktivitas tubuh anggota badan, tetapi tidak disertai keyakinan hati, itu merupakan keadaan orang-orang munafik.
Pada masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka senantiasa shalat bersama beliau, berperang, mengeluarkan nafkah, pulang pergi bersama kaum muslimin, tetapi hati mereka tidak pernah beriman kepada agama Allah. Kepada mereka, Allah menghukumi sebagai orang-orang munafik, dan balasan untuk mereka adalah berada di kerak neraka (dasar neraka).
Demikian pula orang yang beriman hanya dengan hatinya tapi tidak disertai amalan anggota badan. Ini adalah keadaan Iblis. Dia percaya pada kekuasaan Allah, Dzat yang menghidupkan dan mematikan, dia juga percaya terhadap adanya hari kiamat, tetapi dia tidak beramal dengan anggota tubuhnya. Allah berfirman:
“Ia (Iblis) enggan dan takabbur dan adalah dia termasuk golongan orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah: 34).
Dalam AL Qur’an: setiap kali disebutkan kata iman, selalu disertai dengan amal, seperti:
“Orang-orang yang beriman dan beramal shaleh …”
Amal selalu beriringan dan merupakan konsekwensi iman, keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan.
Kepada ukhti yang belum berhijab dengan alasan: "Iman itu letaknya dalam hati” kami hendak bertanya: “Andaikata seorang kepala sekolah memintanya membuat laporan, atau mengawasi murid-murid, atau memberi pelajaran ekstra kurikuler, atau menjadi petugas piket untuk menjadi guru yang berhalangan hadir atau pekerjaan lain, logiskah jika ia menjawab: “Dalam hati, saya percaya, dan belum mantap terhadap apa yang diminta oleh direktur kepadaku, tetapi aku tidak mau melaksanakan yang dikehendakinya dariku” Apakah jawaban ini bisa diterima? Lalu apa akibat yang bakal menimpanya?
Ini sekedar contoh dalam kehidupan manusia, lalu bagaimana jika urusan itu berhubungan dengan Allah, Tuhan manusia yang memiliki sifat yang Maha Tinggi?
D. SYUBHAT KEEMPAT: ALLAH BELUM MEMBERIKU HIDAYAH.
Pada akhawat yang tidak berhijab banyak yang berdalih: "Allah belum memberiku hidayah. Sebenarnya aku juga ingin berhijab, tetapi hendak bagaimana jika saat ini Allah belum memberiku hidayah? Do’akanlah aku agar segera mendapat hidayah!”
Ukhti yang berdalih seperti ini telah terperosok dalam kekeliruan yang nyata. Kami ingin bertanya: “bagaimana engkau mengetahui bahwa Allah belum memberimu hidayah?
Jika jawabannya, “Aku tahu”, maka ada satu dari dua kemungkinan:
Pertama: Dia mengetahui ilmu ghaib yang ada di dalam kitab yang tersembunyi (lauhul mahfudz). Dia pasti pula tahu bahwa dirinya termasuk orang-orang yang celaka dan bakal masuk neraka.
Kedua: Ada makhluk lain yang mengabarkan kepadanya tentang nasib dirinya, bahwa dia tidak termasuk wanita yang mendapatkan hidayah. Bisa jadi yang memberi tahu itu malaikat ataupun manusia.
Jika kedua jawaban itu tidak mungkin adanya, bagaimana engkau mengetahui bahwa Allah belum memberimu hidayah? Ini satu masalah.
Masalah lain adalah, Allah telah menerangkan dalam Kitab-Nya, bahwa hidayah itu ada dua macam. Masing-masing adalah hidayah dilalah dan hidayah taufiq.
1.HIDAYAH DILALAH
Ini adalah bimbingan atau petunjuk kepada kebenaran. Dalam hidayah ini, terdapat campur tangan dan usaha manusia, di samping hidayah Allah dan bimbingan Rasul-Nya. Allah telah menunjukkan jalan kebenaran kepada manusia yang mukallaf, juga dia telah menunjukkan jalan kebatilan yang menyimpang dari petunjuk para rasul dan Kitab-Nya. Para rasulpun telah menerangkan jalan ini kepada kaumnya. Begitu pula para da’i. Mereka semua menerangkan jalan ini kepada manusia. Jadi semua ikut ambil bagian dalam hidayah ini.
2.HIDAYAH TAUFIQ
Hidayah ini hanya milik Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya (dalam pemberi hidayah taufiq ini). Ia berupa peneguhan kebenaran dalam hati, penjagaan dari penyimpangan pertolongan agar tetap meniti dan teguh di jalan kebenaran, pendorong kepada kecintaan iman. Pendorong kepada kebencian terhadap kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan.
Hidayah taufiq diberikan kepada orang yang memenuhi panggilan Allah dan mengikuti petunjuk-Nya.
Jenis hidayah ini datang sesudah hidayah dilalah. Sejak awal, dengan tidak pilih kasih, Allah memperlihatkan kebenaran kepada semua manusia. Allah berfirman:
“Dan adapun kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk itu.” (QS. Fushishilat: 17).
Dan untuk itu, Allah menciptakan potensi dalam diri setiap orang mukallaf untuk memilih antara jalan kebenaran dan jalan kebatilan. Jika dia memilih jalan kebenaran menurut kemauannya sendiri maka hidayah taufiq akan datang kepadanya. Allah berfirman:
“Dan orang-orang yang melakukan petunjuk, Allah (akan) menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya.” (QS. Muhammad: 17).
Jika dia memilih kebatilan menurut kemauannya sendiri, maka Allah akan menambahkan kesesatan kepadanya dan Dia mengharamkannya mendapat hidayah taufiq, Allah berfirman:
“Katakanlah: barangsiapa yang berada dalam kesesatan, maka biarlah Dzat yang Maha Pemurah menambahi baginya (kesesatan).” (QS. Maryam: 75).
“Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran) Allah memalingkan hati mereka.” (QS. Ash Shaf: 5).
3.PERUMPAMAAN HIDAYAH TAUFIQ:
Syaikh Asy Sya’rawi memberikan perumpamaan yang amat mengena tentang hidayah taufiq ini, dan itu merupakan sunnatullah. Beliau mengumpamakan dengan seseorang yang menanyakan suatu alamat. Orang itu pergi ke polisi lalu-lintas untuk menanyakan alamat tersebut. Lalu polisi menyarankan: “anda bisa berjalan lurus sepanjang jalan ini, sampai di perempatan anda belok ke kanan, selanjutnya ada gang, anda belok ke kiri, di situ anda mendapatkan jalan raya. Di seberang jalan raya tersebut akan terlihat gedung dengan pamplet besar, itulah alamat yang anda cari”.
Orang tersebut dihadapkan pada dua pilihan, percaya kepada petunjuk polisi atau mendustakannya. Jika percaya kepada polisi, ia akan segera beranjak mengikuti petunjuk yang diterimanya. Jika berjalan terus sesuai dengan petunjuk polisi, ia akan semakin dekat dengan tempat dan alamat yang ia inginkan.
Jika dia tidak memepercayai saran polisi itu bahkan malah mengumpatnya sebagai pendusta, sehingga ia berjalan menuju arah yang berlawanan, maka semakin jauh dia berjalan, semakin jauh pula kesesatannya. Itulah perumpamaan petunjuk dan kesesatan (5).
Ini merupakan perumpamaan yang tepat untuk mendekatkan pengertian sunnatullah ini. Siapa yang memilih kebenaran, maka Allah akan menolong dan meneguhkannya, dan siapa yang memilih kebatilan, Allah akan menyesatkannya dan membiarkannya bersama setan yang menyertainya.
4.CARILAH SEBAB-SEBAB HIDAYAH, NISCAYA ANDA MENDAPATKANNYA.
Itulah sunnatullah yang berlaku pada semua makhluk-Nya. Allah berfirman:
“Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah.” (QS. Al Fathir: 43).
Adapun sunnatullah dalam perubahan nasib, hanya akan terjadi jika manusia memulai dengan mengubah terlebih dahulu dirinya sendiri, lalu mengupayakan sebab-sebab perubahan yang dimaksudnya. Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar Ra’ad: 11).
Maka orang yang menginginkan hidayah, serta menghendaki agar orang lain mendo’akan dirinya agar mendapatkannya, ia harus berusaha keras dengan sebab-sebab yang bisa menghantarkannya mendapat hidayah tersebut.
Dalam hal ini, terdapat teladan yang baik pada diri Maryam, suatu hari, dia amat membutuhkan makanan. Padahal ketika itu, ia dalam kondisi yang sangat lemah seperti yang biasa terjadi pada wanita yang hendak melahirkan. Lalu Allah memerintahkannya untuk melakukan suatu usaha yang orang laki-laki paling kuat sekalipun tidak akan mampu melakukannya. Maryam diminta untuk menggoyang-nggoyangkan pangkal pohon korma, meskipun pangkal pohon korma itu sangat kokoh dan sulit untuk digoyang-goyangkan. Allah berfirman:
“Dan goyanglah pangkal pohon korma itu." (QS. Maryam: 25).
Maryam tidak mungkin mampu menggoyang pangkal pohon korma, sementara dia dalam kondisi yang amat lemah. Itu hanya dimaksudkan sebagai usaha mencari sebab dengan cara meletakkan tangannya di pohon korma. Dengan begitu terpenuhilah hukum kausalitas dan sunnatullah dalam hal perubahan. Maka hasilnya adalah:
“Pohon itu akan menggugurkan buah korma yang masak kepadamu.” (QS. Maryam: 25).
Inilah sunnatullah dalam perubahan. Tidak mungkin orang mukmin terus-menerus di dalam masjid, bahkan meskipun di Masjidil Haram dengan hanya duduk dan beribadah kepada Allah, seraya mengharap rizki dari Allah. Tentu Allah tidak akan mengabulkannya tanpa dia sendiri mencari sebab-sebab rezki tersebut. Langit tak mungkin sekonyong-konyong menurunkan hujan emas dan perak.
Karena itu, wahai ukhti, berusahalah mendapatkan sebab-sebab hidayah, niscaya anda mendapatkan hidayah tersebut dengan izin Allah. Di antara usaha itu adalah berdo’a agar mendapatkan hidayah, memilih teman yang shalihah, selalu membaca, mempelajari dan merenungkan kitab Allah, mengikuti majlis-majlis dzikir dan ceramah agama, membaca buku-buku tentang keimanan dan sebagainya.
Tetapi, sebelum melakukan semua itu, hendaknya terlebih dahulu engkau meninggalkan hal-hal yang bisa menjauhkanmu dari jalan hidayah. Seperti teman yang tidak baik, membaca majalah-majalah yang tidak mendidik, menyaksikan tayangan-tayangan televisi yang membangkitkan perbuatan haram, bepergian tanpa disertai mahram, menjalin hubungan dengan para pemuda (pacaran), dan hal-hal lain yang bertentangan dengan jalan hidayah.
E. SYUBHAT KELIMA: TAKUT TIDAK LAKU NIKAH
Sebagian akhawat yang tidak berhijab berdalih dengan takut tidak laku nikah.
Syubhat yang dibisikkan setan kepada sebagian akhawat yang tidak berhijab ini, pangkalnya adalah perasaan bahwa para pemuda tidak akan mau memutuskan menikah kecuali jika ia telah melihat badan, rambut, kulit, kecantikan, dan perhiasan sang gadis. Jika ia berhijab atau memakai cadar, tentu tak ada yang bisa dilihat pada dirinya, sehingga sang pemuda enggan mengambil keputusan untuk menikahinya.
Ironinya, kepercayaan ini, tidak hanya dimonopoli para akhawat, tetapi juga merupakan kepercayaan para orang tua, pada akhirnya, mereka melarang anak-anak putrinya memakai hijab. Syubhat ini tidak bisa diterima lewat dua alasan mendasar:
1.Penilaian dari sisi teori dasar.
Meskipun kecantikan merupakan salah satu sebab paling pokok dalam pernikahan, tetapi ia bukan satu-satunya sebab dinikahinya wanita. Rasulullah bersabda:
(( تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا, وَلِحَسَبِهَا, وَلِجَمَالِهَا، وَلِدِيْنِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ))
“Wanita dinikahi itu karena empat hal: Yaitu karena harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang berpegang teguh dengan agama (jika tidak) niscaya kedua tanganmu berlumur debu (6).”
Memang demikian yang terjadi, kaum laki-laki tidak hanya melihat unsur kecantikan semata, tetapi ada hal-hal lain yang menyatu dengan kecantikan itu atau terlepas darinya, yang dijadikan pertimbangan dalam memilih istri. Namun para gadis dan orang tua banyak yang menganggap kecantikan adalah segala-galanya. Atau setidak-tidaknya menjadikan kecantikan sebagai unsur yang terpenting, sedangkan hal lainnya bisa dikesampingkan. Jelas, jalan pikiran seperti ini bertentangan dengan naluri manusia.
2.Penilaian dari sisi empiris:
Bisa jadi sikap gadis-gadis yang biasa memperlihatkan aurat (yang dimaksudkan untuk menawan hati pria) menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Betapa banyak tindakan itu malah membuat para pemuda enggan menikahinya. Sebab bisa saja pemuda itu beranggapan, bahwa jika wanita tersebut berani melanggar salah satu perintah Allah, yaitu hijab, tidak menutup kemungkinan dia akan berani melanggar perintah-perantah yang lain. Karena setan memiliki banyak kiat.
Meskipun terkadang kenyataan yang ada tidak selalu sesuai dengan pendapat ini, tetapi memang begitulah keadaan mayoritas pemuda kita di zaman sekarang. Pemuda yang menyunting gadis berhijab, namanya akan menjadi harum, meskipun dia sendiri tidak termasuk orang-orang yang taat menjalankan perintah agama.
f. SYUBHAT KEENAM: IA MASIH BELUM DEWASA
Syubhat ini banyak beredar dikalangan orang tua serta sebagian akhawat yang tidak berhijab. Sebenarnya anak-anak tersebut sudah memiliki niat untuk memakai hijab, tetapi kemudian ditunda karena syubhat ini. Karena itu dalih ini lebih pantas disebut hawa nafsu dari pada syubhat.
Kebanyakan mereka berkata: jangan sampai melarangnya menikmati kehidupan. Dia toh masih belum dewasa. Dia masih senang memakai pakaian yang indah, bersolek dengan berbagai macam make up serta masih suka menampakkan kecantikannya. Semua itu membuatnya lebih berbahagia dan menikamati hidup.
Kenapa kita melarang dan menghalangi kebahagiaan justru pada saat umur mereka masih relatif sangat muda? Kalau kita terlanjur ketinggalan kereta, mengapa kita membuatnya pula ketinggalan kereta dengan begitu tergesa-gesa? (Maksudnya jika ia menyuruh anak putrinya memakai hijab sejak dini).
Menurut pendapat mereka, masa belum dewasa berlangsung hingga anak berumur dua puluh tahun. Karenanya, meskipun ada gadis yang sudah datang bulan pada umur tiga belas tahun, dia masih dianggap anak-anak.
1.Nasihat untuk para wali:
Sesungguhnya para wali baik bapak atau ibu yang mencegah anak putrinya berhijab, dengan dalih karena masih belum dewasa, mereka memiliki tanggung-jawab yang besar di hadapan Allah pada hari kiamat.
Ketika seorang gadis mendapatkan haidh, seketika itu pula ia wajib berhijab, menurut syariat. Jika wali gadis itu melarangnya berhijab, maka dia mendapat dosa yang besar, dan Allah akan menanyakan hal itu pada hari kiamat. Allah berfirman:
“Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian) karena sesungguhnya mereka akan ditanya.” (QS. Ash Shaaffaat: 24).
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
(( كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ))
“Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan ditanya tentang yang dipimpinnya.” (7).
Seorang ayah adalah pemimpin pertama dalam rumah tangga, pada hari kiamat dia akan ditanya tentang masing-masing orang yang ada di bawah kepemimpinannya.
Setiap ayah hendaknya bertanya kepada diri mereka sendiri: “betapa banyak para pemuda yang tergoda oleh anak putrinya? Seberapa jauh putrinya menyebabkan penyimpangan para pemuda?
2.Ungkapan cinta untuk anak-anak putri
Allah sebagai saksi, betapa kami amat mengkhawatirkan dirimu akan mendapat siksa Allah. Kami begitu ingin menyelamatkanmu dari segala bahaya yang akan menimpamu, baik di dunia maupun di akhirat. Ini adalah kewajiban seorang muslim kepada saudaranya muslim yang lain.
Di antara bahaya yang akan menimpa ukhti yang tidak berhijab, baik di dunia maupun di akhirat, adalah seperti disebutkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya:
(( سَيَكُوْنُ فِيْ آخِرِ أُمَّتِيْ رِجَالٌ يَرْكَبُوْنَ عَلَى السُّرُوْجِ كَأَشْبَاهِ الرِّجَالِ يَنْـزِلُوْنَ عَلَى أَبْوَابِ المَسَاجِدِ نِسَائُهُمْ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ عَلَى رُؤُوْسِهِنَّ كَأَسْنِمَةِ البُخْتِ العِجَافِ اِلْعَنُوْهُنَّ فَإِنَّهُنَّ مَلْعُوْنَاتٌ ))
“Akan ada di akhir umatku, kaum laki yang menunggang pelana (seperti layaknya kaum lelaki) mereka turun di depan pintu-pintu masjid, wanita-wanita mereka berpakaian (tetapi) telanjang, di atas kepala mereka (terdapat) sesuatu seperti punuk onta yang lemah gemulai.Laknatlah mereka! Sesungguhnya mereka adalah wanita-wanita terlaknat” (8) .
Wahai ukhti yang tidak berhijab! Tahukah engkau makna laknat? Laknat artinya dijauhkan dari rahmat Allah Ta’ala.
Dalam hadits tadi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan setiap muslim, agar melaknat tipe wanita seperti yang telah disebutkan. Yaitu mereka yang mengenakan pakaian di tubuh mereka tapi tidak sampai menutup auratnya, sehingga seakan–akan mereka telanjang. Dalam hadits lain Rasulullah bersabda:
(( صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ عَارِيَاتٌ مُمٍيْلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُؤُوْسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ البُخْتِ المَائِلَةِ لاَ يَدْخُلُوْنَ اْلجَنَّةَ وَلاَ يَجِدُوْنَ رِيْحَهَا وَإِنَّ رِيْحَهَا لَتُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذَا وَكَذَا ))
“ Dua kelompok termasuk penghuni neraka, aku (sendiri) belum pernah melihat mereka, yaitu orang-orang yang membawa cemeti seperti ekor sapi, dengannya mereka mencambuki manusia, dan para wanita yang berpakaian (tetapi) telanjang, bergoyang-goyang dan berlenggak- lenggok, kepala mereka (ada sesuatu) seperti punuk onta yang bergoyang-goyang. Mereka tentu tidak masuk surga, bahkan tidak mendapatkan baunya, dan sesungguhnya bau surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian”. (HR Muslim, No: 2128).
Dalam hadits tersebut terdapat sifat-sifat secara rinci tetang golongan wanita ini, yaitu:
1.Mengenakan sebagian pakaian, tetapi dia menyerupai orang telanjang, karena sebagian tubuh mereka terbuka dan itu mudah membangkitkan birahi laki-laki, seperti paha, lengan, rambut, dada, dan lain-lainnya. Juga pakaian yang tembus pandang atau yang amat ketat, sehingga membentuk lekuk–lekuk tubuhnya, maka ia seperti telanjang, meski berpakaian.
2.Jalannya lenggak-lenggok dan bergoyang sehingga membangkitkan nafsu birahi.
3.Kepalanya tampak lebih tinggi, karena ia membuat seni hiasan dari bulu atau rambut sintesis, karena tingginya ia seperti punuk onta.
Hadits tersebut juga menjelaskan hakikat golongan wanita yang tidak masuk surga, bahkan sekedar mencium bau wanginyapun tidak, padahal rahmat Allah meliputi segenap langit dan bumi. Belum lagi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyuruh kaum muslimin agar melaknat mereka: “laknatlah mereka! Sesungguhnya mereka adalah wanita terkutuk”.
Kami tidak menginginkan, selain kebaikan bagi anda. Kekhawatiran bagi diri anda, mendorong kami berharap dari lubuk hati kami yang paling dalam, untuk menjauhkan anda dari segala yang tidak disenangi. Semoga Allah mengisi hati anda dengan cahaya-Nya yang tidak pernah padam, lalu anda menang dalam pertarungan melawan setan jin dan manusia, selanjutnya anda berketepatan melepaskan jeratan dan memerdekakan diri dari tawanan hawa nafsu, menuju alam kebebasan, kemuliaan, kehormatan, ketenangan dan alam kesucian.
3.Apakah anda menjamin umur masih panjang?
Wahai ukhti yang tidak berhijab! Engkau tidak mau berhijab dengan dalih masih belum dewasa, apakah engkau dapat menjamin umurmu masih beberapa saat? Apakah engkau tahu, atau seseorang mengabarkan kepadamu tentang kapan engkau bakal mati?
Jika tidak, maka boleh jadi kematian akan menjemputmu setelah setahun, sebulan, seminggu, sehari, sejam, atau sedetik kemudian. Semua itu serba mungkin, selama kita tidak tahu ajal kita akan datang.
Wahai ukhti, kematian tidak hanya mengetuk pintu orang yang sakit, tidak pula orang yang lanjut usia saja, tetapi juga orang-orang yang sehat wal'afiat, orang dewasa, pemuda, bahkan bayi yang masih menetek di pangkuan ibunya, banyak contoh yang tidak bisa dipaparkan.
G.KISAH-KISAH NYATA
1.Kematian yang tiba-tiba:
Seorang anggota parlemen dalam kondisi kesehatan yang prima, penuh energik dan memiliki etos kerja sangat tinggi, orangnya masih muda. Namun, tiba-tiba virus ganas menyerang otaknya. Tak berlangsung lama, virus tersebut berubah menjadi segumpal daging. Anggota parlemen itu akhirnya tidak berdaya dan meninggal dengan cara yang amat mengenaskan.
2.Kematian tak kenal orang sehat atau sakit:
Seorang komandan tinggi dijajaran angkatan bersenjata, ia tidak pernah mengeluhkan suatu penyakit apapun, tubuhnya padat berisi, otot-ototnya kekar, lincah dan gesit dalam melakukan tugas di teritorialnya. Seperti biasa, pada suatu malam, ia pergi tidur. Di pagi hari, sang ibu membangunkannya. Tak ada jawaban. Apa yang terjadi? Ternyata tubuhnya telah dingin dan terbujur kaku. Tidur itu menghantarkan pada kematian yang tak akan kembali lagi.
3. Temanku mati terbakar
Abu Abdillah berkata: “Aku tak tahu, bagaimana harus menuturkan kisah ini padamu. Kisah yang pernah aku alami sendiri beberapa tahun yang lalu, sehingga mengubah total perjalanan hidupku, sebenarnya aku tak ingin menceritakannya, tapi demi tanggung-jawab di hadapan Allah, dan peringatan bagi para pemuda yang mendurhakai Allah dan demi pelajaran bagi para gadis yang mengejar bayangan semu, yang disebut cinta, maka aku ungkapkan kisah ini.
Ketika itu, kami tiga sekawan. Yang mengumpulkan kami adalah kesamaan nafsu dan kesia-siaan. Oh tidak, kami berempat satunya lagi adalah setan.
Kami berburu gadis-gadis. Mereka kami rayu dengan kata-kata manis, hingga mereka takluk, lalu kami bawa ke sebuah taman kecil terpencil. Di sana kami berubah menjadi serigala-serigala yang tak menaruh belas kasihan mendengar rintihan permohonan mereka, hati dan perasaan kami sudah mati.
Begitulah hari-hari kami di taman, di tenda atau dalam mobil yang di parkir di pinggir pantai. Sampai suatu hari, yang tak pernah saya bisa melupakannya, seperti biasa kami pergi ke taman. Seperti biasa pula, masing-masing kami menyantap satu mangsa gadis, di temani minunan laknat. Satu hal kami lupa saat itu, makanan. Segera salah seorang di antara kami bergegas membeli makanan dengan mengendarai mobilnya. Saat ia berangkat. Jam menunjukkan pukul enam sore. Beberapa jam berlalu, tapi teman kami itu belum juga kembali. Pukul sepuluh malam, hatiku mulai tak enak dan gusar. Maka aku segera membawa mobil untuk mencarinya, di tengah perjalanan, di kejauhan aku melihat jilatan api, aku mencoba mendekat.
Astaghfirullah, aku hampir tak percaya dengan yang kulihat. Ternyata api itu bersumber dari mobil temanku yang terbalik dan terbakar. Aku panik seperti orang gila. Aku segera mengeluarkan tubuh temanku dari mobilnya yang masih menyala. Aku ngeri tatkala melihat separuh tubuhnya masak terpanggang api. Kubopong tubuhnya lalu kuletakkan di tanah.
Sejenak kemudian, dia berusaha membuka kedua belah matanya, ia berbisik lirih: “ api …., api ……!
Aku memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit dengan mobilku. Tetapi dengan suara campur tangis, ia mencegah: “Tak ada gunanya .. aku tak akan sampai …!
Air mataku tumpah, aku harus menyaksikan temanku meninggal di hadapanku. Di tengah kepanikanku, tiba-tiba ia berteriak lemah: “apa yang mesti kukatakan kepada-Nya? Apa yang mesti kukatakan pada-Nya?
Aku memandanginya penuh keheranan. “siapa? Tanyaku. Dengan suara yang seakan berasal dari sumur yang amat dalam, dia menjawab: “Allah!”
Aku merinding ketakutan. Tubuh dan perasaanku terguncang keras. Tiba-tiba temanku itu menjerit, gemanya menyelusup ke setiap relung malam yang gulita, lalu kudengar teriakkan nafasnya yang terakhir: “Innaalillaahi wa’inna ilaihi raajiuun.”
Setelah itu, hari-hari berlalu seperti sedia kala, tetapi bayangan temanku yang meninggal, jerit kesakitannya, api yang membakarnya, dan lolongannya” apa yang harus kukatakan pada-Nya? Apa yang harus kukatakan pada-Nya? Seakan terus membuntuti setiap gerak dan diamku.
Pada diriku sendiri aku bertanya: “Aku …apa yang harus kukatakan pada-Nya?
Air mataku menetes lalu sebuah getaran aneh menjalari jiwaku. Saat puncak perenungan itulah, sayup-sayup aku mendengar adzan subuh menggema: Allahu Akbar, Allahu Akbar, Asyhadu alla ilaaha illa Allah …. Asyhadu Anna Muhammadar Rasuulullah, Hayya ‘Alash Shalaah …”
Aku merasa bahwa adzan itu hanya ditujukan kepada diriku saja. Mengajakku menyingkap fase kehidupanku yang kelam, mengajakku ke jalan cahaya dan hidayah. Aku segera bangkit mandi dan wudhu, mensucikan tubuhku dari noda-noda kehinaan yang menenggelamku selama bertahun-tahun.
Sejak saat itu, aku tak pernah lagi meninggalkan shalat. Aku memuji Allah, yang tidak layak dipuji selain Dia. Aku telah menjadi manusia lain. Maha Suci Allah yang mengubah berbagai keadaan. Dengan seizin Allah, aku telah menunaikan umrah. Insya Allah aku akan melaksanakan haji dalam waktu dekat, siapa yang tahu? Umur ada di tangan Allah? (9).
4.Kesudahan yang berlawanan:
Tatkala masih di bangku sekolah, aku hidup bersama kedua orang tuaku dalam lingkungan yang baik. Aku selalu mendengar do’a ibuku saat pulang dari keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam shalatnya yang panjang. Aku heran mengapa ayah shalat begitu lama, apalagi jika saat musim dingin yang menyengat tulang.
Aku sungguh heran, bahkan hingga aku berkata kepada diriku sendiri: “alangkah sabarnya mereka …. Setiap hari begitu ….. benar-benar mengherankan!.
Aku belum tahu bahwa di situlah kebahagiaan orang mukmin, dan itulah shalat-shalat orang-orang pilihan… mereka bangkit dari tempat tidurnya untuk bermunajat kepada Allah.
Setelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang matang. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah.padahal berbagai nasihat kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu.
Setelah tamat dari pendidikan, aku ditugaskan di kota yang jauh dari kotaku. Perkenalanku dengan teman-teman sekerja membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang terasing.
Di sana, aku tak mendengar lagi suara bacaan Al Qur’an. Tak ada lagi suara ibu yang membangunkan dan menyuruhku shalat. Aku benar-benar hidup sendirian jauh dari lingkungan keluarga yang dulu kami nikmati.
Aku ditugasi menjaga keamanan lalu lintas di jalan antar kota. Di samping menjaga keamanan jalan. Tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan. Pekerjaan baruku sungguh menyenangkan, aku lakukan tugas-tugasku dengan semangat dan dedikasi tinggi, tetapi hidupku bagaikan di ombang-ambingkan ombak.
Aku bingung dan sering melamun sendirian… bayak waktu luang…. pengetahuanku terbatas.
Aku mulai jenuh… tak ada yang menuntunku di bidang agama. Aku sebatang kara. Hampir setiap hari yang kusaksikan hanya kecelakaan dan orang-orang yang mengadu kecopetan atau bentuk-bentuk penganiayaan lain. Aku bosan dengan rutinitas. Sampai suatu hari terjadilah sebuah peristiwa yang hingga kini tak pernah kulupakan.
Ketika itu, kami dengan seorang kawan sedang bertugas di sebuah pos jalan. Kami asyik ngobrol… tiba–tiba kami dikagetkan oleh sebuah benturan yang amat keras, kami mengedarkan pandangan. Ternyata sebuah mobil bertabrakan dengan mobil lain yang meluncur dari arah yang berlawanan. Kami segera berlari menuju tempat kejadian untuk menolong korban.
Kejadian yang sungguh tragis. Kami lihat dua awak salah satu mobil dalam kondisi sangat kritis, keduanya segera kami keluarkan dari mobil lalu kami bujurkan di tanah.
Kami cepat-cepat menuju mobil satunya. Ternyata pengemudinya telah tewas dengan amat mengerikan. Kami kembali kepada dua orang yang berada dalam kondisi koma. Temanku menuntun mereka mengucapkan kalimat syahadat.
Ucapkanlah: “Laailaaha Illallaah … laailaaha illallaah perintah temanku.
Tetapi sungguh mengherankan, dari mulutnya malah meluncur lagu-lagu. Keadaan ini membuatku merinding. Temanku tampaknya sudah biasa menghadapi orang-orang yang sekarat… kembali ia menuntun korban itu membaca syahadat.
Aku diam membisu, aku tak berkutik dengan pandangan nanar. Seumur hidupku, aku belum pernah menyaksikan orang yang sedang sekarat, apalagi dengan kondisi seperti ini. Temanku terus menuntun keduanya mengulang-ulang bacaan syahadat, tetapi… keduanya tetap terus saja melantunkan lagu tak ada gunanya…
Suara lagunya terdengar semakin melemah.. lemah dan lemah sekali. Orang pertama diam, tak bersuara lagi, disusul orang kedua. Tak ada gerak … keduanya telah meninggal dunia.
Kami segera membawa mereka ke dalam mobil. Temanku menunduk, ia tak berbicara sepatah katapun. Selama perjalanannya ada kebisuan, hening.
Kesunyian pecah ketika temanku mulai bicara. Ia berbicara tentang hakikat kematian dan su’ul khatimah (kesudahan yang buruk). ia berkata:“Manusia akan mengakhiri hidupnya…
Read More ..
MUQADDIMAH
“Dan demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya) maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.” (Asy Syams: 7-8).
Manusia diciptakan oleh Allah dengan sarana untuk meniti jalan kebaikan dan jalan kejahatan. Allah memerintahkan agar kita saling berwasiat untuk mentaati kebenaran, saling memberi nasehat di antara kita dan menjadikannya di antara sifat-sifat orang yang terhindar dari kerugian.
Sebagaimana disebutkan dalam surat Al ‘Ashr. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa kewajiban kita terhadap sesama adalah saling menasehati. Beliau bersabda:
(( المُؤْمِنُ مِرْآةُ الْمُؤْمِنِ ))
“Orang mukmin adalah cermin bagi orang mukmin lainnya”( 1) .
Dengan kata lain seorang mukmin bisa menyaksikan dan mengetahui kekurangannya dari mukmin yang lain, sehingga ia laksana cermin bagi dirinya. Tetapi cermin itu tidak memantulkan gambar secara fisik, melainkan memantulkan gambar secara akhlak dan perilaku. Islam juga sebagaimana dalam banyak hadits- menganjurkan dan mengajak pemeluknya agar sebagian mereka mencintai sebagian yang lain.
Di antara pilar utama dari kecintaan ini, hendaknya engkau berharap agar saudaramu masuk surga dan dijauhkan dari neraka. Tak sebatas berharap, namun engkau harus berupaya keras dan maksimal untuk menyediakan berbagai sarana dan menjauhkan saudaramu dari hal-hal yang membahayakan dan merugikannya, di dunia maupun di akhirat.
Lebih khusus, buku ini kami hadirkan untuk segolongan kaum muslimah yang belum mentaati perintah berhijab (2), seperti yang diperintahkan syariat. Baik karena belum mengetahui bahwa hijab adalah wajib, atau karena tidak mampu melawan tipu daya dan pesona dunia, karena takluk di hadapan nafsu yang senantiasa memerintahkan keburukan atau tunduk oleh bisikan setan, karena pengaruh teman yang tidak suka kepada kebaikan bagi sesama jenisnya atau karena alasan-alasan yang lain.
Kami memohon kepada Allah semoga uraian dalam buku sederhana ini menjadi pembuka hati yang terkunci, menggetarkan perasaan yang tertidur, sehingga bisa mengembalikan segenap muslimah yang belum mentaati perintah berhijab kepada fitrah yang telah diperintahkan Allah Ta’ala.
Tidak lupa kami menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ustadzah Badriyah Al Azzaz atas berbagai koreksiannya yang amat berharga terhadap naskah ini. Semoga Allah memberi taufik, kebenaran dan kesudahan hidup yang baik kepada kita. Amin.
SYUBHAT DAN SYAHWAT
Setan bisa masuk kepada manusia melalui dua pintu utama, yaitu syubhat dan syahwat. Seorang tidak melakukan suatu tindakan maksiat kecuali dari dua pintu tersebut. Dua perkara itu merupakan penghalang sehingga seorang muslim tidak mendapatkan keridhaan Allah, masuk surga dan jauh dari neraka. Di bawah ini akan kita uraikan sebab-sebab utama dari syubhat dan syahwat.
A. SYUBHAT PERTAMA: MENAHAN GEJOLAK SEKSUAL
Syubhat ini menyatakan bahwa gejolak nafsu seksual pada setiap manusia adalah sangat besar dan membahayakan. Ironinya, bahaya ini timbul ketika nafsu tersebut ditahan dan dibelenggu. Jika terus-menerus ditekan, ia bisa mengakibatkan ledakan dahsyat.
Hijab wanita akan meyembunyikan kecantikannya, sehingga para pemuda tetap berada dalam gejolak nafsu seksual yang tertahan, dan hampir meledak, bahkan terkadang tak tertahankan sehingga ia lampiaskan dalam bentuk tindak perkosaan atau pelecehan seksual lainnya.
Sebagai pemecahan masalah tersebut, satu-satunya cara adalah membebaskan wanita dari mengenakan hijab, agar para pemuda mendapatkan sedikit nafas bagi pelampiasan nafsu mereka yang senantiasa bergejolak di dalam. Dengan demikian, hasrat mereka sedikit bisa terpenuhi. Suasana itu lalu akan mengurangi bahaya ledakan gejolak nafsu yang sebelumnya tertahan dan tertekan.
1.BANTAHAN:
Sepintas, syubhat di atas secara lahiriah nampak logis dan argumentatif. Kelihatannya, sejak awal, pihak yang melemparkan jalan pemecahan tersebut ingin mencari kemaslahatan bagi masyarakat dan menghindarkan mereka dari kehancuran. Padahal kenyataannya, mereka justru menyebabkan bahaya yang jauh lebih besar bagi masyarakat, yaitu menyebabkan tercerai-berainya masyarakat, kehancurannya, bahkan berputar sampai seratus delapan puluh derajat kepada kebinasaan.
Seandainya jalan pemecahan yang mereka ajukan itu benar, tentu Amerika dan negara-negara Eropa serta negara-negara yang berkiblat kepada mereka akan menjadi negara yang paling kecil kasus perkosaan dan kekerasannya terhadap kaum wanita di dunia, juga dalam kasus –kasus kejahatan yang lain.
Amerika dan negara-negara Eropa amat memperhatikan masalah ini, dengan alasan kebebasan individual. Di sana, dengan mudah anda akan mendapatkan berbagai majalah porno dijual di sembarang tempat. Acara-acara televisi, khususnya setelah pukul dua belas malam, menayangkan berbagai adegan tak senonoh, yang membangkitkan hasrat seksual.
Bila musim panas tiba, banyak wanita di sana yang membuka pakaiannya dan hanya mengenakan pakaian bikini. Dengan keadaan seperti itu, mereka berjemur di pinggir pantai atau kota-kota pesisir lainnya. Bahkan di sebagian besar pantai dan pesisir, mereka boleh bertelanjang dada dan hanya memakai penutup ala kadarnya. Terminal-terminal video rental bertebaran di seluruh pelosok Amerika dengan semboyan “Adults only” (khusus untuk orang dewasa). Di terminal-terminal ini, anak-anak cepat tumbuh matang dalam hal seksual sebelum waktunya. Siapa saja dengan mudah bisa menyewa kaset-kaset video lalu memutarnya di rumah atau langsung menontonnya di tempat penyewaan.
Rumah-rumah bordil bertaburan dimana-mana. Bahkan di sebagian negara memajang para wanita tuna susila (pelacur) di etalase sehingga bisa dilihat oleh peminatnya dari luar.
Apakah kesudahan dari gaya hidup yang serba boleh (permisif) itu? Apakah kasus perkosaan semakin bekurang? Apakah kepuasan mereka terpenuhi, sebagaimana yang ramai mereka bicarakan? apakah para wanita terpelihara dari bahaya besar ini?.
2.DATA STATISTIK AMERIKA
Dalam sebuah buku berjudul “Crime in U.S.A” terbitan pemerintah federal di Amerika – yang berarti data statistiknya bisa dipertanggung-jawabkan karena ia dikeluarkan oleh pihak pemerintah, tidak oleh paguyuban sensus- di halaman 6 dari buku ini ditulis: “setiap kasus perkosaan yang ada selalu dilakukan dengan cara kekerasan dan itu terjadi di Amerika setiap enam menit sekali”. Data ini adalah yang terjadi pada tahun 1988, yang dimaksud dengan kekerasan di sini adalah dengan menggunakan senjata tajam.
Dalam buku yang sama juga disebutkan:
1.Pada tahun 1978 di Amerika terjadi sebanyak 147.389 perkosaan.
2.Pada tahun 1979 di Amerika terjadi sebanyak 168.134 perkosaan.
3.Pada tahun 1981 di Amerika terjadi sebanyak 189.045 perkosaan.
4.Pada tahun 1983 di Amerika terjadi sebanyak 311.691 perkosaan.
5.Pada tahun 1987 di Amerika terjadi sebanyak 221.764 perkosaan.
3.TAFSIR EMPIRIS AYAT AL-QUR’AN.
Data stastik ini, juga data-data sejenis lainnya - yang dinukil dari sumber-sumber berita yang dapat dipertanggungjawabkan- menunjukkan semakin melonjaknya tingkat pelecehan seksual di negara-negara tersebut. Tidak lain, kenyataan ini merupakan penafsiran empiris (secara nyata dan dalam praktek kehidupan sehari-hari) dari firman Allah:
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu." (QS. Al Ahzab: 59).
Sebab turunnya ayat – sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Qurthubi dalam tafsirnya- karena para wanita biasa melakukan buang besar di padang terbuka sebelum dikenalnya kakus (tempat buang air khusus dan tertutup). Di antara mereka itu dapat dibedakan antara budak dengan wanita merdeka. Perbedaan itu bisa dikenali yakni kalau wanita-wanita merdeka mereka menggunakan hijab. Dengan begitu para pemuda enggan mengganggunya.
Sebelum turunnya ayat ini, wanita-wanita muslimah juga melakukan buang hajat di padang terbuka tersebut. Sebagian orang-orang durjana mengira kalau dia adalah budak, ketika diganggu, wanita muslimah itu berteriak sehingga laki-laki itu pun kabur. Kemudian mereka mengadukan peristiwa tersebut kapada Nabi sehingga turunlah ayat ini (3).
Hal ini menegaskan, wanita yang memamerkan auratnya, dan mempertontonkan kecantikannya dan kemolekan tubuhnya kepada setiap orang yang lalu-lalang, lebih berpotensi untuk diganggu. Sebab dengan begitu, ia telah membangkitkan nafsu seksual yang terpendam.
Adapun wanita yang berhijab maka dia senantiasa menyembunyikan kecantikan dan perhiasannya. Tidak ada yang kelihatan dari padanya selain telapak tangan dan wajah menurut suatu pendapat. Dan pendapat lain mengatakan, tidak boleh terlihat dari pada wanita tersebut selain matanya saja.
Syahwat apa yang bisa dibangkitkan oleh wanita berhijab itu? Instink seksual apa yang bisa digerakkan oleh seorang wanita yang menutup rapat seluruh tubuhnya itu?
Allah mensyariatkan hijab agar menjadi benteng bagi wanita dari gangguan orang lain. Sebab Allah Ta’ala mengetahui bahwa pamer aurat akan mengakibatkan semakin bertambahnya kasus pelecehan seksual, sebab perbuatan tersebut membangkitkan nafsu seksual yang sebelumnya tenang.
Kepada mereka yang masih mempertahankan dan meyakini kebenaran syubhat tersebut, kita bisa menyanggah kesalahan mereka melalui empat hakikat;
Pertama: berbagai data statistik telah mendustakan cara pemecahan yang mereka tawarkan.
Kedua: Hasrat seksual terdapat pada masing-masing pria dan wanita. Ini merupakan rahasia Ilahi yang dititipkan Allah kepada keduanya untuk hikmah yang amat banyak. Di antaranya adalah demi kelangsungan keturunan, jika boleh berandai-andai, andaikata hasrat seksual itu tidak ada, apakah keturunan manusia masih bisa dipertahankan? Tidak seorangpun memungkiri keberadaan hasrat dan naluri ini. Tetapi dengan tidak mempertimbangkan adanya naluri seksual tersebut tiba-tiba sebagian laki-laki diminta berlaku wajar di tengah pemandangan yang serba terbuka dan telanjang. Amat ironi memang.
Ketiga: Bahwa yang membangkitkan nafsu seksual laki-laki adalah tatkala ia melihat kecantikan wanita, baik wajah atau anggota tubuh lain yang mengundang syahwat. Seseorang tidak mungkin melawan fitrah yang diciptakan Allah (kecuali mereka yang dirahmati Allah) sehingga bisa memadamkan gejolak syahwatnya tatkala melihat sesuatu yang membangkitkannya.
Keempat: Orang yang mengaku bisa mendiagnosa nafsu seksual yang tertekan dengan mengumbar pandangan mata kepada wanita cantik dan telanjang sehingga nafsunya akan terpuaskan (dan dengan demikian tidak menjurus kepada perbuatan yang lebih jauh, misalnya; pemerkosaan atau pelecehan seksual lainnya) maka yang ada hanya ada dua kemungkinan:
Pertama: Orang itu adalah laki-laki yang tidak bisa terbangkitkan nafsu seksualnya meski oleh godaan syahwat yang bagaimanapun (bentuk dan jenisnya) ia termasuk kelompok orang yang dikebiri kelaminnya sehingga dengan cara apapun mereka tidak akan merasakan keberadaan nafsunya.
Kedua: Laki-laki yang lemah syahwat atau impoten. Aurat yang dipamerkan itu tak akan mempengaruhi dirinya.
Apakah orang yang membenarkan syubhat tersebut (sehingga dijadikannya jalan pemecahan) hendak memasukkan kaum laki-laki dari umat kita ke dalam salah satu dari dua golongan manusia lemah di atas (Na'udzubillah min dzalik).
SYUBHAT KEDUA: BELUM MANTAP
Hal ini lebih tepat digolongkan kepada syahwat dan menuruti hawa nafsu dari pada syubhat. Jika seorang muslimah yang belum mentaati perintah berhijab ditanya, mengapa ia tidak mengenakan hijab? Di antaranya ada yang menjawab,“Demi Allah, saya belum mantap dengan berhijab. Jika saya telah merasa mantap dengannya saya akan berhijab, Insya Allah”.
Ukhti yang berdalih dengan syubhat ini hendaknya bisa membedakan antara dua hal. Yakni antara perintah Tuhan dengan perintah manusia.
Jika perintah itu datangnya dari manusia, maka manusia bisa salah, bisa benar. Imam Malik berkata:“ dan setiap orang bisa diterima ucapannya dan juga bisa ditolak, kecuali (perkataan) orang yang ada di dalam kuburan ini”. Yang dimaksudkan adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.
Selagi masih dalam bingkai perkataan manusia, maka seseorang tidak bisa dipaksa untuk menerima. Karenanya, dalam hal ini, setiap orang bisa berucap,“belum mantap” dan ia tidak dihukum karenanya.
Adapun jika perintah itu merupakan salah satu dari perintah-perintah Allah, dengan kata lain Allah yang memerintahkan di dalam kitab-Nya, atau memerintahkan hal tersebut melalui Nabi-Nya agar disampaikan kepada umatnya, maka tidak ada tempat bagi manusia untuk mengatakan, “saya belum mantap”.
Bila ia masih mengatakan hal itu dengan penuh keyakinan padahal ia sendiri tahu bahwa perintah tersebut ada di dalam kitab Allah Ta’ala maka hal tersebut berpotensi untuk menyeretnya kepada bahaya yang lebih sangat besar, yakni keluar dari agama Allah, sementara dia tidak menyadarinya. Sebab dengan begitu berarti ia tidak percaya dan meragukan kebenaran perintah tersebut, maka itu adalah ungkapan yang sangat berbahaya.
Seandainya ia berkata: “Aku wanita kotor” aku tak kuat melawan nafsuku,” “jiwaku rapuh” Atau hasratku untuk itu sangat lemah” tentu ungkapan-ungkapan ini dan yang sejenisnya tidak bisa disejajarkan dengan ucapan: “Aku belum mantap” sebab ungkapan-ungkapan tersebut merupakan pengakuan atas kelemahan, kesalahan dan kemaksiatan dirinya, ia tidak menghukumi dengan salah atau benar terhadap perintah –perintah Allah secara semaunya. Juga tidak termasuk yang mengambil perintah Allah dan mencampakkan yang lain.
Allah berfirman:
“Tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan sesuatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, kesesatan yang nyata.” (QS.Al Ahzab: 36).
1.Sikap yang dituntut.
Ketika seorang hamba mengaku beriman kepada Allah, percaya Allah lebih bijaksana dan lebih mengetahui dalam penetapan hukum dari padanya -sementara dia sangat miskin dan sangat lemah– maka jika telah datang perintah Allah tidak ada lagi pilihan baginya kecuali mentaati perintah tersebut. Ketika mendengar perintah Allah, sebagai seorang mukmin atau mukminah, mereka wajib mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang yang beriman.
“Kami dengar dan kami taat (mereka berdo’a) Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah kami kembali.” (QS. Al Baqarah: 285).
Ketika Allah memerintahkan kita dengan suatu perintah, Dia Maha Mengetahui bahwa perintah itu untuk kebaikan kita, dan salah satu sebab bagi tercapainya kebahagiaan kita. Demikian pula halnya dengan ketika memerintah wanita berhijab, Dia Maha Mengetahui bahwa ia adalah salah satu sebab bagi tercapainya kebahagiaan, kemuliaan dan keagungan wanita.
Allah Ta’ala Maha Mengetahui Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, mengetahui sejak sebelum manusia diciptakan, juga mengetahui apa yang akan terjadi di masa mendatang dengan tanpa batas, mengetahui apa yang tidak akan terjadi dari berbagai peristiwa, juga Dia mengetahui andaikata peristiwa tersebut terjadi apa yang terjadi selanjutnya.
Dengan kepercayaan seperti ini, yang merupakan keyakinan kita umat Islam, apakah patut dan masuk akal kita menolak perintah Allah yang Maha Luas Ilmu-Nya, selanjutnya kita menerima perkataan manusia yang memiliki banyak kekurangan, dan ilmunya sangat terbatas.
2.Contoh dari kenyataan sehari-hari.
Sebagai contoh, dapat kita kemukakan dari kenyataan hidup sehari-hari. Bila kita membeli unit komputer sementara orang yang membuatnya ada di dekat kita, dia tahu betul bagaimana mengoperasikannya, memahami dari A sampai Z seluk-beluk alat canggih tersebut, maka logiskah jika kita memanggil tukang cuci mobil untuk mengajari kita cara mengoperasikan komputer? Tentu sangat tidak logis. Akal kita akan mengatakan, bahwa kita mesti memanggil ahli komputer untuk mengajari bagaimana cara penggunaan alat tersebut, berikut cara memperbaikinya jika terjadi kerusakan.
Kita meyakini, yang menciptakan manusia dan membentuknya adalah Tuhan manusia, yaitu Allah. Karena itu sangat wajar, jika Allah yang sangat lebih mengetahui tentang apa yang membahayakan dan memberi manfaat manusia. Dan jelaslah, bertahkim, patuh, dan menyerah kepada selain Allah adalah cermin ketidak-warasan, kebodohan, dan kedunguan. Kandungan ini disebabkan karena kita patuh kepada seseorang yang tidak mengetahui. Barangsiapa yang mengambil nasihat orang bodoh berarti dia menggelincirkan dirinya dalam kebinasaan.
Ironinya, inilah yang terjadi pada kita kaum muslimin, betapa banyak kaum muslimin yang menuntut jawaban dari orang yang tidak mengetahuinya. Sebagaimana betapa banyak dari kalangan kita yang tidak memahami bahwa yang dimaksud kata “Islam” adalah menyerah, patuh dan tunduk secara total kepada perintah-perintah Allah dan larangan-larangan-Nya.
3. Ukhti, jangan terjerumus pada pertentangan.
Tatkala engkau menasehati sebagian ukhti yang belum berhijab, sebagian mereka ada yang menjawab: “saya juga seorang muslimah, selalu menjaga shalat lima waktu dan sebagian shalat sunnah, saya puasa Ramadhan dan telah melakukan haji, berkali-kali pula saya umrah, aktif sebagai donatur pada beberapa yayasan sosial, tetapi saya belum mantap dengan berhijab”.
4. Pertanyaan buat Ukhti:“Kalau memang anda sudah dan selalu melakukan amalan-amalan terpuji, yang berpangkal dari iman, kepatuhan pada perintah Allah serta takut siksa-Nya jika meninggalkan kewajiban-kewajiban itu, mengapa anda beriman kepada sebagian dan tidak beriman kepada sebagian yang lain, padahal sumber perintah-perintah itu adalah satu ?
Sebagaimana shalat yang selalu anda jaga adalah suatu kewajiban, demikian juga halnya dengan hijab. Hijab itu wajib, dan kewajiban itu tidak diragukan adanya dalam Al Kitab dan Sunnah. Atau apakah, anda tidak pernah mendengar cercaan Allah terhadap Bani Israil, karena mereka melakukan sebagian perintah dan meninggalkan sebagian yang lain?
Secara tegas, dalam hal ini Allah berfirman
“Apakah kamu beriman kepada sebagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian yang lain? Tidakkah balasan bagi orang-orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat pedih, Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” (QS. Al Baqarah: 85).
Selanjutnya, renungkan hadits shahih berikut ini:
(( إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ رَجُلٌ تُوْضَعُ عَلَى أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ جَمْرَتَانِ يَغْلِي مِنْهُمَا دِمَاغُهُ كَمَا يَغْلِي المِرْجَلُ بِالْقَمْقَمِ ))
“Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksanya pada hari kiamat adalah orang yang diletakkan di tengah kedua telapak kakinya dua bara api, dari dua bara api ini otaknya mendidih, sebagaimana periuk yang mendidih dalam bejana besar yang dipanggang dalam kobaran api.
Jika seperti ini adzab yang paling ringan pada hari kiamat, lalu bagaimana adzab bagi orang yang diancam oleh Allah dengan adzab yang amat pedih, sebagaimana disebutkan dalam ayat ini. Yakni bagi orang yang beriman kepada sebagian ayat dan meninggalkan sebagian yang lain?
6. Wahai Ukhti …:
Apakah hanya demi penampilan, kabanggaan dan saling unggul-mengungguli di dunia, lalu anda rela menjual akhirat dan siap menerima adzab yang pedih?
Sungguh kami tidak berharap untuk ukhti, melainkan kebaikan di dunia dan akhirat. Kami minta agar ukhti, mau menggunakan akal sehat dan menentukan pilihan ini.
C. SYUBHAT KETIGA: IMAN ITU LETAKNYA DI HATI
Jika seorang di antara mereka ditanya, mengapa dia tidak berhijab? Maka ukhti yang terhormat ini akan menjawab: “ Ah, iman itu letaknya di hati”.
Ini adalah jawaban yang paling sering dilontarkan oleh para wanita muslimah yang belum berhijab. Karena itu di bawah ini akan kita bahas syubhat tersebut.
1.Sumber syubhat.
Mereka berusaha menafsirkan sebagian hadist, tetapi tidak sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti dalam sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam:
(( إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ ))
“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk-bentuk (lahiriah) dan harta kekayaanmu, tetapi Dia melihat pada hati dan amalmu sekalian.” (HR. Muslim No: 2564 dari Abu Hurairah).
Pengarang kitab "Nuzhatul Muttaqin" berkata: “Hadits ini menunjukkan bahwa pahala amal tergantung pada keikhlasan hati, kelurusan niat, perhatian terhadap situasi hati pelempangan tujuan dan kebersihan hati dari segala sifat tercela yang dimurkai Allah (4).
2.Definisi Iman:
Iman tidak cukup hanya dalam hati. Iman dalam hati semata tidak cukup untuk menyelamatkan diri dari neraka dan mendapatkan surga.
Definisi iman menurut jumhur ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah: “Keyakinan dalam hati, pengucapan dengan lisan, dan pelaksanaan dengan anggota badan”. Definisi ini terdapat dalam setiap buku aqidah (tauhid) kecuali buku-buku yang menyimpang dan tidak berdasarkan manhaj (methode) Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
3.Kesempurnaan Iman
Dalam Tashawwur (gambaran) kita, orang yang mengatakan iman dengan lidahnya, tetapi tidak disertai dengan keyakinan hatinya, itu adalah keadaan orang-orang munafik. Demikian pula orang yang beramal hanya sebatas aktivitas tubuh anggota badan, tetapi tidak disertai keyakinan hati, itu merupakan keadaan orang-orang munafik.
Pada masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka senantiasa shalat bersama beliau, berperang, mengeluarkan nafkah, pulang pergi bersama kaum muslimin, tetapi hati mereka tidak pernah beriman kepada agama Allah. Kepada mereka, Allah menghukumi sebagai orang-orang munafik, dan balasan untuk mereka adalah berada di kerak neraka (dasar neraka).
Demikian pula orang yang beriman hanya dengan hatinya tapi tidak disertai amalan anggota badan. Ini adalah keadaan Iblis. Dia percaya pada kekuasaan Allah, Dzat yang menghidupkan dan mematikan, dia juga percaya terhadap adanya hari kiamat, tetapi dia tidak beramal dengan anggota tubuhnya. Allah berfirman:
“Ia (Iblis) enggan dan takabbur dan adalah dia termasuk golongan orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah: 34).
Dalam AL Qur’an: setiap kali disebutkan kata iman, selalu disertai dengan amal, seperti:
“Orang-orang yang beriman dan beramal shaleh …”
Amal selalu beriringan dan merupakan konsekwensi iman, keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan.
Kepada ukhti yang belum berhijab dengan alasan: "Iman itu letaknya dalam hati” kami hendak bertanya: “Andaikata seorang kepala sekolah memintanya membuat laporan, atau mengawasi murid-murid, atau memberi pelajaran ekstra kurikuler, atau menjadi petugas piket untuk menjadi guru yang berhalangan hadir atau pekerjaan lain, logiskah jika ia menjawab: “Dalam hati, saya percaya, dan belum mantap terhadap apa yang diminta oleh direktur kepadaku, tetapi aku tidak mau melaksanakan yang dikehendakinya dariku” Apakah jawaban ini bisa diterima? Lalu apa akibat yang bakal menimpanya?
Ini sekedar contoh dalam kehidupan manusia, lalu bagaimana jika urusan itu berhubungan dengan Allah, Tuhan manusia yang memiliki sifat yang Maha Tinggi?
D. SYUBHAT KEEMPAT: ALLAH BELUM MEMBERIKU HIDAYAH.
Pada akhawat yang tidak berhijab banyak yang berdalih: "Allah belum memberiku hidayah. Sebenarnya aku juga ingin berhijab, tetapi hendak bagaimana jika saat ini Allah belum memberiku hidayah? Do’akanlah aku agar segera mendapat hidayah!”
Ukhti yang berdalih seperti ini telah terperosok dalam kekeliruan yang nyata. Kami ingin bertanya: “bagaimana engkau mengetahui bahwa Allah belum memberimu hidayah?
Jika jawabannya, “Aku tahu”, maka ada satu dari dua kemungkinan:
Pertama: Dia mengetahui ilmu ghaib yang ada di dalam kitab yang tersembunyi (lauhul mahfudz). Dia pasti pula tahu bahwa dirinya termasuk orang-orang yang celaka dan bakal masuk neraka.
Kedua: Ada makhluk lain yang mengabarkan kepadanya tentang nasib dirinya, bahwa dia tidak termasuk wanita yang mendapatkan hidayah. Bisa jadi yang memberi tahu itu malaikat ataupun manusia.
Jika kedua jawaban itu tidak mungkin adanya, bagaimana engkau mengetahui bahwa Allah belum memberimu hidayah? Ini satu masalah.
Masalah lain adalah, Allah telah menerangkan dalam Kitab-Nya, bahwa hidayah itu ada dua macam. Masing-masing adalah hidayah dilalah dan hidayah taufiq.
1.HIDAYAH DILALAH
Ini adalah bimbingan atau petunjuk kepada kebenaran. Dalam hidayah ini, terdapat campur tangan dan usaha manusia, di samping hidayah Allah dan bimbingan Rasul-Nya. Allah telah menunjukkan jalan kebenaran kepada manusia yang mukallaf, juga dia telah menunjukkan jalan kebatilan yang menyimpang dari petunjuk para rasul dan Kitab-Nya. Para rasulpun telah menerangkan jalan ini kepada kaumnya. Begitu pula para da’i. Mereka semua menerangkan jalan ini kepada manusia. Jadi semua ikut ambil bagian dalam hidayah ini.
2.HIDAYAH TAUFIQ
Hidayah ini hanya milik Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya (dalam pemberi hidayah taufiq ini). Ia berupa peneguhan kebenaran dalam hati, penjagaan dari penyimpangan pertolongan agar tetap meniti dan teguh di jalan kebenaran, pendorong kepada kecintaan iman. Pendorong kepada kebencian terhadap kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan.
Hidayah taufiq diberikan kepada orang yang memenuhi panggilan Allah dan mengikuti petunjuk-Nya.
Jenis hidayah ini datang sesudah hidayah dilalah. Sejak awal, dengan tidak pilih kasih, Allah memperlihatkan kebenaran kepada semua manusia. Allah berfirman:
“Dan adapun kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk itu.” (QS. Fushishilat: 17).
Dan untuk itu, Allah menciptakan potensi dalam diri setiap orang mukallaf untuk memilih antara jalan kebenaran dan jalan kebatilan. Jika dia memilih jalan kebenaran menurut kemauannya sendiri maka hidayah taufiq akan datang kepadanya. Allah berfirman:
“Dan orang-orang yang melakukan petunjuk, Allah (akan) menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya.” (QS. Muhammad: 17).
Jika dia memilih kebatilan menurut kemauannya sendiri, maka Allah akan menambahkan kesesatan kepadanya dan Dia mengharamkannya mendapat hidayah taufiq, Allah berfirman:
“Katakanlah: barangsiapa yang berada dalam kesesatan, maka biarlah Dzat yang Maha Pemurah menambahi baginya (kesesatan).” (QS. Maryam: 75).
“Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran) Allah memalingkan hati mereka.” (QS. Ash Shaf: 5).
3.PERUMPAMAAN HIDAYAH TAUFIQ:
Syaikh Asy Sya’rawi memberikan perumpamaan yang amat mengena tentang hidayah taufiq ini, dan itu merupakan sunnatullah. Beliau mengumpamakan dengan seseorang yang menanyakan suatu alamat. Orang itu pergi ke polisi lalu-lintas untuk menanyakan alamat tersebut. Lalu polisi menyarankan: “anda bisa berjalan lurus sepanjang jalan ini, sampai di perempatan anda belok ke kanan, selanjutnya ada gang, anda belok ke kiri, di situ anda mendapatkan jalan raya. Di seberang jalan raya tersebut akan terlihat gedung dengan pamplet besar, itulah alamat yang anda cari”.
Orang tersebut dihadapkan pada dua pilihan, percaya kepada petunjuk polisi atau mendustakannya. Jika percaya kepada polisi, ia akan segera beranjak mengikuti petunjuk yang diterimanya. Jika berjalan terus sesuai dengan petunjuk polisi, ia akan semakin dekat dengan tempat dan alamat yang ia inginkan.
Jika dia tidak memepercayai saran polisi itu bahkan malah mengumpatnya sebagai pendusta, sehingga ia berjalan menuju arah yang berlawanan, maka semakin jauh dia berjalan, semakin jauh pula kesesatannya. Itulah perumpamaan petunjuk dan kesesatan (5).
Ini merupakan perumpamaan yang tepat untuk mendekatkan pengertian sunnatullah ini. Siapa yang memilih kebenaran, maka Allah akan menolong dan meneguhkannya, dan siapa yang memilih kebatilan, Allah akan menyesatkannya dan membiarkannya bersama setan yang menyertainya.
4.CARILAH SEBAB-SEBAB HIDAYAH, NISCAYA ANDA MENDAPATKANNYA.
Itulah sunnatullah yang berlaku pada semua makhluk-Nya. Allah berfirman:
“Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah.” (QS. Al Fathir: 43).
Adapun sunnatullah dalam perubahan nasib, hanya akan terjadi jika manusia memulai dengan mengubah terlebih dahulu dirinya sendiri, lalu mengupayakan sebab-sebab perubahan yang dimaksudnya. Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar Ra’ad: 11).
Maka orang yang menginginkan hidayah, serta menghendaki agar orang lain mendo’akan dirinya agar mendapatkannya, ia harus berusaha keras dengan sebab-sebab yang bisa menghantarkannya mendapat hidayah tersebut.
Dalam hal ini, terdapat teladan yang baik pada diri Maryam, suatu hari, dia amat membutuhkan makanan. Padahal ketika itu, ia dalam kondisi yang sangat lemah seperti yang biasa terjadi pada wanita yang hendak melahirkan. Lalu Allah memerintahkannya untuk melakukan suatu usaha yang orang laki-laki paling kuat sekalipun tidak akan mampu melakukannya. Maryam diminta untuk menggoyang-nggoyangkan pangkal pohon korma, meskipun pangkal pohon korma itu sangat kokoh dan sulit untuk digoyang-goyangkan. Allah berfirman:
“Dan goyanglah pangkal pohon korma itu." (QS. Maryam: 25).
Maryam tidak mungkin mampu menggoyang pangkal pohon korma, sementara dia dalam kondisi yang amat lemah. Itu hanya dimaksudkan sebagai usaha mencari sebab dengan cara meletakkan tangannya di pohon korma. Dengan begitu terpenuhilah hukum kausalitas dan sunnatullah dalam hal perubahan. Maka hasilnya adalah:
“Pohon itu akan menggugurkan buah korma yang masak kepadamu.” (QS. Maryam: 25).
Inilah sunnatullah dalam perubahan. Tidak mungkin orang mukmin terus-menerus di dalam masjid, bahkan meskipun di Masjidil Haram dengan hanya duduk dan beribadah kepada Allah, seraya mengharap rizki dari Allah. Tentu Allah tidak akan mengabulkannya tanpa dia sendiri mencari sebab-sebab rezki tersebut. Langit tak mungkin sekonyong-konyong menurunkan hujan emas dan perak.
Karena itu, wahai ukhti, berusahalah mendapatkan sebab-sebab hidayah, niscaya anda mendapatkan hidayah tersebut dengan izin Allah. Di antara usaha itu adalah berdo’a agar mendapatkan hidayah, memilih teman yang shalihah, selalu membaca, mempelajari dan merenungkan kitab Allah, mengikuti majlis-majlis dzikir dan ceramah agama, membaca buku-buku tentang keimanan dan sebagainya.
Tetapi, sebelum melakukan semua itu, hendaknya terlebih dahulu engkau meninggalkan hal-hal yang bisa menjauhkanmu dari jalan hidayah. Seperti teman yang tidak baik, membaca majalah-majalah yang tidak mendidik, menyaksikan tayangan-tayangan televisi yang membangkitkan perbuatan haram, bepergian tanpa disertai mahram, menjalin hubungan dengan para pemuda (pacaran), dan hal-hal lain yang bertentangan dengan jalan hidayah.
E. SYUBHAT KELIMA: TAKUT TIDAK LAKU NIKAH
Sebagian akhawat yang tidak berhijab berdalih dengan takut tidak laku nikah.
Syubhat yang dibisikkan setan kepada sebagian akhawat yang tidak berhijab ini, pangkalnya adalah perasaan bahwa para pemuda tidak akan mau memutuskan menikah kecuali jika ia telah melihat badan, rambut, kulit, kecantikan, dan perhiasan sang gadis. Jika ia berhijab atau memakai cadar, tentu tak ada yang bisa dilihat pada dirinya, sehingga sang pemuda enggan mengambil keputusan untuk menikahinya.
Ironinya, kepercayaan ini, tidak hanya dimonopoli para akhawat, tetapi juga merupakan kepercayaan para orang tua, pada akhirnya, mereka melarang anak-anak putrinya memakai hijab. Syubhat ini tidak bisa diterima lewat dua alasan mendasar:
1.Penilaian dari sisi teori dasar.
Meskipun kecantikan merupakan salah satu sebab paling pokok dalam pernikahan, tetapi ia bukan satu-satunya sebab dinikahinya wanita. Rasulullah bersabda:
(( تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا, وَلِحَسَبِهَا, وَلِجَمَالِهَا، وَلِدِيْنِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ))
“Wanita dinikahi itu karena empat hal: Yaitu karena harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang berpegang teguh dengan agama (jika tidak) niscaya kedua tanganmu berlumur debu (6).”
Memang demikian yang terjadi, kaum laki-laki tidak hanya melihat unsur kecantikan semata, tetapi ada hal-hal lain yang menyatu dengan kecantikan itu atau terlepas darinya, yang dijadikan pertimbangan dalam memilih istri. Namun para gadis dan orang tua banyak yang menganggap kecantikan adalah segala-galanya. Atau setidak-tidaknya menjadikan kecantikan sebagai unsur yang terpenting, sedangkan hal lainnya bisa dikesampingkan. Jelas, jalan pikiran seperti ini bertentangan dengan naluri manusia.
2.Penilaian dari sisi empiris:
Bisa jadi sikap gadis-gadis yang biasa memperlihatkan aurat (yang dimaksudkan untuk menawan hati pria) menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Betapa banyak tindakan itu malah membuat para pemuda enggan menikahinya. Sebab bisa saja pemuda itu beranggapan, bahwa jika wanita tersebut berani melanggar salah satu perintah Allah, yaitu hijab, tidak menutup kemungkinan dia akan berani melanggar perintah-perantah yang lain. Karena setan memiliki banyak kiat.
Meskipun terkadang kenyataan yang ada tidak selalu sesuai dengan pendapat ini, tetapi memang begitulah keadaan mayoritas pemuda kita di zaman sekarang. Pemuda yang menyunting gadis berhijab, namanya akan menjadi harum, meskipun dia sendiri tidak termasuk orang-orang yang taat menjalankan perintah agama.
f. SYUBHAT KEENAM: IA MASIH BELUM DEWASA
Syubhat ini banyak beredar dikalangan orang tua serta sebagian akhawat yang tidak berhijab. Sebenarnya anak-anak tersebut sudah memiliki niat untuk memakai hijab, tetapi kemudian ditunda karena syubhat ini. Karena itu dalih ini lebih pantas disebut hawa nafsu dari pada syubhat.
Kebanyakan mereka berkata: jangan sampai melarangnya menikmati kehidupan. Dia toh masih belum dewasa. Dia masih senang memakai pakaian yang indah, bersolek dengan berbagai macam make up serta masih suka menampakkan kecantikannya. Semua itu membuatnya lebih berbahagia dan menikamati hidup.
Kenapa kita melarang dan menghalangi kebahagiaan justru pada saat umur mereka masih relatif sangat muda? Kalau kita terlanjur ketinggalan kereta, mengapa kita membuatnya pula ketinggalan kereta dengan begitu tergesa-gesa? (Maksudnya jika ia menyuruh anak putrinya memakai hijab sejak dini).
Menurut pendapat mereka, masa belum dewasa berlangsung hingga anak berumur dua puluh tahun. Karenanya, meskipun ada gadis yang sudah datang bulan pada umur tiga belas tahun, dia masih dianggap anak-anak.
1.Nasihat untuk para wali:
Sesungguhnya para wali baik bapak atau ibu yang mencegah anak putrinya berhijab, dengan dalih karena masih belum dewasa, mereka memiliki tanggung-jawab yang besar di hadapan Allah pada hari kiamat.
Ketika seorang gadis mendapatkan haidh, seketika itu pula ia wajib berhijab, menurut syariat. Jika wali gadis itu melarangnya berhijab, maka dia mendapat dosa yang besar, dan Allah akan menanyakan hal itu pada hari kiamat. Allah berfirman:
“Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian) karena sesungguhnya mereka akan ditanya.” (QS. Ash Shaaffaat: 24).
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
(( كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ))
“Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan ditanya tentang yang dipimpinnya.” (7).
Seorang ayah adalah pemimpin pertama dalam rumah tangga, pada hari kiamat dia akan ditanya tentang masing-masing orang yang ada di bawah kepemimpinannya.
Setiap ayah hendaknya bertanya kepada diri mereka sendiri: “betapa banyak para pemuda yang tergoda oleh anak putrinya? Seberapa jauh putrinya menyebabkan penyimpangan para pemuda?
2.Ungkapan cinta untuk anak-anak putri
Allah sebagai saksi, betapa kami amat mengkhawatirkan dirimu akan mendapat siksa Allah. Kami begitu ingin menyelamatkanmu dari segala bahaya yang akan menimpamu, baik di dunia maupun di akhirat. Ini adalah kewajiban seorang muslim kepada saudaranya muslim yang lain.
Di antara bahaya yang akan menimpa ukhti yang tidak berhijab, baik di dunia maupun di akhirat, adalah seperti disebutkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya:
(( سَيَكُوْنُ فِيْ آخِرِ أُمَّتِيْ رِجَالٌ يَرْكَبُوْنَ عَلَى السُّرُوْجِ كَأَشْبَاهِ الرِّجَالِ يَنْـزِلُوْنَ عَلَى أَبْوَابِ المَسَاجِدِ نِسَائُهُمْ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ عَلَى رُؤُوْسِهِنَّ كَأَسْنِمَةِ البُخْتِ العِجَافِ اِلْعَنُوْهُنَّ فَإِنَّهُنَّ مَلْعُوْنَاتٌ ))
“Akan ada di akhir umatku, kaum laki yang menunggang pelana (seperti layaknya kaum lelaki) mereka turun di depan pintu-pintu masjid, wanita-wanita mereka berpakaian (tetapi) telanjang, di atas kepala mereka (terdapat) sesuatu seperti punuk onta yang lemah gemulai.Laknatlah mereka! Sesungguhnya mereka adalah wanita-wanita terlaknat” (8) .
Wahai ukhti yang tidak berhijab! Tahukah engkau makna laknat? Laknat artinya dijauhkan dari rahmat Allah Ta’ala.
Dalam hadits tadi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan setiap muslim, agar melaknat tipe wanita seperti yang telah disebutkan. Yaitu mereka yang mengenakan pakaian di tubuh mereka tapi tidak sampai menutup auratnya, sehingga seakan–akan mereka telanjang. Dalam hadits lain Rasulullah bersabda:
(( صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ عَارِيَاتٌ مُمٍيْلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُؤُوْسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ البُخْتِ المَائِلَةِ لاَ يَدْخُلُوْنَ اْلجَنَّةَ وَلاَ يَجِدُوْنَ رِيْحَهَا وَإِنَّ رِيْحَهَا لَتُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذَا وَكَذَا ))
“ Dua kelompok termasuk penghuni neraka, aku (sendiri) belum pernah melihat mereka, yaitu orang-orang yang membawa cemeti seperti ekor sapi, dengannya mereka mencambuki manusia, dan para wanita yang berpakaian (tetapi) telanjang, bergoyang-goyang dan berlenggak- lenggok, kepala mereka (ada sesuatu) seperti punuk onta yang bergoyang-goyang. Mereka tentu tidak masuk surga, bahkan tidak mendapatkan baunya, dan sesungguhnya bau surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian”. (HR Muslim, No: 2128).
Dalam hadits tersebut terdapat sifat-sifat secara rinci tetang golongan wanita ini, yaitu:
1.Mengenakan sebagian pakaian, tetapi dia menyerupai orang telanjang, karena sebagian tubuh mereka terbuka dan itu mudah membangkitkan birahi laki-laki, seperti paha, lengan, rambut, dada, dan lain-lainnya. Juga pakaian yang tembus pandang atau yang amat ketat, sehingga membentuk lekuk–lekuk tubuhnya, maka ia seperti telanjang, meski berpakaian.
2.Jalannya lenggak-lenggok dan bergoyang sehingga membangkitkan nafsu birahi.
3.Kepalanya tampak lebih tinggi, karena ia membuat seni hiasan dari bulu atau rambut sintesis, karena tingginya ia seperti punuk onta.
Hadits tersebut juga menjelaskan hakikat golongan wanita yang tidak masuk surga, bahkan sekedar mencium bau wanginyapun tidak, padahal rahmat Allah meliputi segenap langit dan bumi. Belum lagi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyuruh kaum muslimin agar melaknat mereka: “laknatlah mereka! Sesungguhnya mereka adalah wanita terkutuk”.
Kami tidak menginginkan, selain kebaikan bagi anda. Kekhawatiran bagi diri anda, mendorong kami berharap dari lubuk hati kami yang paling dalam, untuk menjauhkan anda dari segala yang tidak disenangi. Semoga Allah mengisi hati anda dengan cahaya-Nya yang tidak pernah padam, lalu anda menang dalam pertarungan melawan setan jin dan manusia, selanjutnya anda berketepatan melepaskan jeratan dan memerdekakan diri dari tawanan hawa nafsu, menuju alam kebebasan, kemuliaan, kehormatan, ketenangan dan alam kesucian.
3.Apakah anda menjamin umur masih panjang?
Wahai ukhti yang tidak berhijab! Engkau tidak mau berhijab dengan dalih masih belum dewasa, apakah engkau dapat menjamin umurmu masih beberapa saat? Apakah engkau tahu, atau seseorang mengabarkan kepadamu tentang kapan engkau bakal mati?
Jika tidak, maka boleh jadi kematian akan menjemputmu setelah setahun, sebulan, seminggu, sehari, sejam, atau sedetik kemudian. Semua itu serba mungkin, selama kita tidak tahu ajal kita akan datang.
Wahai ukhti, kematian tidak hanya mengetuk pintu orang yang sakit, tidak pula orang yang lanjut usia saja, tetapi juga orang-orang yang sehat wal'afiat, orang dewasa, pemuda, bahkan bayi yang masih menetek di pangkuan ibunya, banyak contoh yang tidak bisa dipaparkan.
G.KISAH-KISAH NYATA
1.Kematian yang tiba-tiba:
Seorang anggota parlemen dalam kondisi kesehatan yang prima, penuh energik dan memiliki etos kerja sangat tinggi, orangnya masih muda. Namun, tiba-tiba virus ganas menyerang otaknya. Tak berlangsung lama, virus tersebut berubah menjadi segumpal daging. Anggota parlemen itu akhirnya tidak berdaya dan meninggal dengan cara yang amat mengenaskan.
2.Kematian tak kenal orang sehat atau sakit:
Seorang komandan tinggi dijajaran angkatan bersenjata, ia tidak pernah mengeluhkan suatu penyakit apapun, tubuhnya padat berisi, otot-ototnya kekar, lincah dan gesit dalam melakukan tugas di teritorialnya. Seperti biasa, pada suatu malam, ia pergi tidur. Di pagi hari, sang ibu membangunkannya. Tak ada jawaban. Apa yang terjadi? Ternyata tubuhnya telah dingin dan terbujur kaku. Tidur itu menghantarkan pada kematian yang tak akan kembali lagi.
3. Temanku mati terbakar
Abu Abdillah berkata: “Aku tak tahu, bagaimana harus menuturkan kisah ini padamu. Kisah yang pernah aku alami sendiri beberapa tahun yang lalu, sehingga mengubah total perjalanan hidupku, sebenarnya aku tak ingin menceritakannya, tapi demi tanggung-jawab di hadapan Allah, dan peringatan bagi para pemuda yang mendurhakai Allah dan demi pelajaran bagi para gadis yang mengejar bayangan semu, yang disebut cinta, maka aku ungkapkan kisah ini.
Ketika itu, kami tiga sekawan. Yang mengumpulkan kami adalah kesamaan nafsu dan kesia-siaan. Oh tidak, kami berempat satunya lagi adalah setan.
Kami berburu gadis-gadis. Mereka kami rayu dengan kata-kata manis, hingga mereka takluk, lalu kami bawa ke sebuah taman kecil terpencil. Di sana kami berubah menjadi serigala-serigala yang tak menaruh belas kasihan mendengar rintihan permohonan mereka, hati dan perasaan kami sudah mati.
Begitulah hari-hari kami di taman, di tenda atau dalam mobil yang di parkir di pinggir pantai. Sampai suatu hari, yang tak pernah saya bisa melupakannya, seperti biasa kami pergi ke taman. Seperti biasa pula, masing-masing kami menyantap satu mangsa gadis, di temani minunan laknat. Satu hal kami lupa saat itu, makanan. Segera salah seorang di antara kami bergegas membeli makanan dengan mengendarai mobilnya. Saat ia berangkat. Jam menunjukkan pukul enam sore. Beberapa jam berlalu, tapi teman kami itu belum juga kembali. Pukul sepuluh malam, hatiku mulai tak enak dan gusar. Maka aku segera membawa mobil untuk mencarinya, di tengah perjalanan, di kejauhan aku melihat jilatan api, aku mencoba mendekat.
Astaghfirullah, aku hampir tak percaya dengan yang kulihat. Ternyata api itu bersumber dari mobil temanku yang terbalik dan terbakar. Aku panik seperti orang gila. Aku segera mengeluarkan tubuh temanku dari mobilnya yang masih menyala. Aku ngeri tatkala melihat separuh tubuhnya masak terpanggang api. Kubopong tubuhnya lalu kuletakkan di tanah.
Sejenak kemudian, dia berusaha membuka kedua belah matanya, ia berbisik lirih: “ api …., api ……!
Aku memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit dengan mobilku. Tetapi dengan suara campur tangis, ia mencegah: “Tak ada gunanya .. aku tak akan sampai …!
Air mataku tumpah, aku harus menyaksikan temanku meninggal di hadapanku. Di tengah kepanikanku, tiba-tiba ia berteriak lemah: “apa yang mesti kukatakan kepada-Nya? Apa yang mesti kukatakan pada-Nya?
Aku memandanginya penuh keheranan. “siapa? Tanyaku. Dengan suara yang seakan berasal dari sumur yang amat dalam, dia menjawab: “Allah!”
Aku merinding ketakutan. Tubuh dan perasaanku terguncang keras. Tiba-tiba temanku itu menjerit, gemanya menyelusup ke setiap relung malam yang gulita, lalu kudengar teriakkan nafasnya yang terakhir: “Innaalillaahi wa’inna ilaihi raajiuun.”
Setelah itu, hari-hari berlalu seperti sedia kala, tetapi bayangan temanku yang meninggal, jerit kesakitannya, api yang membakarnya, dan lolongannya” apa yang harus kukatakan pada-Nya? Apa yang harus kukatakan pada-Nya? Seakan terus membuntuti setiap gerak dan diamku.
Pada diriku sendiri aku bertanya: “Aku …apa yang harus kukatakan pada-Nya?
Air mataku menetes lalu sebuah getaran aneh menjalari jiwaku. Saat puncak perenungan itulah, sayup-sayup aku mendengar adzan subuh menggema: Allahu Akbar, Allahu Akbar, Asyhadu alla ilaaha illa Allah …. Asyhadu Anna Muhammadar Rasuulullah, Hayya ‘Alash Shalaah …”
Aku merasa bahwa adzan itu hanya ditujukan kepada diriku saja. Mengajakku menyingkap fase kehidupanku yang kelam, mengajakku ke jalan cahaya dan hidayah. Aku segera bangkit mandi dan wudhu, mensucikan tubuhku dari noda-noda kehinaan yang menenggelamku selama bertahun-tahun.
Sejak saat itu, aku tak pernah lagi meninggalkan shalat. Aku memuji Allah, yang tidak layak dipuji selain Dia. Aku telah menjadi manusia lain. Maha Suci Allah yang mengubah berbagai keadaan. Dengan seizin Allah, aku telah menunaikan umrah. Insya Allah aku akan melaksanakan haji dalam waktu dekat, siapa yang tahu? Umur ada di tangan Allah? (9).
4.Kesudahan yang berlawanan:
Tatkala masih di bangku sekolah, aku hidup bersama kedua orang tuaku dalam lingkungan yang baik. Aku selalu mendengar do’a ibuku saat pulang dari keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam shalatnya yang panjang. Aku heran mengapa ayah shalat begitu lama, apalagi jika saat musim dingin yang menyengat tulang.
Aku sungguh heran, bahkan hingga aku berkata kepada diriku sendiri: “alangkah sabarnya mereka …. Setiap hari begitu ….. benar-benar mengherankan!.
Aku belum tahu bahwa di situlah kebahagiaan orang mukmin, dan itulah shalat-shalat orang-orang pilihan… mereka bangkit dari tempat tidurnya untuk bermunajat kepada Allah.
Setelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang matang. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah.padahal berbagai nasihat kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu.
Setelah tamat dari pendidikan, aku ditugaskan di kota yang jauh dari kotaku. Perkenalanku dengan teman-teman sekerja membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang terasing.
Di sana, aku tak mendengar lagi suara bacaan Al Qur’an. Tak ada lagi suara ibu yang membangunkan dan menyuruhku shalat. Aku benar-benar hidup sendirian jauh dari lingkungan keluarga yang dulu kami nikmati.
Aku ditugasi menjaga keamanan lalu lintas di jalan antar kota. Di samping menjaga keamanan jalan. Tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan. Pekerjaan baruku sungguh menyenangkan, aku lakukan tugas-tugasku dengan semangat dan dedikasi tinggi, tetapi hidupku bagaikan di ombang-ambingkan ombak.
Aku bingung dan sering melamun sendirian… bayak waktu luang…. pengetahuanku terbatas.
Aku mulai jenuh… tak ada yang menuntunku di bidang agama. Aku sebatang kara. Hampir setiap hari yang kusaksikan hanya kecelakaan dan orang-orang yang mengadu kecopetan atau bentuk-bentuk penganiayaan lain. Aku bosan dengan rutinitas. Sampai suatu hari terjadilah sebuah peristiwa yang hingga kini tak pernah kulupakan.
Ketika itu, kami dengan seorang kawan sedang bertugas di sebuah pos jalan. Kami asyik ngobrol… tiba–tiba kami dikagetkan oleh sebuah benturan yang amat keras, kami mengedarkan pandangan. Ternyata sebuah mobil bertabrakan dengan mobil lain yang meluncur dari arah yang berlawanan. Kami segera berlari menuju tempat kejadian untuk menolong korban.
Kejadian yang sungguh tragis. Kami lihat dua awak salah satu mobil dalam kondisi sangat kritis, keduanya segera kami keluarkan dari mobil lalu kami bujurkan di tanah.
Kami cepat-cepat menuju mobil satunya. Ternyata pengemudinya telah tewas dengan amat mengerikan. Kami kembali kepada dua orang yang berada dalam kondisi koma. Temanku menuntun mereka mengucapkan kalimat syahadat.
Ucapkanlah: “Laailaaha Illallaah … laailaaha illallaah perintah temanku.
Tetapi sungguh mengherankan, dari mulutnya malah meluncur lagu-lagu. Keadaan ini membuatku merinding. Temanku tampaknya sudah biasa menghadapi orang-orang yang sekarat… kembali ia menuntun korban itu membaca syahadat.
Aku diam membisu, aku tak berkutik dengan pandangan nanar. Seumur hidupku, aku belum pernah menyaksikan orang yang sedang sekarat, apalagi dengan kondisi seperti ini. Temanku terus menuntun keduanya mengulang-ulang bacaan syahadat, tetapi… keduanya tetap terus saja melantunkan lagu tak ada gunanya…
Suara lagunya terdengar semakin melemah.. lemah dan lemah sekali. Orang pertama diam, tak bersuara lagi, disusul orang kedua. Tak ada gerak … keduanya telah meninggal dunia.
Kami segera membawa mereka ke dalam mobil. Temanku menunduk, ia tak berbicara sepatah katapun. Selama perjalanannya ada kebisuan, hening.
Kesunyian pecah ketika temanku mulai bicara. Ia berbicara tentang hakikat kematian dan su’ul khatimah (kesudahan yang buruk). ia berkata:“Manusia akan mengakhiri hidupnya…
Read More ..
Langganan:
Postingan (Atom)